E. Tata Cara Penelitian
1. Tahap penentuan dosis madu kelengkeng
Besarnya dosis madu kelengkeng ditentukan berdasarkan dosis yang dianjurkan pada manusia adalah 1-2 kalihari 1 sendok makan 15 mL
Suranto, 2007. Konversi dosis pada manusia yang berat badannya 70 kg ke tikus yang berat badannya 200 g adalah 0,018 Ngatidjan, 1991. Dosis madu
hutan untuk tikus 200 g adalah :
Faktor konversi x dosis = 0,018 x 30 mL = 0,54mL200 g BB
Madu yang disuntikan secara peroral ke hewan uji sebanyak dua kali peringkat dosis tersebut yaitu 0,6 mL ; 1,2 mL;2,3 mL.
2. Tahap praperlakuan hewan uji
Sebelum penelitian dilaksanakan, semua hewan uji ditimbang beratnya, kemudian hewan uji diadaptasi selama satu minggu di laboratorium
Farmakologi-Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma untuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
3. Tahap pembuatan suspensi darah merah domba 1 SDMD
Darah Domba yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Balai
Kesehatan dan Penelitian Yogyakarta. Pembutan antigen suspensi darah merah domba 1 SDMD dilakukan di Lembaga Pengembangan Penelitian Terpadu
LPPT Unit III Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Darah Domba yang diperoleh kemudian dibagi ke dalam beberapa
tabung disentrifuge kemudian dilanjutkan dengan sentrifuge dengan kecepatan
3000 rpm selama 10 menit. Pada bagian atas akan tampak lapisan cairan berwarna bening yaitu supernatan yang merupakan plasma yang kemudian
dibuang. Kemudian tambahkan larutan Phosphat Buffered Saline PBS pH 7,2 dalam tabung sebanyak tiga kali volume SDMD yang tersisa. Tabung dibolak-
balik agar tersuspensi rata dan disentrifuge kembali dengan kecepatan 3000 rpm. Pencucian dilakukan paling sedikit tiga kali. Setelah disentrifugasi, PBS
dibuang kembali sehingga yang tertinggal di dalam tabung adalah SDMD 100. Kemudian suspensi SDMD 100 diambil sebanyak 0,5 ml lalu
ditambahkan PBS dengan volume sama sehingga didapat suspensi SDMD 50. Untuk mendapatkan suspensi SDMD 1, maka dari suspensi SDMD
50 diambil sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan PBS sampai 50ml Kumala, Dewi, dan Nugroho, 2012.
4. Tahap orientasi dosis madu kelengkeng
Tahap orientasi dosis dilakukan untuk mengetahui dosis madu kelengkeng yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah sel darah putih pada
hewan uji tikus jantan. Tikus jantan sejumlah 12 ekor dari galur Wistar, umur 2-3 bulan, berat badan 200-300 g. Tikus tersebut dibagi secara random menjadi
4 kelompok, dengan masing-masing kelompok berjumlah tiga ekor. Kelompok-kelompok tersebut antara lain :
a. Kelompok kontrol negatif : kelompok tikus tanpa diberi perlakuan madu kelengkeng.
b. Kelompok perlakuan 1 : kelompok tikus yang diberi larutan madu kelengkeng dengan dosis 0,6 mL200 g BB.
24