2. Pembakuan NaOH 0,1 N
Ditimbang lebih kurang 400 mg kalium biftalat secara seksama yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120
º
C selama 2 jam dan larutkan dalam 75 mL air bebas karbondioksda lalu tambahkan 2 tetes indikator
fenolftalein dan titrasi dengan larutan natrium hidroksida hingga terjadi warna merah muda mantap. Normalitas NaOH dihitung dengan menggunakan rumus :
N NaOH = Mursyidi,2008.
3. Penentuan panjang gelombang pengamatan alopurinol
Dibuat seri larutan kurva baku dengan konsentrasi 4, 8, dan 12 μgmL
dengan cara mengambil 2,4, dan 6 mL dari larutan intermediet 2 lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan diencerkan dengan menggunakan NaOH 0,1 N
hingga tanda. Kemudian ukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm
4. Pembuatan larutan baku alopurinol
a. Pembuatan larutan induk baku alopurinol
Sejumlah lebih kurang 50 mg baku alopurinol ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dilarutkan dengan NaOH 0,1 N hingga
tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 μgmL.
b. Pembuatan larutan intermediet 1 alopurinol
Dari larutan induk diambil 1,0mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, encerkan dengan NaOH 0,1 N hingga tanda sehingga diperoleh larutan
dengan konsentrasi 100 μgmL
c. Pembuatan larutan intermediet 2 alopurinol
Dari larutan induk intermediet 1 diambil 10 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, encerkan dengan NaOH 0,1 N hingga tanda sehingga
diperoleh larutan dengan konsentra si 20 μgmL.
d. Pembuatan kurva baku alopurinol
Larutan intermediet 2 diambil sebanyak 2,3,4,5,6, dan 7 mL dari kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan NaOH 0,1 N
hingga batas tanda sehingga diperoleh seri larutan kurva baku alopurinol dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10,
12, dan 14 μgmL. Larutan seri baku tersebut diukur absorbansinya
pada panjang
gelombang pengamatan
menggunakan spektrofotometer UV. Dibuat kurva regresi linear antara kadar alopurinol dan
absorbansi yang diperoleh, kemudian ditentukan persamaan regresi linear dan nilai koefisien korelasinya.
5. Uji keseragaman bobot tablet alopurinol
Disiapkan 20 tablet alopurinol kemudian ditimbang satu per satu untuk mengetahui keseragaman bobot tablet. Bobot tablet yang diperoleh dihitung bobot
rata-ratanya. Setelah dilakukan uji keseragaman bobot, tablet alopurinol digerus menggunakan mortir dan stamper dan disimpan dalam wadah yang kering.
6. Validasi metode analisis dalam tablet alopurinol
Dua puluh tablet alopurinol digerus kemudian ditimbang sampel sebanyak 77 mg. Ke dalam masing-masing sampel ditambahkan baku alopurinol
4, 6, dan 8 mg. Replikasi dilakukan 5 kali. Masing-masing sampel yang telah