Pembahasan ini diyakini penting dan bermanfaat karena beberapa alasan berikut ini:
1. Sebagai bahan perbandingan dan rujukan bagi penelitian lain yang
ingin meneliti permasalahan dan tema yang sama, dimasa yang akan datang.
2. Menambah khazanah literatur kajian Islam, terutama dalam konsep
kesehatan mental Islami. 3.
Khusus bagi penulis, sebagai khazanah ilmu dan pengalaman dalam mengadakan penelitian disekolah, dan keguanaan lain bagi peneliti
untuk mencapai gelar Master of Art, di program Pascasarjana IAIN- SU Medan.
4. Dalam jangka panjang, penelitian ini diharapkan mampu berguna
bagi landasan kritis dan analisis terhadap teori-teori kesehatan mental barat.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas serta menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami istilah yang dipakai dalam tesis
ini, maka dipandang perlu dibuat penjelasan terhadap istilah-istilah tersebut, yaitu :
1. Kesehatan Mental
Para ahli telah memberikan uraian yang cukup banyak untuk menjelaskan makna dari kesehatan mental. Fahmi, sebagaimana dikutip oleh
Mujib di dalam bukunya Nuansa menerangkan beberapa pendapat tentang makna atau pengertian kesehatan mental di antaranya: Pertama
“kesehatan mental negatif adalah terhindarnya seseorang dari segala Neurosis dan Psikosis.
Kedua kesehatan mental positif adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungsn sosial.
8
8
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Cet. 1 Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h. 133.
Definisi lain adalah pendapat dari Atkinson yang menerangkan bahwa, “Kesehatan mental dengan kondisi normalitas kejiwaan, yaitu dengan kondisi
kesejahteraan emosional kejiwaan seseorang. Pengertian ini di asumsikan bahwa pada prinsipnya manusia dilahirkan dalam keadaan sehat. Atkinson lebih
jauh menjelaskan ada enam indikator normalitas kejiwaan seseorang. Pertama, persepsi realita yang efisien. Kedua, dapat mengenali diri sendiri perilaku dan
perasaannya. Ketiga, kemampuan untuk mengendalikan perilaku secara sadar. Keempat, harga diri dan penerimaan Kelima, kemampuan dalam membentuk
ikatan kasih. Keenam, produktifitas dalam artian menyadari kemampuannya dan dapat diarahkannya pada aktifitas produktifitas.
”
9
Pakar lainnya, Daradjat, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar untuk Kesehatan Jiwa di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1984.
Beliau mengatakan tentang kesehatan mental adalah: Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-
sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat..
10
Kesehatan mental seseorang berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. Setiap manusia memiliki
keinginan-keinginan tertentu, dan di antara mereka ada yang berhasil memperolehnya tanpa harus bekerja keras, ada yang memperolehnya setelah
berjuang mati-matian, dan ada yang tidak berhasil menggapainya meskipun telah bekerja keras dan bersabar untuk menggapainya.
2. Kesehatan Mental Islami