2. Mutu Obat Generik
Tidak ada perbedaan kandungan antara obat generik dan obat paten. Efektivitas obat generik tidak berbeda dengan obat paten karena dalam
membuat obat generik Perusahaan Farmasi harus mengikuti Cara Pembuatan Obat yang Baik atau CPOB. Aturan tersebut menentukan kandungan obat
yang harus terdapat dalam obat generik setelah melalui pengujian pemerintah, produsen baru bisa mencantumkan logo generik pada kemasannya Anonim,
1996. Untuk lebih meningkatkan dan meratakan pelayanan kesehatan perlu
penyediaan obat-obatan yang bermutu secara merata dengan harga terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu perlu peningkatan keterjangkauan obat oleh
masyarakat, salah satu strategi yang ditempuh oleh Departemen Kesehatan adalah menyediakan Obat Generik Berlogo OGB. Anonim, 2004.
Pemasyarakatan obat generik oleh Pemerintah dipertegas dan didorong melalui penerapan Daftar Obat Esensial Nasional DOEN yang dimaksudkan
untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya
yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk memperluas, meratakan, dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat Anonim, 2004.
D. Antibiotik
Antibiotik adalah zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme pada tubuh manusia yang diklasifikasikan menjadi
penisilin, anti-infeksi dermatologis, agen anti-infeksi ophtalmologis, obat antidiare, dan antibakteri lain Anonim, 1993.
Pemilihan antibiotik yang akan digunakan harus berdasarkan hal-hal berikut Mehtar, 1992 : spektrum aktivitas bakteri, keamanan meliputi interaksi,
baik langsung maupun tidak langsung dengan obat lain, tujuan untuk profilaksis atau terapi, baik terapi empirik maupun terapi target, rute pemberian yang
diinginkan, biaya, kemungkinan ada alternatif lain yang lebih murah dengan efektivitas setara.
Pemakaian antibiotik yang rasional adalah apabila antibiotik dipakai dengan indikasi yang tepat, pemilihan yang tepat, regimen yang tepat dosis, cara
pemberian, dan lama pemberian, serta waspada terhadap kemungkinan terjadinya efek yang tidak diinginkan Widodo, 2005.
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional, akan menimbulkan dampak negatif seperti : terjadinya kekebalan kuman terhadap berbagai jenis antibiotika
di rumah sakit resistensi kuman terhadap antibiotik akan memperbesar kemungkinan infeksi nosokomial, meningkatnya kejadian efek samping obat,
biaya pelayanan kesehatan menjadi tinggi Gardjito, 1990. Beberapa masalah yang bisa terjadi sebagai penyebab penggunaan salah
atau penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah : diagnosis yang keliru, tidak dilakukan pemeriksaan mikrobiologi atau hasil pemeriksaan mikrobiologi
tidak dapat dipercaya, tidak mengetahui jenis kuman yang paling mungkin menimbulkan infeksi pada suatu organ tubuh, tidak menyadari perubahan pola
resistensi kuman terhadap antibiotika dalam jangka waktu tertentu, dan pada