Parameter Pemisahan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

lebih dahulu. Pelebaran pita tidak tergantung dari kecepatan alir yang digunakan dan hanya bergantung dari penyusunan dan ukuran partikel dalam kolom. Pelebaran pita yang diakibatkan karena difusi Eddy akan semakin besar seiring dengan peningkatan ukuran partikel kolom Snyder et al., 2010. Transfer massa dapat menyebabkan pelebaran pita, terjadinya transfer massa disebabkan oleh transfer massa fase gerak yang merupakan kecepatan alir analit yang mempengaruhi pelebaran pita, diantara partikel fase diam terdapat rongga bilamana analit melewatinya akan lebih cepat keluar terbaca detektor dan bila analit cenderung lebih menyamping maka akan terjadi interaksi dahulu terhadap partikel fase diam. Transfer massa fase diam menggambarkan analit yang terpenetrasi ke dalam partikel fase diam dan tinggal lebih lama sebelum meninggalkan partikel fase diam. Perbedaan lama waktu tinggal dan adanya analit yang terlebih dahulu terelusi keluar akan menyebabkan pelebaran pita Snyder et al., 2010.

3. Fase Diam

Kolom pada KCKT tidak memerlukan temperatur tinggi karena sifat ikatan kimia terhadap fase diam sangat sensitif terhadap temperatur tinggi. pemilihan kolom berdasarkan jenis fase gerak dan sifat fisika kimia zat analit Snyder et al, 2010. Sifat bahan pengisi atau fase diam dalam kolom bervariasi meskipun dari satu produk yang sama. Variasi fase diam yang banyak digunakan dapat berdasarkan partikel yang porous atau non porous dengan ukuran diameter yang kecil dan permukaan partikel kecil yang porous. Salah satu fase diam yang digunakan dalam instrumen KCKT adalah silika. Silika adalah suatu adsorben dengan sifat yang terkenal dan banyak digunakan sebagai bahan isian kolom. Silika terdiri dari atom silikon yang dijembatani secara tiga dimensi oleh atom oksigen. Silika mengandung gugus OH silanol sehingga permukaannya memungkinkan untuk dimodifikasi untuk memberikan sifat yang spesifik. Modifikasi dari kolom silika sebagai bahan isian kolom telah sangat berkembang Munson, 1991. Tabel I. Modifikasi silika pada kolom dan aplikasinya Munson, 1991 Kolom Fase Aplikasi C18 Octadecyl Non-polar umum C8 Octyl Non-polar umum Phenyl Styryl Asam lemak, ikatan rangkap Cyano Cyanopropil Keton, aldehide Diol Aminopropil Sugar,anion Amino Dihydroxylhexyl Protein SAX Strong anion exchanger Aromatic quaternaryamine Anion

4. Fase Gerak

Pada pemilihan fase gerak yang perlu diperhatikan adalah fase gerak harus berinteraksi dengan fase diam yang sesuai untuk memisahkan suatu campuran secepat dan seefisien mungkin. Secara umum pemilihan fase gerak harus memenuhi kriteria viskositas, transparansi UV, titik didih, kemurnian, sifat inert, toksisitas dan harga Chan et al, 2004. Viskositas yang rendah menghasilkan tekanan yang rendah dibanding suatu pelarut dengan viskositas yang lebih tinggi pada suatu aliran tertentu. Untuk transparansi UV, jika serapan UV yang digunakan maka fase gerak yang digunakan haruslah transparan pada panjang gelombang yang digunakan Jeffrey, 1996. Pelarut yang digunakan dalam KCKT harus standar KCKT dan disaring dengan ukuran pori 0,2 μm. Pelarut yang digunakan harus murni dan tidak mengandung gas untuk menghindari pembentukan gelembung gas ketika melewati katub atau memasuki bejana piston. Suatu sistem degassing dibutuhkan untuk menghilangkan udara dalam larutan Christian, 1994. Adanya gas dalam fase gerak akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis Gandjar dan Rohman, 2012. Syarat-syarat fase gerak untuk KCKT adalah : murni, tanpa cemaran, tidak bereaksi dengan kemasan, sesuai dengan detektor, dapat melarutkan cuplikan, mempunyai viskositas yang rendah, memungkinkan memperoleh kembali cuplikan dengan mudah, harganya wajar Gandjar dan Rohman, 2012. Pemilihan fase gerak yang digunakan terutama berdasarkan indeks polaritas P’ campuran fase geark tersebut. Semakin besar nilai indeks polaritas menyatakan semakin polar fase gerak yang digunakan. Fase gerak yang sering digunakan merupakan kombinasi dari dua atau lebih campuran pelarut yang saling bercampur secara keseluruhan. Campuran fase gerak tersebut akan menghasilkan nilai polaritas tersendiri yang disebut indeks polaritas fase gerak Harvey, 2000. P’ AB = A . P’ A + B . P’ B Dengan A dan B merupakan fraksi volume pelarut yang digunakan pada pelarut A dan B, sedangkan P’ A dan P’ B merupakan indeks polaritas pelarut yang digunakan pada pelarut A dan B Harvey, 2000. Untuk mengetahui nilai indeks polaritas dari fase gerak yang digunakan maka dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel II. Nilai indeks polaritas pelarut Snyder et al., 1997. Pelarut Indeks polaritas Eluotropic values UV Cut off nm Alumina C 18 Silika Heksan 0,1 0,01 - 0,00 195 Sikloheksan 0,2 0,04 - - 200 Toluen 2,4 0,29 - 0,22 284 Tetrahidrofuran 4,0 0,45 3,7 0,53 212 Etil asetat 4,4 0,58 - 0,48 256 Aseton 5,1 0,56 8.8 0,53 330 Metanol 5,1 0,95 1,0 0,70 205 Asetonitril 5,8 0,65 3,1 0,52 190 Air 10,2 - - - 190 Deret elutropik yang disusun berdasarkan polaritas pelarut merupakan suatu panduan yang berguna dalam memilih fase gerak yang akan digunakan dalam sistem KCKT. Nilai UV cut off pemenggalan UV merupakan panjang gelombang dimana kuvet 1 cm yang digunakan pelarut akan memberikan absorbsi lebih dari satu satuan absorbansi. Pentingnya mengetahui panjang gelombang pemenggalan UV sangat berguna saat menggunakan detektor UV, penggunaan panjang gelombang deteksi dianjurkan tidak bertepatan atau di sekitar panjang gelombang pemenggalan UV dari pelarut yang digunakan sebagai fase gerak Gandjar dan Rohman, 2010.

F. Validasi Metode

Validasi metode analisis adalah proses dimana suatu metode ditetapkan melalui serangkaian uji laboratorium bahawa karakter penampilan metode tersebut memenuhi persyaratan untuk penerapan metode yang dimaksud. Tujuan akhir validasi metode adalah untuk menjamin bahwa tiap pengukuran di masa yang akan datang dalam suatu analisis rutin harus cukup dekat dengan nilai kandungan analit sebenarnya yang terkandung dalam suatu sampel Gandjar dan Rohman, 2012. Validasi metode menurut Association of Official Analytical Chemistry AOAC adalah suatu proses yang menetapkan karakteristik suatu metode yang ditemukan dapat memenuhi kebutuhan untuk aplikasi analisis yang diharapkan dengan cara studi laboratorium. Validasi dibagi menjadi empat kelas yaitu kelas A, B, C dan D. Kelas A digunakan untuk identifikasi senyawa. Kelas B digunakan untuk mendeteksi dan menentukan pengotor. Kelas C dapat menentukan senyawa