Hasil uji statistik one way ANOVA menunjukkan nilai p= 0,567 p0,05 Lampiran 9. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pemberian madu
kelengkeng belum dapat menstimulasi respon imun non spesifik khususnya peningkatan jumlah total leukosit secara maksimal. Dosis yang digunakan pada
tahap percobaan tetap menggunakan dosis pada tahap orientasi dengan pertimbangan tidak mungkin untuk menaikkan dosis madu kelengkeng lagi karena
dosis yang digunakan sudah mencapai batas volume maksimal pemberian pada tikus yang dikhawatirkan jika ditingkatkan akan menyebabkan kematian pada
hewan uji ketika diberikan madu kelengkeng secara peroral. Penurunan dosis madu kelengkeng juga tidak dilakukan karena pada dosis yang digunakan ini
menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna dan apabila dilakukan penurunan dosis dikhawatirkan bahwa efek imunostimulan madu kelengkeng
semakin tidak dapat terlihat sehingga tetap tidak menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan.
2. Tahap orientasi hitung jenis leukosit
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov data hitung jenis leukosit yang terdiri dari neutrofil, monosit, limfosit, basofil dan eusinofil menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal dengan nilai p=0,589; p=0,683; p=0,766; p=0,822; p=1,118 p0,05 Lampiran 10, 11, 12,13, dan 14. Hasil uji Levene menunjukkan bahwa
data homogen dengan nilai p=0,129; p=0,555; p=0,266; p=0,330; p=0,664 p 0,05 Lampiran 10, 11, 12, 13, dan 14. Data yang terdistribusi normal dan
homogen dilanjutkan dengan uji one way ANOVA.
Tabel II. Purata ± SD Hitung Jenis Leukosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng
Kel. I :
Kontrol Negatif Kel. II :
Madu kelengkeng dosis 0,6 mL200 g BB Kel. III :
Madu kelengkeng dosis 1,2 mL200 g BB Kel. IV :
Madu kelengkeng dosis 2,3 mL200 g BB BTB : Berbeda Tidak Bermakna
Hasil uji statistik data hitung jenis leukosit pada tahap orientasi menggunakan one way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna untuk semua komponen hitung jenis leukosit dimana nilai p=0,209; p=0,315; p=0,956; p=0,659; p=0,709 p0,05
Lampiran 10, 11, 12, 13, dan 14.
Dosis hitung jenis leukosit pada tahap orientasi tetap digunakan pada tahap percobaan. Hal ini disebabkan karena perhitungan jumlah total dan hitung
jenis leukosit selalu dilakukan secara bersamaan dan menggunakan satu sampel yang sama sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan dosis atau
menggunakan dosis yang berbeda baik untuk hitung total ataupun hitung jenis leukosit.
Kelompok N
Mean Differential Count ± SD N
M L
E B
I 3
1980,00±701,64 490,00±175,78
6830,00±2029,78 118,00±33,46
20,00±10,00 II
3 2656,66±1041,84
663,33±325,63 7986,67±1366,98
132,00±16,43 26,66±5,77
III 3
3690,00±2268,39 776,66±208,16
7800,00±3432,14 136,00±20,74
16,66±5,77 IV
3 4606,66±1310,74
1013,33±485,01 7766,67±3669,35
134,00±32,09 23,33±15,27
Nilai Signifikansi P
0,209
BTB
0,315
BTB
0,956
BTB
0,709
BTB
0,659
BTB
E. Pengaruh Pemberian Madu Kelengkeng Terhadap Jumlah Total
dan Hitung Jenis Leukosit Pada Hewan Uji Tikus Jantan Galur Wistar
1. Hitung total leukosit
Hitung total leukosit bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu kelengkeng terhadap peningkatan jumlah total leukosit pada tikus jantan
galur wistar. Pengukuran lekosit dilakukan karena leukosit merupakan komponen dari sistem imun non spesifik yng menjadi lini pertama untuk berperang jika
adanya benda asing atau mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Hasil uji Kolmogorov Smirnov menunujukkan bahwa data terdistribusi
normal dengan nilai p=0,700 p0,05 Lampiran 15. Hasil uji Levene menunjukkan bahwa data homogen dengan nilai p=0,179 p0,05 Lampiran 15.
Data yang terdistribusi normal dan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji one way ANOVA.
Tabel III. Purata ± SD Jumlah Total Leukosit setelah Pemberian Madu Kelengkeng
Kelompok n
Rata-rata Leukosit±SD
P Kelompok I
5 10,106±1,374 0,358
BTB
Kelompok II 5 10,514±0,344
Kelompok III 5 10,620±0,620
Kelompok IV 5 11,098±0,702
Ket. Kel. I : Kontrol negatif Kel. II :
Madu kelengkeng dosis 0,6 mL200 g BB Kel. III :
Madu kelengkeng dosis 1,2 mL200 g BB Kel. IV :
Madu kelengkeng dosis 2,3 mL200 g BB BTB : Berbeda Tidak Bermakna
Hasil uji statistik data hitung total jumlah leukosit dengan one way ANOVA menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok
kontrol negatif dan kelompok perlakuan dimana p= 0,358 Lampiran 15.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberian madu kelengkeng memberikan perbedaan yang tidak bermakna berupa peningkatan jumlah sel
darah putih antara kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol negatif. Peningkatan jumlah total leukosit yang tidak signifikan ini
kemungkinan disebabkan oleh jenis madu yang digunakan. Menurut Martyarini 2011 kualitas madu yang dapat mempengaruhi manfaatnya di bidang medis
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, jenis bunga, cuaca dan iklim serta cara pengolahannya. Perbedaan faktor-faktor tersebut dapat
menyebabkan perbedaan kualitas kandungan di dalam madu sehingga dapat memberikan hasil yang berbeda pula terutama jika digunakan untuk kesehatan.
Penelitian yang terdahulu tidak menyebutkan jenis madu yang digunakan Tonks, dkk.cit., Manyi-Loh, dkk., 2011. Namun bila dilihat dari lokasi
penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan sekarang terdapat perbedaan lokasi penelitian sehingga kemungkinan kualitas senyawa uji yang
digunakan juga berbeda dan menyebabkan perbedaan pada hasil yang diperoleh.
2. Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit merupakan salah satu parameter penting dalam sistem imun non spesifik. Hitung jenis leukosit terdiri neutrofi, monosit,
limfosit, basofil dan eosinofil. Hitung jenis leukosit bertujuan untuk mengetahui komponen leukosit mana yang akan terstimulan dengan adanya
pemberian senyawa uji berupa madu kelengkeng.