Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Profesional Kompetensi G 85 sering diiringi oleh ketawa, menangis, membenci seorang pelaku, dan sebagainya. 2. Pembaca yang telah dapat melihat dalamnya perasaan atau jika mereka telah dapat mengungkapkan rahasia kepribadian para pelaku satu drama berarti selangkah lebih maju dari pembaca di atas, Pada tingkat ini pembaca drama tidak saja menikmati kejadian-kejadian dalam drama secara badaniah, tetapi lebih banyak pada apa yang terjadi dalam pikiran pelaku. 3. Pembaca drama yang telah dapat membandingkan satu drama dengan yang lain dan dapat memberikan pendapatnya mengenai satu karya, juga telah dapat membaca karya yang lebih sukar dengan kenikmatan. 4. Pembaca yang telah dapat melihat keindahan susunan dialog, setting simbolis, pemakaian kata-kata yang berirana yang disajikan oleh sastrawan, telah mampu memberi respons pada daya sastra yang merangsang mereka berpikir dan memberi respons pada seni yang disajikan sastrawan. LK-07. Bekal pengetahuan seorang aprisiator dalam mengapresiasi sebuah karya Bekal pengetahuan seorang apresiator dalam mengapresiasi karya sastra meliputi: 1 pengetahuan tentang drama, 2 pengetahuan tentang manusia, 3 pengatahuan tentang kehidupan, dan 4 pengetahuan tentang bahasa. LK-08. Ditinjau dari aktivitas batiniahnya, terdapat tiga tahapan pokok dalam mengapresiasi drama yaitu; 1 keterlibatan jiwa sang apreisator, 2 pemahaman dan penghargaan terhadap cara-cara penulisan yang digunakan oleh sang penulis, dan 3 pendialogan antara hasil pemahamannya terhadap drama yang dibaca dengan hasil pengamatan, penghayatan, dan pemahamannya terhadap kehidupan sekitarnya. LK-09. Ketika berlatih berdialog ada beberapa hal yang harus diperhatikan 1. Dialog harus diucapkan secara jelas 86 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Profesional Kompetensi G 2. Wajar dan menarik 3. Mendukung nilai gerak 4. Mampu menampilkan karakter tokoh LK-10. Penggalan drama 1 Agaknya budaya modern yang memusingkan otak seorang guru desa seperti saya sudah demikian berakarnya di hati anak-anak muda kita. 2 Dan yang lebih menakutkan sudah mulai menjalar dan menyentuh anak desa, termasuk anak saya. 3 Good morning Pak Marjuki, how are you hari ini? tanya seseorang mengagetkanku. 4 Rasa kagetku berubah jadi takjub, bingung, dan takut. 5 Di depanku berdiri sesosok makhluk modern, mirip yang ada di sinetron televisi. 6 Aku begitu ketakutan sampai tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. 7 Ternyata sulur-sulur akar modernisasi mulai menjalar ke tempatku mengajar. 8 Damainya hutan pinus di lereng gunung yang memagari dusun kecil ini mulai terusik oleh keganasan budaya gaul. 9 Bahkan di depanku korban gaul seolah mau menerkamku. 10 Betapa tidak, Bu Guru Istikomah datang dengan tampang baru, rambutnya yang ikal panjang hitam indah, kini berubah lurus bagai sapu ijuk kena percikan cat cokelat. Berdasarkan penggalan drama di atas, maka pembuktian watak tokoh aku pencemas yang terdapat pada kutipan di atas adalah terdapat pada kalimat 1,4, dan 6. 1. Agaknya budaya modern yang memusingkan otak seorang guru desa seperti saya sudah demikian berakarnya di hati anak-anak muda kita. 4. Rasa kagetku berubah jadi takjub, bingung, dan takut. 6. Aku begitu ketakutan sampai tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.