diadisi dengan baku alopurinol kemudian larutkan dengan NaOH 0,1 N dan saring dengan menggunakan kertas saring, masukkan ke dalam labu ukur 25 mL.
Diambil 1,0mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan add hingga tanda. Diambil lagi 1,0mL dan diencerkan hingga 10 mL, ukur serapan
konsentrasi larutan sampel pada panjang gelombang pengamatan dengan replikasi 5 kali. Dilakukan penetapan blanko dengan replikasi 5 kali.
Dilakukan pengukuran absorbansi larutan adisi sampel dan blanko menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum. Nilai
absorbansi yang didapat digunakan untuk menghitung kadar alopurinol dengan memasukkan nilai absorbansi pada persamaan kurva baku yang telah dibuat.
Dihitung persen perolehan kembali recovery, nilai koefisien variasi CV dan LOQ Limit of Quantitation alopurinol yang telah diadisi ke dalam matriks
tablet alopurinol.
7. Penetapan kadar alopurinol dalam tablet
Dua puluh tablet alopurinol digerus kemudian ditimbang sebanyak 77 mg. Dilarutkan dengan NaOH 0,1 N dan saring dengan menggunakan kertas
saring, masukkan ke dalam labu ukur 25 mL. Diambil 1,0 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan add hingga tanda. Diambil lagi 1,0 mL dan
diencerkan hingga 10 mL, ukur serapan konsentrasi larutan sampel pada panjang gelombang maksimum. Masukkan hasil absorbansi ke persamaan kurva baku
alopurinol sehingga diperoleh kadar alopurinol dalam sampel. Replikasi dilakukan 5 kali.
II. Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik
1.
Penentuan panjang gelombang pengamatan alopurinol
Penentuan panjang gelombang pengamatan dilakukan dengan cara mengukur spektra larutan baku alopurinol dengan menggunakan konsentrasi 5,0;
7,5; 10,0; 12 ,5 dan 15,0 μgmL. Pengukuran dilakukan pada rentang panjang
gelombang 200-400 nm terhadap blanko amonium hidroksida 5 dalam metanol. Berdasarkan spektra yang diperoleh kemudian ditentukan panjang gelombang
maksimum. Panjang gelombang ini akan digunakan pada deteksi sistem KCKT
2.
Pembuatan fase gerak
Fase gerak yang digunakan yaitu campuran metanol : amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides 10:90. Masing-masing larutan disaring
menggunakan kertas saring Whatman yang dibantu dengan pompa vakum dan diawaudarakan selama 15 menit. Pencampuran fase gerak dilakukan di dalam
sistem KCKT.
3.
Kurva baku alopurinol
a. Pembuatan larutan stok baku alopurinol. Ditimbang secara seksama
lebih kurang 25 mg baku alopurinol, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan dilarutkan dengan dengan amonium hidroksida 5 dalam metanol.
b. Pembuatan larutan intermediet alopurinol.Dibuat larutan intermediet
dengan konsentrasi 10
gmL dengan cara mengambil sebanyak 100
L dari larutan stok baku alopurinol, dimasukkan labu takar 10 mL dan diencerkan
dengan amonium hidroksida 5 dalam metanol hingga tanda.