Analisis Chi Square Kai Kuadrat

Tabel 5.2 Nilai Frekuensi Harapan fh Sikap terhadap produk fashion berdasarkan Jenis kelamin Sikap Laki- laki Wanita Jumlah Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 16,8 7,84 21,28 10,08 13,2 6,16 16,72 7,92 30 14 38 18 56 44 100 Sumber : data primer Tabel 5.3 Perhitungan Kai Kuadrat sikap terhadap produk fashion berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Sikap fo fh fo- fh fo-fh² fo-fh² fh Laki- laki Wanita Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak setuju 13 10 21 12 17 4 17 6 16,8 7,84 21,28 10,08 13,2 6,16 16,72 7,92 -3,8 2,16 -0,28 1,92 3,8 -2,16 0,28 -1,92 14,44 4,6656 0,0784 3,6864 14,44 4,6656 0,0784 3,6864 0,859524 0,595102 0,003684 0,365714 1,093939 0,757403 0,004689 0,465455 Jumlah 4,14551 Hasil di atas dihitung secara manual yang mana X² hitung adalah 4,146 dan X² tabel dengan derajat kebebasan : db = baris -1kolom-1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI db = 4-12-1=3 jadi X² tabel dengan derajat kebebasan 3 adalah 7,814. Karena banyaknya variabel yang diteliti maka penulis juga menyajikan hasil perhitungan kuantitatif yang dihitung melalui SPSS 11 Lihat lampiran 5 dengan menggunakan Chi Square X² hitung adalah 4,146 sedang X² tabel dengan derajat kebebasan 3 adalah 7,814 hal ini menunjukkan Ha ditolak dan Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion ditinjau dari jenis kelamin. Gambar 3 Gambar daerah penerimaan dan penolakan berdasarkan jenis kelamin 2 Menguji hubungan karakteristik konsumen dengan sikap konsumen berdasarkan pendapatan. Untuk menguji hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen maka hasilnya adalah: Daerah Tolak H Daerah Diterima H 7,814 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.4 Frekuensi Observasi FoSikap Terhadap Produk fashion Berdasarkan Pendapatan SIKAP Jml Sangat tdk baik Tidak baik Cukup Baik Sangat Baik 1 2 3 4 5 =500.000 501.000-700.000 701.000-900.000 901.000-1.100.000 1.100.000 4 11 3 8 26 4 13 1 5 22 3 17 72 11 Jml 18 38 14 30 100 Sumber : Data Primer Hasil perhitungan kuantitatif Lihat lampiran 5 dengan menggunakan Chi Square X² hitung adalah 5,005 sedang X² tabel dengan derajat kebebasan 6 adala h 12,5916 hal ini menunjukkan H a ditolak dan H o diterima artinya tidak terdapat hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion dilihat dari segi pendapatan, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan sikap konsumen dalam pembelian produk fashion. Gambar 4 Gambar daerah penerimaan dan penolakan berdasarkan pendapatan Daerah Tolak H Daerah Diterima H 12,5916 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Menguji hubungan karakteristik konsumen dengan sikap konsumen berdasarkan Usia Untuk menguji hubungan sikap konsumen antar variabel yaitu jenis kelamin, pendapatan, usia, pekerjaan dengan sikap konsumen yang meliputi produk, harga, lokasi dan promosi berdasarkan Chi Square maka hasilnya adalah : Tabel 5.5 Frekuensi Observasi FoSikap Terhadap Produk fashion Berdasarkan Usia Sikap Jml Sangat tdk baik Tidak baik Cukup Baik Sangat Baik 1 2 3 4 25 th 26th-35 th 36th-45 th =46 th 6 7 4 1 7 17 8 6 4 7 2 1 9 16 4 1 26 47 18 9 Jml 18 38 14 30 100 Hasil perhitungan kuantitatif lihat lampiran 5 dengan menggunakan Chi Square X² hitung adalah 6,161 sedang X² tabel dengan derajat kebebasan 9 adalah 16,9190 hal ini menunjukkan H a ditolak dan H diterima artinya dari segi usia tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap konsumen dengan pembelian produk fashion artinya dalam keputusan pembelian produk fashion , usia responden tidak menentukan keputusan pembelian merk fashion tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 5 Gambar daerah penerimaan dan penolakan berdasarkan usia 4 Menguji hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion berdasarkan pekerjaan. Untuk menguji hubungan karakteristik konsumen yaitu jenis kelamin, pendapatan, usia, pekerjaan dengan sikap konsumen yang meliputi produk, harga, lokasi dan promosi berdasarkan Chi Square maka kesimpulan yang diambil adalah : Tabel 5.6 Frekuensi Observasi FoSikap Terhadap Produk fashion Berdasarkan Pekerjaan Sikap Jml Sangat tdk baik Tidak baik Cukup Baik Sangat Baik 1 2 3 Pelajarmahasiswa Pegawai Swasta Pegawai Negeri 9 8 1 22 15 1 11 2 1 23 4 3 65 29 6 Jml 18 38 14 30 100 Hasil perhitungan kuantitatif lihat lampiran 5 dengan menggunakan Chi Square X² hitung adalah 10,000 sedang X² tabel dengan derajat kebebasan 6 adalah 12,5916 hal ini menunjukkan H a ditolak dan H diterima Daerah Tolak H Daerah Diterima H 16,9190 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion atau dengan kata lain dalam keputusan pembelian produk fashion, pekerjaan responden tidak menentukan keputusan pembelian produk fashion tersebut. Gambar 6 Gambar daerah penerimaan dan penolakan berdasarkan pekerjaan

