BAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1. Proses Pengujian
Analisa dilakukan terhadap SIA baik pada SIA Kemahasiswaan, SIA Dosen Pembimbing Akademik DPA, SIA Kepala Program Studi
Kaprodi untuk mengetahui apakah ada kerusakan defect yang terdapat di dalamnya. Hal tersebut berguna untuk mendapatkan besar persentase
dari keberhasilan spesifikasi yang diberikan oleh sistem terhadap pengguna.
Penggunaan SIA baik pada mahasiswa, Dosen Pembimbing Akademik DPA maupun Kepala Program Studi Kaprodi ini bersifat
wajib ketika pengambilan rencana studi mahasiswa. Namun demikian, ada beberapa DPA yang tidak pernah menggunakan SIA untuk proses
pengambilan rencana studi tetapi diselesaikan kepada pihak sekretariat untuk mengelolanya dan ada pula dari Kaprodi yang tidak memiliki akses
SIA dikarenakan belum tersedianya infrastruktur jaringan untuk mengakses fasilitas ini. Pengujian sistem dengan menggunakan metode
black box ini dilakukan setiap minggunya di laboratorium jaringan komputer untuk pengujian mahasiswa dengan bantuan tiga rekan sesama
jurusan untuk mengetahui proses apakah sama dari setiap pengujiannya. Dalam pengujian DPA dan Kaprodi dibantu oleh satu orang dosen dan staf
BAPSI untuk proses pengujiannya sehingga ada pengukuran dan
penyesuaian antara dua pihak yang berbeda untuk memperoleh keluaran yang sama.
Data kuesioner untuk mengetahui persentase dari keberhasilan spesifikasi yang diberikan oleh sistem terhadap pengguna diambil dari
pihak mahasiswa, Dosen Pembimbing Akademik DPA dan Kepala Program Studi Kaprodi. Pada pihak mahasiswa kuesioner disebarkan
pada saat BRS Online dan revisi KRS untuk dapat mengakses secara penuh fasilitas sistem yang dimiliki karena ada prasyarat bahwa setelah
BRS Online atau revisi proses pengambilan matakuliah akan dinonaktifkan. Sejumlah 94 mahasiswa mengisi kuesioner, dari jumlah
tersebut 67 kuesioner dinyatakan layak untuk dianalisa sedangkan sisanya tidak layak untuk dianalisa karena ada pernyataan yang tidak diisi. Pada
pihak Dosen Pembimbing Akademik DPA dan Kepala Program Studi Kaprodi kuesioner disebarkan melalui pendekatan secara komunikasi
langsung untuk permohonan pengisian kuesioner dan melalui penitipan terhadap pihak ke sekretariat untuk ditujukan ke dosen yang telah tertera
hal tersebut dikarenakan Dosen Pembimbing Akademik DPA tidak ada ditempat pada saat itu. Sejumlah 104 Dosen Pembimbing Akademik
DPA diberikan untuk mengisi kuesioner, dari jumlah tersebut 31 dinyatakan layak untuk dianalisa sedangkan sisanya tidak layak untuk
dianalisa karena ada pernyataan yang tidak diisi, dosen tidak pernah menggunakan dan memiliki dua jawaban dalam satu pernyataan. Pada
pihak Kepala program Studi Kaprodi, sejumlah 23 Kepala program Studi
Kaprodi diberikan untuk mengisi kuesioner, 16 dinyatakan layak untuk dianalisa sedangkan sisanya tidak layak untuk dianalisa karena memiliki
kasus yang sama dengan Dosen Pembimbing Akademik DPA. Data kuesioner dari pihak mahasiswa, Dosen Pembimbing Akademik DPA
dan Kepala Program Studi Kaprodi akan diolah secara statistik dan di interpretasikan dalam sub topik pembahasan.
4.2. Demografi responden