3. Membentuk tes yang efisien dan efektif dengan anggaran dan jadwal
terbatas. 4.
Mengumpulkan daftar kesalahan untuk digunakan dalam daftar pencegahan kesalahan tindakan corrective dan preventive.
2.4. Black Box
Hasil teknologi khususnya perangkat lunak telah mengalami tingkat kemajuan yang sangat signifikan penggunaannya dan digunakan
dalam berbagai lingkup apapun baik perusahan maupun sekolah. Namun tidak terlepas dari hal itu suatu perangkat lunak haruslah sesuai dengan
desain yang telah ditentukan sehingga perlu dilakukan pengujian sebelum perangkat lunak tersebut digunakan. Salah satu metode pengujian
perangkat lunak adalah Black Box. Berkaitan tentang gambaran umum black box akan diuraikan pada bagian ini.
2.4.1. Pengujian Black Box
Pengujian Black Box merupakan salah satu metode pengujian suatu perangkat lunak di mana pengujiannya hanya terbatas pada suatu
interface yang tersaji tanpa pengujian lebih detail ke dalam struktur program perangkat lunak. Pengujian ini berfokus pada persyaratan
fungsional perangkat lunak, sehingga memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya
menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.
Pengujian black box bukanlah solusi alternatif dari pengujian white box. Akan tetapi pengujian ini merupakan pendekatan komplementer yang
kemungkinan besar mampu mengungkap kesalahan daripada metode pengujian white box Pressman, 2005.
Dalam pengujian black box akan dilakukan eksekusi terhadap fungsi-fungsi yang tersedia pada perangkat lunak dan diamati hasil keluaran
yang diperoleh kemudian akan dicek apakah hasil tersebut telah sesuai dengan yang diharapakan atau tidak. Pengujian black box bertujuan untuk
menemukan kesalahan berikut Perry, 1995 : 1.
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2.
Kesalahan interface. 3.
Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4.
Kesalahan kinerja atau performansi. 5.
Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Dalam melakukan pengujian black box dapat dilakukan 3 hal yang
terdiri dari Laurie, 2006 : 1.
Pengujian graph-based. 2.
Equivalence Partitioning Partisi Ekuivalensi. 3.
Boundary Value Analysis Analisis Nilai Batas.
2.4.2. Graph Based Testing
Graph-based merupakan graph yang mewakili hubungan antar obyek pada modul, sehingga tiap obyek dan hubungnnya tersebut dapat
diuji. Langkah pertama dalam pengujian Black Box adalah memahami obyek yang dimodelkan dalam perangkat lunak dan menentukan hubungan
di antara obyek-obyek tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat suatu grafik dari obyek-obyek yang penting. Langkah selanjutnya
menentukan sederetan pengujian yang membuktikan bahwa semua obyek tersebut memiliki hubungan yang sesuai satu dengan yang lainnya. Jika
diamati melalui grafik obyek-obyek yang telah dibuat maka kesalahan dapat ditemukan Smirnov, 2002.
a
b
Gambar 2.3. a notasi grafik; b contoh sederhana
Langkah gambar
2.3 memudahkan
perekayasa dalam
merepresentasikan obyek-obyek, link yang merepresentasikan hubungan antar obyek, node weight yang menggambarkan properti dari suatu simpul
nilai data atau tingkah laku keadaan, link weight yang menggambarkan karakteristik link, link paralel yang menggambarkan hubungan yang
berbeda yang dibangun antar simpul, serta link simetris yang menggambarkan hubungan dua arah antara dua obyek.
Pada link weight terdapat jenis tiga pola, yaitu : 1.
Transitivitas, yaitu hubungan antara tiga obyek atau lebih yang menentukan bagaimana pengaruh hubungan tersebut menyebar pada
obyek yang ditentukan. 2.
Simetris, yaitu hubungan antara dua obyek secara dua arah. 3.
Refleksif, yaitu hubungan yang mengarah pada node itu sendiri atau loop null.
Beizer 1990, menggambarkan sejumlah metode pengujian behavioral yang dapat menggunakan grafik :
1. Transaction Flow Modeling Pemodelan Aliran Transaksi, metode ini
menggunakan node sebagai representasi langkah pada transaksi, dan link sebagai representasi hubungan logika antara langkah-langkah
tersebut. 2.
Finite State Modeling Pemodelan Keadaan Terbatas, metode ini menggunakan node sebagai representasi status dan link sebagai
representasi transisi. Statechart atau state transition diagram dapat digunakan untuk membuat graph.
3. Data Flow Modeling Pemodelan Aliran Data, metode ini
menggunakan node sebagai representasi obyek data dan link sebagai transformasi dari satu obyek data ke obyek data yang lain.
4. Timing Modeling Pemodelan Pemilihan Waktu, metode ini
menggunakan node sebagai representasi obyek program dan link sebagai hubungan sekuensial antara obyek.
2.4.3. Equivalence Partitioning Partisi Ekuivalensi