E. Analisis Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi dalam penelitian ini penulis gunakan untuk mengukur seberapa kuatkah hubungan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan uang saku dengan sikap konsumen produk fashion di Matahari. Setelah diketahui hasil dari Chi Square maka dapat diketahui seberapa kuatkah hubungan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan uang saku dengan sikap konsumen lihat lampiran 5. Daerah Tolak H Daerah Diterima H 12,5916 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 6.1 Intepretasi nilai koefisien kontingensi Keterangan Nilai Koefisien Kontingensi Intepretasi Hubungan jenis kelamin dengan sikap konsumen 0.214 Lemah Hubungan pendapatan uang saku dengan sikap konsumen 0.202 Lemah Hubungan usia dengan sikap konsumen 0.067 Sangat lemah Hubungan pekerjaan dengan sikap konsumen 0.185 Sangat lemah

II. Pembahasan

Dari semua perhitungan di atas diketahui bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion, baik dari segi jenis kelamin, usia, pekerjaan maupun pendapatan. Hal ini berarti dalam pembelian produk fashion jenis kelamin, usia, pekerjaan, maupun pendapatan tidak turut mempengaruhi konsumen. Tidak adanya hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion ditinjau dari jenis kelamin karena jenis kelamin tidak menentukan dalam pembelian produk. Artinya konsumen laki – laki atau perempuan sama-sama dapat melakukan pembelian produk fashion di Matahari Departement Store . Mereka lebih mengutamakan tren saat ini yang sesuai dengan jenis kelamin mereka apabila mereka menyukai model baju atau fashion oleh sebab itu harus diperhatikan karakteristik konsumen, misalnya laki- laki menyukai model fashion yang seperti apa, perempuan menyukai model yang seperti apa sehingga pihak Matahari bisa mengetahui selera yang disukai konsumen, bila hal ini bisa dilakukan maka akan menguntungkan pihak perusahaan, karena dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tidak adanya hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion ditinjau dari segi pendapatan karena bila seorang konsumen menyukai suatu produk mereka akan mengabaikan pendapatan, mereka cenderung berpikir uang akan dapat diperoleh lagi, mereka akan membeli suatu produk apabila menyukainya tanpa memperhatikan harga apakah sesuai dengan pendapatan yang mereka terima per bulan atau tidak. Tidak adanya hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion dari segi usia dikarenakan banyak orang yang sudah berumur tetapi mereka cenderung memilih model untuk anak remaja dengan alasan untuk menutupi umur mereka dan mengikuti tren saat ini. Oleh sebab itu sikap konsumen dalam pemilihan produk fashion di Matahari tidak mengenal usia. Matahari menyediakan fashion untuk anak-anak sampai orang dewasa. Hal ini yang menguntungkan Matahari karena semua kalangan dapat membeli produk fashion sesuai kebutuhan mereka. Tidak adanya hubungan antara pekerjaan dengan sikap konsumen dapat dilihat seorang pegawai negeri membeli produk fashion sama dengan konsumen yang bekerja sebagai pegawai swasta, mereka hanya beda selara karena masing- masing menyukai model yang berbeda tanpa harus meperhatikan status pekerjaan mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hasil analisis Koefisien Kontingensi menunjukkan nilai hubungan yang lemah dan sangat lemah. Nilai Koefisien Kontingensi yang berkisar antara 0,185 sampai 0,214 membuktikan bahwa kekuatan hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen adalah lamah. Hal ini berarti antara jenis kelamin, pendapatan uang saku, usia dan pekerjaan tidak ada hubungannya dengan sikap konsumen produk fashion.