Kata Untuk Kalimat Kata dalam Bait
32
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Profesional Kompetensi G
Lalu bagaikan di alam mimpi, seorang perempuan tiba-tiba saja berdiri tegap di hadapanku. Suasanapun kembali hening.
Senyap. Bahkan aku mendengar hembusan nafasku. Wajahnya nampak berseri. Ia memiliki pandangan tajam yang
hanya dimiliki kaum raja. Namun dibalik ketajaman dan ketegasannya, sebuah anugerah tak ternilai ada pada
senyumannya. Sebuah senyuman yang amat menentramkan. Ia mengalihkan pandangannya kepadaku. Amat perlahan.
Menatapku lamat-lamat. Seperti seorang Ratu kepada putrinya. Lalu katanya,
Putriku... Suaranya lembut seperti aliran sungai sekaligus kuat laksana deburan ombak.
Ingin kuuntai kata-kata seindah-indahnya laksana kalung permata. Ingin kususun secermat-cermatnya; kurangkai
secantik-cantiknya, agar engkau menerima nasehatku ini... Betapa hatiku pedih. Mengeyanggkan nasibmu itu. Di ujung
dunia yang tak menentu. Betapa jiwaku lara, setiap kali merindukanmu. Ingin kubawa dirimu dari dunia yang tak
mengenal cinta. Dengarkanlah olehmu wahai Putriku Dunia ini begitu kecil
bagi mereka yang berjiwa agung. Segemerlap apapun, tiada godaan yang menembusnya. Sehebat apapun gelimang harta,
tiada pernah dapat mematahkan ketentraman hatinya. Tetapi dunia ini begitu besar bagi jiwa yang rendah. Dengar
Dengarlah olehmu wahai Putriku
Itulah dua contoh dalam menciptakan suasana. Fungsi dari suasana yang dibangun adalah kesan secara keseluruhan dari puisi. Tiga
proses di atas: tema, pilihan kata, dan suasana hanyalah sedikit dari cara membuat puisi yang baik dan indah.