Uji Imunostimulan Madu Kelengkeng Terhadap Jumlah Total dan

xii BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 43 A. Kesimpulan 43 B. Saran 43 DAFTAR PUSTAKA 44 LAMPIRAN 48 BIOGRAFI PENULIS 68 xiii DAFTAR TABEL Tabel I. Purata ± SD Jumlah Total Leukosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng . 34 Tabel II. Purata ± SD Hitung Jenis Leukosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng 36 Tabel III. Purata ± SD Jumlah Total Leukosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng 37 Tabel IV. Purata ± SD Hitung Jenis Leukosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng 39 Tabel V. Hasil Analisis Uji Post-Hoc Tukey Jumlah Monosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng pada Tahap Percobaan 41 Tabel VI. Peningkatan Jumlah Monosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng Dibanding Kontrol Negativ 41 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambaran Umum Sistem Imun 13 Gambar 2. Neutrofil 15 Gambar 3. Eosinofil 16 Gambar 4. Basofil 17 Gambar 5. Monosit 18 Gambar 6. Limfosit 19 Gambar 7. Grafik Rata-rata Hasil Pengukuran Jumlah Monosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng 41 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik Ethical Clearance 48 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian 49 Lampiran 3. Surat Ijin Penggunan Laboratorium 50 Lampiran 4. Perhitungan Dosis Madu Kelengkeng 51 Lampiran 5. Madu Kelengkeng yang Digunakan dalam Penelitian 52 Lampiran 6. Pengujian Keaslian Madu Kelengkeng 52 Lampiran 7. Alat-alat yang Digunakan Untuk Menghitung Leukosit 53 Lampiran 8. Alat-alat untuk membuat antigen suspensi darah merah domba 1SDMD 54 Lampiran 9. Pengujian Statistik Hitung Total Leukosit Tahap Orientasi 55 Lampiran 10. Pengujian Statistik Neutrofil Tahap Orientasi 56 Lampiran 11. Pengujian Statistik Monosit Tahap Orientasi 57 Lampiran 12. Pengujian Statistik Limfosit Tahap Orientasi 58 Lampiran 13. Pengujian Statistik Basofil Tahap Orientasi 59 Lampiran 14. Pengujian Statistik Eosinofil Tahap Orientasi 60 Lampiran 15. Pengujian Statistik Hitung Total Leukosit Tahap Percobaan 61 Lampiran 16. Pengujian Statistik Neutrofl Tahap Percobaan 62 Lampiran 17. Pengujian Statistik Monoit Tahap Percobaan 63 Lampiran 18. Pengujian Statistik Limfosit Tahap Percobaan 65 Lampiran 19. Pengujian Statistik Basofil Tahap Percobaan 66 Lampiran 20. Pengujian Statistik Eoinofil Tahap Percobaan 67 xvi INTISARI Sistem imun diperlukan tubuh sebagai pertahanan terhadap bahaya yang ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Madu kelengkeng yang mengandung flavonoid diduga memiliki aktivitas pada sistem pertahanan tubuh. Tujuan dari penelitian adalah memperoleh informasi mengenai pengaruh pemberian madu kelengkeng terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Sebanyak 20 ekor tikus dibagi dalam empat kelompok yaitu satu kelompok kontrol tanpa perlakuan dan tiga kelompok perlakuan madu kelengkeng dengan dosis masing-masing 0,60 mL200gBB, 1,20 mL200gBB dan 2,30 mL200gBB. Semua kelompok perlakuan diberikan madu kelengkeng secara peroral selama tujuh hari. Pada hari ke-0 tikus diinjeksi dengan antigen berupa Suspensi Sel darah Merah Domba SDMD 1 secara peritonial. Pada hari kedelapan darah tikus dikumpulkan melalui sinus orbitalis. Perhitungan jumlah sel darah putih dilakukan dengan metode flow cytometry. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan melakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov yang dilanjutkan dengan uji one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95, kemudian jika data terdapat perbedaan yang bermakna dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian madu kelengkeng tidak berpengaruh terhadap peningkatan jumlah sel darah putih Kata kunci : Madu Kelengkeng, Imunomodulator, Jumlah Sel Darah Putih xvii ABSTRACT The immune system is required by body as a defense against dangerous materials in the enviromental. Longan honey containing flavonoid is suspect have activity to immune system. The aim of this research is to get information about effect administration of longan honey to total leucocyte count on animals test of white male rats Wistar. This research is experimental research study with randomized design. A total of 20 mice were divided into four groups, one negative control group with no treatment and three treatment groups longan honey with each dose 0,60 