33
Gambar 2.1 Bagan Prinsip Dasar Analisis Subjek
Sumber : Buku Pengetahuan Dasar Kepustakaan, 2010 : 120
Menurut suwarno 2010 : 120 tiga bagian besar analisis subjek adalah 1.
Disiplin ilmu yaitu buku yang dianalisis harus masuk ke dalam disiplin ilmu tertentu;
2. Objek bahasan atau fenomena yaitu setelah ditemukan disiplin ilmu
tertentu buku harus jelas membahas tentang suatu kajian atau fenomena tertentu dalam disiplin ilmu;
3. Bentuk yaitu setelah ditemukan bentuk objek kajian atau fenomenanya
buku harus disajikan dalam suatu bentuk tertentu.
1. Disiplin Ilmu
Disiplin ilmu adalah istilah yang digunakan untuk satu bidang atau satu cabang keilmuan. Misalnya Hukum, Kimia, atau Sosiologi. Disiplin ilmu merupakan bidang
atau cabang keilmuan. Dalam analisis subjek, pertama kali yang harus ditentukan adalah disiplin ilmu
atau bidang ilmu pengetahuan yang dicakup oleh bahan pustaka yang dianalis. Contoh buku berjudul “Perkembangan Koperasi Sepuluh Tahun Terakhir”. Maka dapat
ditentukan bahwa disiplin ilmu untuk judul buku adalah “ekonomi”. Kemudian dapat ditentukan pula objek pembahasannya yang juga sebagai fasetnya adalah “koperasi”.
Dan pada konsep ketiga, yang harus ada adalah bentuk, maka bentuk penyajian buku adalah sejarah, mengingat unsur waktu atau perkembangan dari waktu ke waktu sangat
dominan.
Disiplin ilmu dapat dibedakan 2 dua kategori, yaitu: 1.
Disiplin fundamental merupakan bagian utama ilmu pengetahuan. Bidang- bidang pengetahuan dasar yaitu ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu alamiah, dan
ilmu-ilmu kemanusiaan.
2. Sub-Disiplin merupakan bidang spesialisasi dalam satu disiplin
fundamental. Misalnya dalam disiplin fundamental ilmu-ilmu alamiah, sub-disiplin yang merupakan spesialisasi atau cabangnya adalah fisika,
biologi, sosiologi, ekonomi, dan politik. Disiplin ilmu sub
disiplin ilmu Disiplin Ilmu sub
disiplin ilmu ilmu 2
Intelektual Objek Bahasa Fenomena
Bentuk
Penyajian Fisik
Universitas Sumatera Utara
34
2. Objek pembahasan atau fenomenatau objek
Objek pembahasan atau fenomena ialah benda atau wujud yang menjadi titik kajian dari suatu disiplin ilmu. Misalnya dalam buku berjudul “pendidikan wanita”,
pendidikan merupakan disiplin ilmu dan wanita merupakan objek atau titik kajiannya dari disiplin ilmu pendidikan. Objek kajian merupakan bagian dari disiplin ilmu, atau
dengan kata lain fenomena atau objek kajian dapat ditentukan setelah disiplin ilmu dalam suatu bahan pustaka sudah ditentukan. Fenomena berperan sebagai konsep subjek
dalam analisis subjek. Konsep subjek menunjukkan tema suatu bahan pustaka.
Fenomena yang sama dapat dikaji oleh disiplin ilmu yang berbeda, tetapi penentu golongan utama adalah disiplin ilmu yang membawahi fenomena tersebut.
Dengan kata lain, fenomena berperan sebagai konsep subjek dalam analisis subjek. Konsep subjek menunjukkan tema suatu bahan pustaka.
Fenomena yang dikaji oleh berbagai disiplin ilmu dapat dibedakan atas dua kategori yaitu:
1. Objek konkret, misalnya gedung, meja, buku.
2. objek abstrak misalnya moral, hukum, adat, pintar, nakal.
Fenomena dapat dikaji dari satu atau beberapa disiplin ilmu. Fenomena yang dikaji tersebut dikelompokkan berdasarkan suatu ciri yang dimiliki bersama. Ciri
pembagian itu disebut dengan “faset”. Suatu disiplin ilmu pengetahuan dapat ditinjau menurut sejumlah faset misalnya
bidang sosial dapat ditinjau antara lain menurut demokrasi, yang akan diperoleh : lingkungan, kependudukan, dan lain-lain. Atau, jika ditinjau dari interaksi social akan
diperoleh: komunikasi, psikologi sosial, dan lain-lain.
Menurut Ranganathan, seorang ilmuan dan pustakawan dari india yang pernah menciptakan sistem klasifikasi yang disebut ”colom classification”, untuk membantu
para pengklasifikasi bahan pustaka dalam melakukan analisis subjek, suatu fenomen atau faset dapat dianalisis dengan memberikan urutan factor-faktornya, yang disingkat
PMEST, yaitu P personality, M matter, E energy, S space, dan T time.
− P
= Personality wujud, meliputi jenis, produk, atau tujuan
− M
= Matter bahan atau material
− E
= Energi kegiatan atau masalah
− S
= Space tempat geografis
− T
= Time waktu
Sebagai contoh buku yang berjudul “ Pendekatan dalam penyusunan organisasi sekolah tahun 2005 di Indonesia”, urutannya dapat ditentukan sebagai berikut:
− P Personality : Sekolah
− M Matter
: Organisasi −
E Energi : Penyusunan
− S Space
: Indonesia −
T Time : Tahun 2005 Secara lengkap susunan analisis subjek adalah
− DISIPLINPMESTBENTUK
Universitas Sumatera Utara
35
3. Bentuk