sebagai pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan kelompok yang relevan, serta dia sebagai penanggung jawab utama. Sementara
kepemimpinan menurutnya adalah kemampuan memberikan pengarahan dan koordinasi kepada bawahan anggota organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi, serta kesediaan untuk menjadi penanggung jawab utama dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya.
Oleh karena itu, kepemimpinan pada hakekatnya adalah: 1. Proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 2. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,
kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.
3. Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. 4. Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu.
2.2.4.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan yang Hakiki
Kemampuan mengambil keputusan merupakan kriteria utama dalam menilai evektivitas kepemimpinan seseorang, berarti ada kriteria
lain yang dapat dan biasanya digunakan. Berbagai kriteria itu berkisar pada kemampuan seorang pimpinan menjalankan berbagai fungsi-fungsi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
kepemimpinan. Menurut Sondang 2003: 46 fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki ada lima, yaitu:
1. Pimpinan sebagai penentu arah Kenyataan yang selalu dihadapi oleh setiap organisasi ialah bahwa
sarana dan prasarana yang tersedia atau mungkin tersedia bagi organisasi selalu terbatas sifatnya, sedangkan tujuan yang ingin
dicapai, terutama yang bersifat jangka panjang, per definisi adalah sesuatu yang sifatnya tidak terbatas. Dengan kata lain, arah yang
hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan
prasarana yang tersedia itu. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang
bersangkutan. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.
Tergantung dari jenjang hirarki jabatan pimpinan yang diduduki oleh seseorang dalam suatu organisasi. Semakin tinggi kedudukan
kepemimpinan yang diduduki oleh seseorang dalam organisai, nilai dan bobot strategik dari keputusan yang diambilnya semakin besar.
Sebaliknya, semakin rendah kedudukan seseorang dalam suatu organisasi, keputusan yang diambilnya pun lebih mengarah kepada
hal-hal yang teknis operasional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi Kebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada
berbagai pihak dengan maksud berbagai pihak itu mempunyai pengertian yang tepat tentang kehidupan organisasional perusahaan
yang bersangkutan.pengertian yang tepat diharapkan bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan, bertolak dari
kepercayaan berbagai pihak tersebut terhadap kemampuan organisasi memenuhi berbagai kepentingan yang diwakili oleh pihak-pihak yang
berkepentingan itu.yang paling bertanggung jawab untuk berperan sebagai wakil dan juru bicara perusahaan dalam hubungan dengan
berbagai pihak tersebut adalah pimpinan perusahaan. Akan tetapi pada bentuk dan tingkat yang formal, tidak semua
anggota organisasi mempunyai wewenang untuk mengadakan hubungan keluar dengan berbagai pihak yang ada hubungannya
dengan organisasi yang bersangkutan. Bahkan tidak pada semua tingkat jabatan pimpinan. Pimpinan puncak organisasilah yang
menjadi wakil dan juru bicara resmi organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak di luar organisasi.
3. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif Tidak dapat disangkal bahwa salah satu fungsi pimpinan yang bersifat
hakiki adalah berkomunikasi secara efektif. Demikian pentingnya komunikasi yang efektif itu dalam usaha peningkatan kemampuan
memimpin seseorang. Pada hakikatnya berkomunikasi berarti
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
mengalihkan suatu pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi yang efektif hanya mungkin berlangsung apabila
digunakan saluran yang tepat. Sumber pesan-lah yang memilih saluran yang hendak digunakannya dan dia pulalah yang menentukan apakah
saluran yang paling tepat adalah yang sifatnya formal atau sifatnya informal. Pemilihan saluran yang tepat menjadi sangat penting karena
apakah pesan diterima secara utuh oleh penerima atau tidak sangat tergantung pada bentuk dan sifat saluran tersebut.
4. Pimpinan sebagai mediator Dalam kehidupan organisasional, selalu saja ada situasi konflik yang
harus diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun ke dalam hubungan ke dalam organisasi. Fungsi kepemimpinan sebagai
mediator difokuskan pada penyelesaian situasi konflik yang mungkin timbul dalam hubungan keluar dihadapi dan diatasi.
5. Peranan selaku integrator Merupakan kenyataan dalam kehidupan organisasional bahwa
timbulnya kecenderungan berpikir dan bertindak berkotak-kotak dikalangan para anggota organisasi dapat diakibatkan oleh sikap yang
positif, tetapi mungkin pula karena adanya tekad dan kemauan keras dikalangan para anggota organisasi yang tergabung dalam satu
kelompok tertentu untuk berbuat seoptimal mungkin bagi organisasi. Akan tetapi sikap demikian dapat mempunyai dampak negatif bagi
kehidupan organisasionalapabila dalam usaha berbuat sebaik mungkin
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
bagi organisasi, para anggota organisasi yang bersangkutan lupa bahwa keberhasilan satu kelompok yang bekerja sendirian belum
menjamin keberhasilan organisasi sebagai keseluruhan. Dengan demikian diperlukan integrator terutama pada hirarki puncak
organisasi. Integrator itu adalah pimpinan. Setiap pimpinan, terlepas dari hirarki jabatannya dalam organisasi, sesungguhnya adalah
integrator. Hanya saja cakupan dan intensitasnya berbeda-beda. Artinya, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan dalam organisasi, semakin penting pula makna peranan tersebut. Hanya pimpinanlah yang berada “di atas semua orang dan
semua satuan kerja” yang memungkinkannya menjalankan peranan integratif.
2.2.4.3 Gaya Kepemimpinan