Karena adanya rasa percaya antara karyawan dan pemilik usaha maka pengecekan barang yang akan dikirim pada pelanggan dapat dilakukan langsung
oleh semua karyawan dan dilaporkan pada pemilik usaha. “….yang ngecek ya bos, kadang saya sama bos..”
Informan Tarno
5.6. Yang Menerima Pembayaran Dari Pelanggan
Dalam usaha UD. Prima Tani yang menerima pembayaran adalah pemilik usaha langsung, dari pengamatan yang dilakukan peneliti pemilik usaha harus
selalu ada di toko untuk melayani pembayaran dari pelanggan, hal ini dapat sangat merugikan pembeli apabila pemilik usaha sedang mengerjakan pekerjaan lain
seperti mengecek barang atau pergi ke gudang, pembeli harus rela menunggu hingga pemilik kembali ke meja kasir.
“…..ya langsung ke bos kalo bayar, sambil minta kembalian juga…” Informan Wartini
Tidak jauh berbeda dengan transaksi penjulan yang mengirimkan barang pesanan langsung pada pelanggan, yang membedakan yang menerima
pembayaran adalah karyawan yang bertugas mengentarkan barang, setelah itu langsung diserahkan pada pemilik usaha sesampainya mengantar barang pesanan.
“…kalo dianter yang nerima uang ya karyawan yang mengirim barang, terus dikasih ke bos sesuai dengan pembayaran ini….”
Informan Tarno
Prosedur seperti ini juga dibenarkan oleh pemilik usaha saat peneliti menanyakan hal yang sama untuk mengkonfirmasi data yang diperoleh peneliti.
“…yang nerima ya saya, kalo dikirim yang nerima ya anak-anak…” Informan Candra
Peneliti berpendapat ada kepercayaan yang kuat antara pemilik usaha dan karyawan, hal ini dapat menimbulkan pemikiran tentang tidak pentingnya
pengendalian internal dalam usaha tersebut.
5.7. Pengecekan Kembali Atas Transaksi Yang Terjadi
Tujuan pengendalian internal adalah untuk mengetahui apakah transaksi telah dicatat secara benar dan sesuai dengan prosedur yang ada, dalam UD, Prima
Tani yang bertugas untuk melakukan pengecekan ulang atas transaksi yang terjadi adalah pemilik usaha langsung.
“…ya yang ngecek saya sendiri, yang ngitung-ngitung lagi, kan ada laporan keuangannya ntar…”
Informan Candra Laporan keuangan yang dimaksud pemilik usaha tersebut adalah catatan
dari buku transaksi yang data-datanya berasal dari nota, dan laporan keuangan yang ditunjukkan oleh pemilik usaha tidak selengkap laporan keuangan
perusahaan besar, karena omset yang dimiliki usaha ini lumayan besar maka peneliti berpendapat sangat sulit untuk mengetahui seberapa besar kekayaan yang
dimiliki oleh UD. Prima Tani, selain itu juga sangat sulit mengetahui secara pasti
posisi keungan usaha ini, dikarenakan kurang lengkapnya laporan keuangan yang dimiliki.
Saat peneliti mengkonfirmasi pada bagian pencatatan jawaban hampir sama yang di dapatkan peneliti.
“…yang ngecek lagi ya saya juga bos…” Informan Wartini
Saat ditanyakan pada informan lain karyawan yang bersangkutan tidak mengerti bagaimana pengecekan kembali transaksi yang terjadi, ini dapat
dikatahui dari informasi yang didapat bahwa hanya bagian pencatatan yang mengurusi semua transaksi yang terjadi, sehingga karyawan lain tidak dapat
mengetahui saat terjadi kesalahan. “…kalo yang nyatet ya mbak wartini ini, kalo terjadi kesalahan ya gak
tahu ya mas, yang ngerti itu wartini yang nyatet-nyatet itu…” Informan Tarno
5.8. Yang Dilakukan Saat Terjadi Kesalahan Pencatatan