Sejarah Pertanian Kesimpulan Dan Saran

adalah usaha warisan dari orang tua maka pemilik atau pengelola usaha saat ini adalah anak dari pendiri usaha UD. Prima Tani, karena merupakan warisan dari orang tua dan sejak awal terjun ke dalam usaha pemilik merasa sudah terbiasa dan tidak terlalu mengalami masalah dengan pengelolaan manajeman yang sudah ada sejak usaha ini mulai ini dirintis, tapi dibalik itu semua ada bermacam permasalahan yang biasa dihadapi oleh usaha kecil menengah yang berhubungan dengan keterbatasan laporan keuangan, dan sumber daya manusia yang ada dalam usaha tersebut. Pemilik atau pengelola usaha UD. Prima Tani saat ini adalah Candra Sanjaya ashen, usaha yang diwariskan oleh orang tuanya tiga tahun yang lalu, setelah diwariskan usaha ini mengalami peningkatan yang signifikan dalam penjualan dan pendapatan yang diperoleh, tapi hal ini tidak diimbangi dengan perbaikan dalam pengelolaan manajeman dan pencatatan atau pelaporan keuangan, dari pengamatan peneliti pelaporan keuangan serta pengendalian internal yang ada sama dengan yang ada pada usaha kecil yang lainnya, padahal dengan jumlah omset serta barang yang dimiliki harus ada perbaikan dalam pengelolaan manajeman untuk mengurangi resiko kerugian yang dialami.

4.2. Sejarah Pertanian

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris. Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia. Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia, karena setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden setengah pengembara, yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah- pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan ratusan orang. Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi SM menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih panjang. Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat. Contoh budaya semacam ini masih terlihat pada masyarakat yang menerapkan sistem perladangan berpindah slash and burn di Kalimantan dan Papua. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah bulan sabit yang subur di Mesopotamia sekitar 8000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang. Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya center of origin menurut Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai barley, buncis pea, kacang arab chickpea, dan flax Linum usitatissimum. Di daerah lain yang berjauhan lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan topografi dan iklim. Di Tiongkok, padi Oryza sativa dan jewawut dalam pengertian umum sebagai padanan millet mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Padi Oryza glaberrima dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel, Afrika 5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudidayakan juga secara tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang terpisah di Amerika yaitu Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon secara terpisah mulai membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari. Kondisi tropika di Afrika dan Asia Tropik, termasuk Nusantara, cenderung mengembangkan masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya memperoleh bahan pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke wilayah Nusantara membawa serta teknologi budidaya padi sawah serta perladangan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini.wikipedia.comsejarah pertanian

4.3. Perkembangan Pertanian