Sistem Imun Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar.

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul, jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap mikroba serta bahan lainnya disebut respon imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan dari berbagai bahan dalam lingkungan hidup Baratawidjaja dan Rengganis, 2010. 1 Sistem imun nonspesifik Innate Immunity Sistem imun nonspesifik atau imunitas alamiah merupakan garis awal terhadap pertahanan terhadap molekul asing yang masuk ke dalam tubuh. Sistemimun non spesifik merupakan jenis pertahanan tubuh yang ditujukan tidak hanya untuk satu jenis antigen saja tetapi juga untuk jenis antigen lainnya. Sistem imun non spesifik diperoleh sejak bayi dan terdiri dari kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, kelenjar air mata serta sel-sel fagosit yang meliputi sel makrofag, monosit dan polimorfonuklear Akib, Munasir, dan Kurniati, 2008. Mekanisme pertahanan tubuh yang dilakukan oleh sistem imun non spesifik adalah dengan melakukan fagositosis atau penghancuran terhadap molekul asing antigen yang masuk ke dalam tubuh tanpa membedakan molekul-molekul asing tersebut. Proses yang pertama terjadi adalah antigen harus melekat pada sel fagositosit supaya terjadi proses fagosistosis. Terdapat mediator tertentu yang disebut faktor leukotaktis atau kemotaktis yang berasal dari antigen maupun dilepaskan oleh neutrofil atau makrofag yang sebelumnya berada pada lokasi tersebut. Pelepasan mediator tersebut yang menyebabkan sel fagosit dapat bergerak ke sel sasaran untuk melakukan pengahncuran terhadap sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh Benjamini, Coico, dan Sunshine, 2003. 2 Sistem imun spesifik Sistem imun spesifik yang disebut dengan komponen adaptif atau imunitas yang didapat merupakan jenis mekanisme pertahanan tubuh yang ditujukan untuk menyerang molekul asing antigen yang khusus dan pernah terpejan ke dalam tubuh sehingga tidak dapat berperan untuk jenis antigen yang lain Sherwood, 2011. Sistem imun spesifik memiliki kemampuan dalam “mengingat” dan merespon lebih dahsyat terhadap pemaparan yang berulang dari mikroba yang sama Abbas and Litchman, 2005. Sitem imun ini membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum memberikan responnya terhadap antigen tersebut sehingga sistem imun dikatakan berperan di garis belakang setelah non spesifik the second line of defense. Jenis pertahan tubuh ini memiliki ciri utama yaitu spesifitas, disversitas, memori, spesialisasi membatasi diri self limition dan membedakan self dari non-self Marsetyawan, 2000. Sel yang berperan dalam imunitas spesifik ini adalah sel yang mempresentasikan antigen Antigen Presenting Cell=makrofag, sel limfosit T dan Limfosit B Akib et al., 2008. Sistem imun spesifik terdiri dari sistem humoral dan selular dimana pada sitem imun humoral, sel B akan melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraseluler dan pada imunitas seluler adanya sel T akan mengaktifkan makrofag sebagai efektor yang berfungsi untuk mengahncurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTCTc sebagai efektor yang menghancurkan sel yang terinfeksi Bratawidjaja dan Rengganis, 2010. Kedua jenis sistem pertahanan tubuh ini memiliki perbedaan dimana untuk pertahanan nonspesifik sudah ada sebelum kontak dengan antigen sedangkan pertahanan spesifik harus ada kontak terlebih dahulu dengan antigen Gambar 1. Gambaran Umum Sistem Imun Baratawidjaja dan Rengganis, 2010

C. Imunomodulator

Imunomodulator adalah bahan atau zat-zat yang dapat menyebabkan respon spesifik maupun respon umum dari sistem imun. Imunomodulator berfungsi mengatur kerja respon imun dengan menambah atau mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam memproduksi efektor kekebalan Budiman, 2008. Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, imunomodulator terbagi menjadi imunostimulan dan imunosupresan Singleton and Sainsbury, 2011. Imunostimulan adalah bahan yang dapat meningkatkan sistem imun dengan cara menginduksi atau meningkatkan aktivitas dari komponen-komponennya. Imunostimulan dikategorikan dalam dua bagian yaitu imunostimulan spesifik dan imunostimulan tak spesifik. Imunostimulan spesifik merupakan suatu bahan yang bersifat antigenik spesifik dalam memberikan respon imun, seperti vaksin dan beberapa antigen, sedangkan imunostimulan non spesifik adalah zat yang beraksi tidak hanya pada satu antigenik spesifik untuk menambah respon imun dari antigen lain atau dapat meningkatkan komponen dari sistem imun tanpa sifat antigenik spesifik, seperti adjuvan Singleton and Sainsbury, 2011. Imunosupresan merupakan senyawa obat atau nutrisi yang bekerja dengan menekan respon imun. Obat imunosupresi digunakan pada pasien yang akan menjalani transplantasi dan penyakit autoimun karena kemampuannya dalam menekan respon imun Baratawidjaja dan Rengganis, 2010.

D. Sel Darah Putih

Sel darah putih atau disebut juga dengan leukosit merupakan sel heterogen yang memiliki fungsi beragam yang berasal dari satu sel bakal stem cell Sacher and McPherson, 2004. Leukosit tidak memiliki hemoglobin sehigga tidak berwarna yaitu putih kecuali jika secara spesifik diwarnai agar dapat dilihat dengan mikoskop Sherwood, 2011. Leukosit sendiri diklasifikasikan ke dalam dua grup yaitu granulosit dan agranulosit Pearce, 2009.

Dokumen yang terkait

Uji Efek Repellent Nabati Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar

10 33 75

PENGARUH SEDIAAN MADU BUNGA KELENGKENG (Nephelium longata L) TERHADAP FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL YANG DIBERIKAN BERSAMA SECARA ORAL PADA KELINCI JANTAN.

0 2 25

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar.

0 2 93

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar.

0 3 74

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu hutan terhadap proliferasi limfosit pada hewan uji tikus jantan galur wistar.

0 0 8

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar

0 1 105

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86