16
2. Kemampuan Belajar Matematika Tunagrahita Ringan
Kemampuan siswa tunagrahita ringan dari segi kognitif pada umumnya terhambat akibat lemahnya intelektual yang dimiliki. Tahapan
proses kognitif menurut Mussen, Conger dan Ragan dalam Mohammad Effendi, 2006:96 melalui; 1 persepsi, 2 ingatan, 3 pengembangan ide,
4 penilaian, 5 penalaran. Sementara itu perkembangan kognitif menurut Piaget
dalam Mohammad
Effendi, 2006:97
melewati periode
perkembangan; 1 periode sensomotor 0-2 tahun, 2 periode praoperasional 2 - 7 tahun, 3 periode operasional konkret 7
– 11 12 tahun, 4 periode operasional formal 11 12
– 13 14 tahun. Menurut Kirk dalam Mohammad Effendi, 2006:98 perkembangan
kognitif siswa tunagrahita ringan berhenti pada tahap operasional konkret. Oleh karena itu, meskipun usia kronologis siswa tunagrahita ringan sama
dengan siswa normal, tetapi prestasi yang diraih berbeda dengan siswa normal. Meskipun demikian, potensi yang dimiliki siswa tunagrahita ringan
masih dapat dikembangkan secara akademik melalui pendidikan khusus. Menurut Mohammad Effendi 2006:98 dampak keterlambatan
perkembangan kognitifnya antara lain; cenderung berpikir konkret dan sukar berpikir, mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, prestasi tertinggi
bidang baca dan tulis sedangkan hitung tidak lebih dari siswa normal setingkat kelas 3
– 4 SD. Kemampuan berhitung siswa tunagrahita ringan melalui pendidikan khusus diajarkan dalam mata pelajaran matematika.
17 Matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan bagi siswa
tunagrahita ringan, hal ini karena matematika secara sadar ataupun tidak selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam
menggunakan uang, kasus tersebut menerapkan konsep dan berfikir matematika yang berdasar dengan kemampuan mengenal kuantitas bilangan
menurut nilai dan tempatnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
belajar matamatika secara kognitif siswa tunagrahita ringan rendah. Meskipun demikian, potensi kemampuan berhitung yang dimiliki dapat
dikembangkan melalui pendidikan khusus dengan memperhatikan tahapan perkembangannya yaitu operasional konkret.
3. Prinsip Dasar Pembelajaran Matematika Siswa Tunagrahita Ringan