mL200gBB, 1.20 mL200gBB and 2.30 mL200gBB. All treatment groups given the longan honey orally for seven days. On day-0, rats were injected with SDMD 1 in peritonial. On day-8 rats blood was collected from orbital sinus. Measurement of the number of white blood cells was conducted using Flow cytometry. The data obtained were statistically analyzed with Kolmogorov- Smirnov method for normality test. The data were normally distributed p 0.05 followed by one-way ANOVA test with a level of 95, then if there is a significant difference will be followed by Tukey test. The results showed that administration of longan honey is not effect increase in the total number of leukocytes in male rats Wistar. Key words : Longan honey, Immunomodulatory, Total Leukocyte Count 1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Sistem imun merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa tipe sel- sel yang menetap dan melekat pada jaringan atau yang mampu bergerak mobile dan berinteraksi di dalam jaringan getah bening yang tersebar di seluruh tubuh Louise, 2011. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup Baratawidjaja dan Rengganis, 2010. Sistem imun yang bekerja dengan baik dapat melindungi tubuh dengan baik pula. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan respon imun adalah dengan memberikan suatu imunomodulator yaitu suatu substansi yang dapat memperbaiki sistem imun dengan cara stimulasi imunostimulan atau menekanmenormalkan reaksi imun yang abnormal imunosupresan Djauzi, 2003. Substansi imunomodulator dapat berasal dari bahan alam dan sintetik. Salah satu bahan alam yang telah diteliti dan dapat digunakan sebagai imunomodulator adalah madu. Madu merupakan cairan manis alami yang berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu Suranto, 2007. Menurut Aden 2010 madu dapat digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengatasi alergi. Selain itu, fungsi madu lainnya adalah sebagai sumber energi dan meningkatkan stamina Suranto, 2004. Madu mengandung beberapa senyawa organik, yang telah terindentifikasi antara lain seperti polifenol, flavonoid, dan glikosida Rostinawati, 2009 dan hal ini diperkuat oleh Gheldof, et al.2002 yang menyatakan bahwa madu memiliki kandungan antioksidan yang tinggi yang salah satunya adalah flavonoid. Salah satu jenis madu monoflora yang diproduksi secara kontinyu di Indonesia adalah madu kelengkeng yang berasal dari satu jenis bunga kelengkeng Parwata, Ratnayani, Listya, 2010. Dari hasil survey madu di pasaran, madu kelengkeng banyak digunakan oleh masyarakat. Madu kelengkeng ini banyak digunakan karena rasanya yang lebih manis dan legit dibandingkan dengan jenis madu lainnya sehingga lebih disukai oleh masyarakat. Dari berbagai manfaat madu kelengkeng yang ada, salah satunya yang diketahui adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh Aden, 2010. Komposisi madu kelengkeng yang diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidiqqa 2008 menyatakan bahwa madu kelengkeng memiliki kandungan berupa flavonoid dan gula. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang secara struktur kimianya terdiri dari flavonol, flavon, flavanon, iso flavon, katekin, antosianidin dan kalkon Arnas, 2009. Flavonoid dilaporkan memiliki manfaat sebagai imunostimulan Maratani, 2006 dan didukung penelitian yang dilakukan oleh Saifulhaq cit., Senas, 2012 membuktikan bahwa senyawa antioksidan yaitu flavonoid dapat digunakan sebagai imunomodulator karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Khumairoh, Tjandrakirana, dan Budijastuti 2013 menyatakan bahwa flavonoid dapat meningkatkan jumlah leukosit pada tikus putih yang terpapar benzena dan hal ini didukung dengan

Dokumen yang terkait

Uji Efek Repellent Nabati Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar

10 33 75

PENGARUH SEDIAAN MADU BUNGA KELENGKENG (Nephelium longata L) TERHADAP FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL YANG DIBERIKAN BERSAMA SECARA ORAL PADA KELINCI JANTAN.

0 2 25

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar.

0 2 93

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar.

0 3 74

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu hutan terhadap proliferasi limfosit pada hewan uji tikus jantan galur wistar.

0 0 8

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar

0 1 105

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86