2.2 Kerangka Berfikir
Penelitian ini berangkat dari adanya fenomena media, dimana pada periode februari sampai dengan maret 2011 surat kabar Jawa Pos memuat
pemberitaan tentang adanya pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI. Jawa Pos sebagai surat kabar nasional memuat pembaritaan tentang “pencalonan
Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI” yang terdiri dari 17 berita. Berita
tersebut dianalisis
menggunakan analisis framing model Pan dan Kosicki, dalam model ini banyak diadaptasi pendekatan linguistic dengan
memasukkan elemen seperti pemakaian kata, pemilihan stuktur dan bentuk kalimat yang mengarahkan bagaimana peristiwa dibingkai media. Pan dan
Kosicki mengoprasionalisasikan beberapa dimensi struktur teks berita sebagai perangkat analisis framing, antara lain, sintaksis, skrip, tematik dan retoris.
Media pada dasarnya adalah berhubungan dengan pembentukan realitas. Realitas bukan sesuatu yang sudah tersedia, yang kemudian ditampilkan wartawan
dalam pesan-pesan berbentuk berita. Wartawan dengan ideology medianya yang kemudian membuat cerita-cerita tertentu dalam berita dengan cara mengurutkan,
membuat teratur, menjadi mudah dipahami, dengan memilih aktor-aktor dan sumber-sumber yang diwawancarai sehingga ia membentuk suatu kisah yang
dibaca khalayak. Dari latar belakang tersebut diatas, maka paradikma konsep dan secara teoritis, tetapi juga digunakan sebagai kerangka berfikir kajian dalam
penelitian ini.
Pola pikir dalam penelitian ini bartolak dari konstruksi sosial, dimana wartawan dalam mengkostruksi berita pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua
umum PSSI dituangkan dalam bentuk berita yang disebarkan melalui surat kabar yakni Jawa Poas yang dibaca oleh khalayak atau sekelompok masyarakat. Ketika
berita tersebut dibaca maka berita tersebut bukan sekedar informasi, hiburan, ataupun edukasi, namun juga proses konstruksi oleh wartawan terhadap realitas
peristiwa pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis framing. Analisis framing digunakan untuk mengetahui
bagaimana realitas peristiwa, aktor, kelompok dan lain sebagainya dikonstruksi oleh media. Metode ini merupakan suatu metode yang memberikan gambaran
atau fenomena atau fakta tertentu secara terperinci yang akhirnya diperoleh hasil pemaknaan yang lebih jelas mengenai fenomena atau fakta yang diteliti.
Sedangkan metode kualitatif digunakan karena metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. moleong, 2002 : 5 Dengan cara apa, teknik apa, peristiwa ditekankan dan ditonjolkan wartawan. Apakah ada bagian
dari berita itu dihilangkan, luput atau malah disembunyikan dalam pemberitaan. Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknis jurnalistik, tetapi
menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan. Eriyanto, 2007: 3
3.1.1 Definisi Konseptual
Sebelumnya dijelaskan bahwa framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh
wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita tentang pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI pada periode februari sampai dengan maret 2011
pada surat kabar Jawa Pos. Dengan cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya