Pembuatan Antigen Suspensi Darah Merah Domba 1 SDMD

memiliki sifat antigenik yang tinggi. Kelebihan dari SDMD1 juga aman dan mudah dalam penanganannya dibandingkan jika menggunakan bakteri sebagai antigen. Selain hal tersebut, penggunaan SDMD 1 dalam penelitian ini karena SDMD merupakan susbtansi asing yang berasal dari luar tubuh tikus yaitu berasal dari gen spesies lain di mana pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniato 2010 yang juga menyatakan bahwa semakin asing antigen yang digunakan maka respon imun yang ditimbulkan semakin efektif. Pembuatan antigen suspensi darah merah domba 1 digunakan Phosphat Buffered Saline PBS sebagai larutan pencuci dan pengencer darah. Pencucian darah bertujuan untuk mendapatkan sel darah merah domba yang murni yang artinya tidak tercemar oleh protein serum. Larutan PBS yang digunakan merupakan larutan dapar isotonis dengan pH 7,2 Kumala, Dewi dan Nugroho, 2012. Larutan PBS yang dipilih dengan pH 7,2 berfungsi sebagai larutan dapar isotonis. PBS isotonis memiliki pH kurang lebih sama dengan pH darah yang berada pada kisaran 7,2 sehingga akan menjaga kestabilan sel darah merah domba dan tidak terjadi hemolisis karena pH di dalam dan di luar sel darah sama Kumala, dkk., 2012. Sediaan darah yang ada di dalam tabung disentrifuge dengan kecepatan 3000rpm yang bertujuan untuk mengendapkan sel darah merah dan memisahkannya dengan bagian plasma. Pencucian dilakukan dengan PBS secara berulang minimal tiga kali sampai didapatkan bagian atas yang berwarna bening yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua komponen sel darah merah telah mengendap di bagian dasar tabung dan diperoleh SDMD pekat dengan konsentrasi 100 yang akan digunakan untuk pembuatan suspensi darah merah domba SDMD 1. SDMD ini dapat disimpan selama 30 hari dalam kulkas atau es 4 o C Mulyaningsih, 2007.

C. Uji Imunostimulan Madu Kelengkeng Terhadap Jumlah Total dan Hitung

Jenis Sel Darah Putih Leukosit dengan Metode Flow Cytometry Uji imunostimulan madu kelengkeng dilakukan dengan perhitungan jumlah total sel darah putih bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu kelengkeng terhadap peningkatan jumlah total sel darah putih leukosit pada hewan uji tikus putih jantan galur Wistar dengan metode flow cytometry. Metode flow cytometry ini dipilih karena metode ini merupakan metode yang umum digunakan untuk perhitungan sel darah. Perhitungan dengan metode flow cytometry memiliki keunggulan yaitu cepat dalam proses pengukuran karena metode ini dapat mengukur sel dengan kecepatan 100.000 sel per detik sehingga waktu yang digunakan lebih efisien dan hasil yang lebih akurat karena data langsung diperoleh secara digital yang kemudian ditampilkan dengan komputer. Flow cytometry merupakan tekhnik analisis sel tunggal. Prinsip kerja dari flow cytomtery adalah menghitung dan menganalisa sel yang tersuspensi ke dalam aliran fluida yang akan melewati dan menyerap gelombang cahaya dari sinar laser dengan panjang gelombang tertentu dimana cahaya tersebut akan dipantulkan kembali dan terbaca oleh detektor Idowu and Riley, 2003. Tahapan untuk menghitung jumlah total leukosit dilakukan dengan cara menampung sebanyak 1 mL sampel darah tikus ke dalam wadah berupa tabung yang sudah diberikan EDTA terlebih dahulu sebagai antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Sampel darah tersebut kemudian dilakukan perhitungan untuk jumlah total leukosit degan metode flow cytometry menggunakan Sysmex XT 1800i Automated Hematology Analyzers. Sel darah akan disedot ke dalam aliran sel yang dikelilingi dengan aliran fluida yang sempit. Darah akan melewati sinar laser yang terfokus kemudian darah akan menyerap dan menyebarkan cahaya yang mengenainya. Cahaya yang diserap pada panjang gelombang yang sesuai akan dipancarkan kembali dengan panjang gelombang yang berbeda. Cahaya atau fluoresent akan menyebarkan sinyal yang akan terdeteksi oleh ioda sehingga akan diperoleh data kuantitatif secara digital yang akan terbaca dan ditampilkan oleh komputer Idowu and Riley, 2003. Data yang diperoleh dari hasil perhitungan jumlah sel darah putih dianalisis secara statistik menggunakan program komputer SPSS 17.00 untuk melihat perbedaan signifikansi antar kelompok yang melibatkan semua kelompok uji.

Dokumen yang terkait

Uji Efek Repellent Nabati Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar

10 33 75

PENGARUH SEDIAAN MADU BUNGA KELENGKENG (Nephelium longata L) TERHADAP FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL YANG DIBERIKAN BERSAMA SECARA ORAL PADA KELINCI JANTAN.

0 2 25

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar.

0 2 93

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar.

0 3 74

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar.

0 6 107

Pengaruh pemberian madu hutan terhadap proliferasi limfosit pada hewan uji tikus jantan galur wistar.

0 0 8

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiber officinale Roscoe)terhadap jumlah sel darah putih pada tikus putih jantan galur wistar

0 1 105

Pengaruh pemberian campuran madu kelengkeng (Nephelium longata L.) dan ekstrak etanolik jahe emprit (Zingiler officinale Roscoe) terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat tikus putih jantan galur wistar

4 12 91

Pengaruh pemberian madu klengkeng (Nephelium longata L). terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat pada tikus putih jantan galur wistar

0 0 72

Pengaruh pemberian madu kelengkeng (Nephelium longata L.) terhadap jumlah sel darah putih pada hewan uji tikus putih jantan galus wistar - USD Repository

0 0 86