Kesehatan Mental Islami Pendidikan Islam

Definisi lain adalah pendapat dari Atkinson yang menerangkan bahwa, “Kesehatan mental dengan kondisi normalitas kejiwaan, yaitu dengan kondisi kesejahteraan emosional kejiwaan seseorang. Pengertian ini di asumsikan bahwa pada prinsipnya manusia dilahirkan dalam keadaan sehat. Atkinson lebih jauh menjelaskan ada enam indikator normalitas kejiwaan seseorang. Pertama, persepsi realita yang efisien. Kedua, dapat mengenali diri sendiri perilaku dan perasaannya. Ketiga, kemampuan untuk mengendalikan perilaku secara sadar. Keempat, harga diri dan penerimaan Kelima, kemampuan dalam membentuk ikatan kasih. Keenam, produktifitas dalam artian menyadari kemampuannya dan dapat diarahkannya pada aktifitas produktifitas. ” 9 Pakar lainnya, Daradjat, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar untuk Kesehatan Jiwa di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1984. Beliau mengatakan tentang kesehatan mental adalah: Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh- sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.. 10 Kesehatan mental seseorang berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. Setiap manusia memiliki keinginan-keinginan tertentu, dan di antara mereka ada yang berhasil memperolehnya tanpa harus bekerja keras, ada yang memperolehnya setelah berjuang mati-matian, dan ada yang tidak berhasil menggapainya meskipun telah bekerja keras dan bersabar untuk menggapainya.

2. Kesehatan Mental Islami

Kesehatan mental Islami adalah membicarakan tentang mental manusia dengan konsep Islam. Menurut Zakiah Daradjat Kesehatan Mental Islami adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi 9 Rita L. Atkinson, et.al., judul asli, Introduction to Psychology, terj. Widjaja Kusuma, Pengantar Psikologi Batam: Interaksara, tt, jilid II, h. 404-406. 10 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Cet.23 Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1996, h. 11-13. kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. 11 Sesungguhnya sehat dan sakitnya jiwamental tergantung kepada normalitas yang ada, misalnya, jika manusia memakan makanan yang tidak cocok untuk badannya, maka badan itu akan manjadi sakit, begitu pula dengan jiwa. Sebagaimana al- Ghazali mengatakan “Sesungguhnya kesehatan badan ada pada normalitas kondisinya, dan sakit badan bersumber dari kecenderungan kondisi badan untuk menjauhi normalitas. Demikian pula, normalitas pada akhlak merupakan kesehatan jiwa, dan kecenderungan untuk menjauhi normalitas adalah penyakit dan gangguan.” 12

3. Pendidikan Islam

Pendidikan –kata ini juga dilekatkan kepada Islam –telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi pandangan dunia weltanschauung masing-masing. Namun, pada dasarnya, semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal, bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 13 Secara filosofis Muhammad Natsir dalam Azra mengatakan dalam tulisan “Idiologi Didikan Islam” menyatakan yakni: “yang dinamakan pendidikan, ialah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan dan kelengkapan a rti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya.” 14 Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dalam konotasi istilah “tabiyah”, “ta’lim”, dan “ta’dib” yang harus 11 Ibid., h. 11-13. 12 Muhammad ‘Utsman Najati, judul asli, Ad-Dirasat an- Nafsaniyyah ‘inda al- ‘Ulama’ al-Muslimin, terj. Gazi Saloom, Jiwa dalam Pandangan Para Filosof Muslim, Cet. 1 Bandung: Pustaka Hidayah, 2002, h. 245. 13 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Cet. 1 Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 4. 14 Ibid. dipahami secara bersama-sama. Lebih terinci lagi, M. Yusuf Qardhawi dalam Azra memberikan pengertian, yakni: “pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Karena itu, Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. 15 Sementara itu Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu “proses menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang dan memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kegenerasi muda serta memindahkan nilai-nilai Islam yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.” 16 Pendidikan menurut al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Zainuddin, et.al, adalah menghilangkan akhlak buruk dan menanamkan akhlak yang baik. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk melahirkan perubahan-perubahan yang progresive pada tingkah laku manusia. 17 Perbedaan pendidikan umum dengan pendidikan Islam adalah titik penekanan tujuan pendidikan yang hendak dicapai yaitu: kesempurnaan manusia, yang puncaknya dekat dengan Allah dan sempurna dunia dan akhirat. Djumransjah, di dalam bukunya berjudul Pendidikan Islam, mengatakan pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat dan bangsa. Dalam makna Pendidikan Islam dapat di artikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan ajaran- 15 Ibid., h. 5. 16 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Cet.1 Bandung: Al- Ma’arif, 1980, h. 92. 17 Zainuddin, et.al., Pendidikan Islam: dari Paradigma Klasik Hingga Kontemporer, Cet. 1 Malang: UIN-Malang Press, 2009, h. 166-167. ajaran Islam. 18 Dalam bahasa Arab, para pakar pendidikan pada umumnya menggunakan kata tarbiyah untuk arti pendidikan. 19 Di sini pendidikan Islam merupakan suatu proses pembentukan induvidu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah swt.

4. Perspektif