b. Faktor Motivasi Motivation Motivasi diartikan suatu sikap attitude pimpinan dan karyawan
terhadap situasi kerja situation di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif pro terhadap situasi kerjanya akan
menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif kontra terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan
motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan
pimpinan, pola kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja.
2.2.6.3 Manajemen Kinerja SDM
Manajemen kinerja menurut Ruky 2002: 6 adalah suatu bentuk usaha, kegiatan atau program yang di prakarsai dan dilaksanakan oleh
pimpinan organisasi atau perusahaan untuk mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan.
Menurut Mangkunegara 2005: 19, manajemen kinerja merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
terhadap pencapaian kinerja dan dikomunikasikansecara terus-menerus oleh pimpinan kepada karyawan, antara karyawan dengan atasannya
langsung. Dengan asumsi membangun harapan: a. Fungsi kerja esensial yang diharapkan para pegawai.
b. Seberapa besar melakukan pekerjaan pegawai bagi pencapaian tujuan organisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
c. Apa arti konkret melakukan pekerjaan dengan baik. d. Bagaimana karyawan dan atasannya langsung bekerjasama untuk
mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja karyawan yang sudah ada sekarang.
e. Bagaimana prestasi kerja akan diukur. f. Mengenai berbagai hambatan kinerja dan menyingkirkannya.
2.2.6.4 Tujuan Pelaksanaan Manajemen Kinerja
Menurut Mangkunegara 2005: 19, bagi Pimpinan dan Manajer, tujuan manajemen kinerja adalah:
a. Mengurangi keterlibatan dalam semua hal. b. Menghemat waktu, karena para pegawai dapat mengambil berbagai
keputusan sendiri dengan memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk mengambil
keputusan yang benar. c. Adanya kesatuan pendapat dan mengurangi kesalahpahaman diantara
pegawai tentang siapa yang mengerjakan dan siapa yang bertanggungjawab.
d. Mengurangi frekuensi situasi dimana atasan tidak memiliki informasi pada saat dibutuhkan.
e. Pegawai mampu memperbaiki kesalahannya dan mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya kesalahan ataupun inefesiensi.
Adapun bagi para pegawai, tujuan pelaksanaan manajemen kinerja adalah:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
a. Membantu para pegawai untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan mengapa hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan
kewenangan dalam mengambil keputusan. b. Memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan
keahlian dan kemampuan baru. c. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan
sumber daya yang memadai. d. Pegawai memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan
dan tanggungjawab kerja mereka.
2.2 Kerangka Berpikir Didalam perkembangan sumber daya manusia yang ada dalam
lingkup organisasi, merupakan suatu proses peningkatan kualitas dan kemampuan manusia dalam rangka mencapai tujuan organisasi seorang
pemimpin mempunyai misi utama mengawali usahanya dan mengajak pekerja untuk bekerja secara efektif dan efisien. Kinerja pada hakekatnya
meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini haruslah lebih baik daripada metode kerja hari kemarin, dan
hasil yang dapat diraih esok hari haruslah lebih banyak dan lebih bermutu daripada hasil yang dicapai sekarang.
Untuk meningkatkan kinerja lebih baik harus didukung dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan, serta pemberian
motivasi dan kepemimpinan akan semakin meningkatkan kemampuannya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber