peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksikannya Sobur, 2001 :88
Setiap upaya “menceritakan” sebuah peristiwa, keadaan, benda atau apapun, pad hakekatnya dalah usaha mengkonstruksikan realitas. Penggunaan
bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas ikut menentukan bantuk konstruksi realitas
yang sekaligus menentukan makna yang muncul darinya. Bahkan menurut Hamad, bahasa bukan Cuma mampu mencerminkan realitas tetapi sekaligus
menciptakan realitas Sobur, 2001 : 90 Dalam rekonstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsure utama.
Bahasa merupakan insrtumen pokok untuk mencerminkan reakitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alatnarasi media
Sobur, 2001 : 91
2.1.2 Ideologi Media
Pemahaman terhapad media sebagai agen konstruksi sosial mengakibatkan pemahaman tertentu pula pada berita hasil keja wartawan. Media tidak hanya
sekedar sebagai mekanisme penyebaran informasi yang ampuh, tetapi lebih dari itu, media merupakan suatu organisasi yang kompleks dan institusi sosial yang
penting dalam masyarakat. Struktur ideology dominan dianut media akan lebih banyak diabadikan oleh medi melalui berita-beritanya. Little John, 1991
Teori tentang ideology media diatas termasuk dalam teori kritik Marxist dan aliran Frankfurt. Teori ini melihat media sebagai alatkonstruksi budaya dan
menempatkan lebih banyak perhatian pad aide dari pada benda yang bersifat material. Dengan cara berpikir seperti ini, media menunjuk pada dominasi
ideology para elit yang diraih dengan manipulasi cerita dan symbol, yang pada dasarnya menguntungkan kepentingan kelas dominan tertentu. Ibid, 1991 : 131
Seperti disebutkan diatas, dalam pembuatan berita selalu melibatkan pandangan dan ideology wartawan atau bahkan media yang bersangkutan.
Ideologo ini menentukan aspek fakta dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang. Artinya jika seorang wartawa menulis berita dari salah satu sisi,
menampilkan sumber dari satu sisi pihak dan memasukkan opininya pada berita, semua itu dilakukan dalam rangka pembenar tertentu. Dapat dikatakan media
bukanlah merupakan sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya, tetapi kelompok dan ideology
yang domonan dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam berita-beritanya. Eriyanto, 2000 : 90
Pada kenyataannya, berita di media massa tidak perna netral dan obyektif. Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapun selalu dapat ditemikan
adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain yang mencerminkan pemihakan media pada salah satu kelompok atau ideology tertentu.
Bahasa ternyata tidak lepas dari subyektivitas sang wartawan dalam mengkonstruksi realitas. Dengan mengetahui bahasa yang digunakan dalam
berita, pada saat itu juga kita dapat menemukan ideology yang dianut oleh wartawan dan media yang bersangkutan.
Konsep ideology bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan dari pada fakta yang lain, walaupun hal itu
merugikan pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol dari pada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan
kepada pihak tertentu. Artinya ideology wartawan dan media bersangkutanlah yang secara strategis menghasilkan berita-berita seperti itu. Di sini dapat
dikatakan media merupakan inti instrument ideology yang tidak dipandang sebagai zona netral dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi
media lebih sebagai subyek yang mengkonstruksikan realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan kepada khalayak.Eriyanto,
2000:92 Media massa sebagai pendefinisi, tidak dapat dipisahkan dari saling
keterkaitan bahasa, pengetahuan dan kekuasaan yang beroperasi dibalik bahasa yang digunakan media dalam pemberitaannya. Dengan kata lain, perbincangan
tentang media selalu berkaitan dengan ideology yang membentuknya, yang pada akhirnya ideology tersebut akan mempengaruhi bahasa gaya, ungkapan,
kosakata yang digunakan dan pengetahuan kebenaran, realitas yang dihasilkan. Piliang, 2000
2.1.3 Berita dan Nilai Berita