Rata-rata Jumlah Obat yang Digunakan per Lembar Resep

B. Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik

Pengukuran dengan menggunakan indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui kecenderungan peresepan obat dengan nama generik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase peresepan obat dengan nama generik adalah 22,78. Hasil penelitian yang dilakukan oleh WHO sebesar 59,00 Quick et al, 1997. Diagram penggunaan obat dengan nama generik di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Desember 2006 – November 2007 dapat dilihat pada gambar 2. Non Generik 77,22 Generik 22,78 Gambar 2. Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik untuk Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Desember 2006 – November 2007 Tabel 6. Hasil Penelitian Terdahulu Persentase Peresepan dengan Nama Generik Indikator Peresepan WHO 1993 Penelitian Terdahulu Maharia 2008 78,21 Quick 1997 59,00 Permatasari 2007 45,90 Utami 2007 38,06 Handayani 2006 34,93 Rahayu 2007 31,06 Sindudisastra 2008 24,33 Kristanto 2008 22,32 obat dengan nama Generik Sudarmono 2007 15,22 Dilihat dari hasil yang ada, penggunaan obat dengan nama generik di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta masih sangat rendah. Hal itu menunjukkan bahwa dokter lebih mengutamakan peresepan obat non generik daripada obat generik dalam pengobatan pasien. Hal itu dibahas sebagai berikut : Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta merupakan rumah sakit swasta, yang pasien pelanggannya didominasi oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, sehingga kecenderungan untuk meresepkan obat paten diprediksi tidak akan membebani pasien, fokusnya adalah pelayanan kesehatan yang optimum, sedangkan kewajiban menggunakan obat generik hanya berlaku di unit-unit pelayanan kesehatan pemerintah. Permasalahan tersebut dapat diperkecil apabila dokter lebih memperhatikan situasi dan kondisi serta kemampuan ekonomi pasien.

C. Persentase Peresepan Antibiotik

Pengukuran dengan menggunakan indikator tersebut bertujuan untuk mengukur penggunaan antibiotik, karena obat ini sering digunakan secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kerugian, diantaranya terjadi resistensi obat dan pemborosan biaya terapi sehingga penggunaan obat ini menjadi tidak sesuai dengan kondisi kebutuhan pasien. Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta diperoleh persentase penggunaan antibiotik sebesar 15,35. Hasil penelitian yang dilakukan oleh WHO sebesar 43,00 Quick et al, 1997. Diagram penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Desember 2006 – November 2007 dapat dilihat pada gambar 3. Non Antibiotik 84,65 15,35 Antibiotik Gambar 3. Persentase Peresepan Antibiotik untuk Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Desember 2006 – November 2007 Tabel 7. Hasil Penelitian Terdahulu Persentase Peresepan Antibiotik Indikator Peresepan WHO 1993 Penelitian Terdahulu Quick 1997 43,00 Sudarmono 2007 24,42 Handayani 2006 21,25 Rahayu 2007 20,30 Utami 2007 20,12 Permatasari 2007 17,07 Sindudisastra 2008 16,96 Kristanto 2008 15,44 Antibiotik Maharia 2008 14,83 Hasil penelitian di RSPRY jika dibandingkan dengan hasil penelitian di rumah sakit lain, maka hasil penelitian di RSPRY ada di antara Kristanto dan Maharia, berada di peringkat dua terbawah. Hal ini berarti penggunaan antibiotik di RSPRY relatif rendah, menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik di RSPRY tidak berlebih, sehingga dapat mencegah terjadinya resistensi obat. Tabel 8. Persentase Golongan Antibiotik yang Diresepkan untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada Periode Desember 2006 – November 2007 No Penggolongan Jenis Jumlah Resep Persentase Total Persentase Amoxycillin 118 22,65 CO Amoxiclave 17 3,26 Penicillin Sultamicillin 2 0,38 26,29 Cefadroxile 34 6,53 Cefixime 7 1,34 Cephalexin 5 0,96 Cephradine 5 0,96 Ceftriaxone 3 0,58 Cephrozile 2 0,38 Cefuroxime 2 0,38 Cefotaxime 2 0,38 Cephalosporin Cefoperazone 2 0,38 11,89 Meropenem 4 0,77 Other Group of Beta Laktam Imipenem 2 0,38 1,15 Tetracyclin Doxycyclin 8 1,54 1,54 Gentamycin 31 5,95 Kanamycin 2 0,38 Aminoglikoside Netromycin 1 0,19 6,52 Spiramycin 13 2,50 Erithromycin 8 1,54 Roxithromycin 4 0,77 Macrolide Clarithromycin 1 0,19 5,00 Ciprofloxacin 56 10,75 Levofloxacin 9 1,73 Quinolon Pefloxacin 2 0,38 12,86 Antibacterial Combination Cotrimoxazol 27 5,18 5,18 Chloramphenicol 25 4,80 1 Antibiotics Others Clindamycin 23 4,41 9,21

Dokumen yang terkait

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

2 111 87

Gambaran kebutuhan keluarga pasien di ruang rawat ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

23 175 73

Evaluasi interaksi obat pada pasien pediatrik demam tifoid di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan periode Januari 2014 - Desember 2014

3 67 100

Pengaruh kualitas pelayanan kepuasan dan citra terhadap Loyalitas pasien pada Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta : studi kasus mahasiswa uin jakarta pasien rawat jalan poli umum

3 38 144

Evaluasi penggunaan obat anti muntah pada pasien Retinoblastoma anak yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais

2 13 80

Analisis potensi interaksi obat diabetes melitus pada resep obat pasien rawat jalan di RSAL Dr. Mintohardjo

3 34 84

Prevalensi diare pada pasien balita rawat jalan di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada, Tangerang Selatan bulan April-Juni tahun 2010

1 17 47

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Obat - Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 16

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 14