11. Seks sex
Sex adalah berita, sepanjang sejarah peradapan menusia sesuatu yang berkaitan dengan perempuan , hubungan pria dan wanita pasti menarik dan
menjadi sumber berita.
2.1.4 PSSI Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia
Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia atau yang biasa disebut PSSI adalah satu-satunya pengendali otoritas persepakbolaan nasional, kantor pusatnya
berada di Jakarta dan beralamat di Pintu X-XI ring-road Stadion Utama Gelora Bung Karno SUGBK Senayan, Jakarta. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
atau PSSI, adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olah raga sepak bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama
awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo. PSSI bergabung dengan FIFA pada tahun 1952,
kemudian dengan AFC pada tahun 1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun 2005, diadakan pula Piala Indonesia.
Ketua umumnya saat ini adalah Nurdin Halid yang sempat diusulkan untuk diganti karena tersandung masalah hokum. PSSI di masa kepemimpinan Nurdin
Halid memiliki beberapa hal yang dianggap kontroversi, antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid
sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi berlebihan atas
diselenggarakannya Liga Primer Indonesia. 13 Maret 2011 , 00:43:00. http:www.jpnn.comindex.php?mib=berita.detailid=865
Kongres akan diadakan dalam waktu dekat ini, dan tidak lama lagi pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Umum PSSI sendiri akan dihelat pada 29 April
mendatang. Kongres pemilihan komite pemilihan dan komite banding sendiri dilakukan untuk memilih orang-orang yang bakal menyaring siapa-siapa saja yang
akan duduk di dalam EXCO PSSI termasuk di dalamnya adalah Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI.
2.1.5 Framing dan Proses Produksi Berita
Framing berhubungan dengan proses produksi berita, yang meliputi kerangka kerja dan rutinitas organisasi media. Suatu peristiwa yang di bingkai dan
dipahami dalam kerangka tertentu dan bukan bingkai yang lain, bukan hanya disebabkan oleh sruktur skeme wartawan, tatapi juga rutinitas kerja dan institusi
media, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pemaknaan terhadap suatu peristiwa. Institusi media dapat mengontrol pola kerja tertentu
yang mengharuskan wartawan melihat peristiwa kedalam kemasan tertentu,atau bisa juga wartawan sebagai dari komunitasnya. Jadi wartawan hidup dan bekerja
dalam suatu institusi yang mempunyai pola kerja, kebiasaan, aturan, norma, etika, dan rutinitas tersendiri, dimana semua elemen proses produksi berita tersebut
mempengaruhi cara pandang wartawan dalam memaknai suatu peritiwa Eriyanto, 2005:99-100
Wartawan adalah profesi yang dituntut untuk mengungkap kebenaran dan menginformasikan ke public seluas mungkin temuan-temuan dari fakta-fakta yang
berhasil digalinya, selain semata-mata demi pembangunan kehidupan dan peradaban manusia yang lebih baik. Sekalipun dampak dari pelaksanaan
profesinya itu akan memakan korban-korbannya tersendiri, seperti pejabat yang korupsi, dokter yang melanggar etika profesi, perusahaan yang menyamarkan
lingkungan dan sebagainya, peranan itu harus dilakukannya karena pers bukanlah petugas hubungan masyarakat humas sebuah departemen, yang hanya berbicara
sisi-sisi positif dan keberhasilan dari departemennya serta menyimpan dalam- dalam keburukan dan kebobrokan lembaganya Djatmika,2004:25
Framing adalah bagian tak terpisahkan dari bagaimana awak media mengkonstruksi realitas. Framing berhubungan erat dengan proses editing
penyuntingn yang melibatkan semua pekerja dibagian keredaksian. Reporter di lapangan menetukan siapa yang diwawancarainya dan siapa yang tidak, serta
pertanyaan apa yang akan diajukan dan pap yang tidak. Redaktur yang bertugas di desk
yang bersangkutan, dengan maupun tanpa berkonsultasi dengan redaktur pelaksana atau redaktur umum, menentukan apakah laporan si reporter akan
dimuat atau tidak, dan mengarang judul apa yang akan diberikan. Petugas tatap muka dengan atau tanpa berkonsultasi dengan redaktur menetukan apakah teks
berita itu perlu diberi aksentuasi oleh suatu foto, karikatur, atau bahkan ilustrasi mana yang dipilih.Eriyanto, 2005:187-188
2.1.6 Analisis Framing