anggota gender yang lain dan tidak menginginkan pergantian kelamin dinamakan transgender atau waria PKBI DIY, 2009.
2.2.2.4 Orientasi Seksual
Orientasi seksual adalah suatu keadaan emosional dimana seseorang tertarik secara seksual dengan jenis kelamin tertentu. Orientasi seksual dibedakan menjadi dua
yaitu heteroseksual orang yang secara seksual tertarik dengan lawan jenis dan homoseksual orang yang secara seksual lebih tertarik dengan orang lain yang
sejenis kelamin BKKBN, 2006.
2.2.2.5 Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan,
berpelukan, bercumbu, bercumbu berat sampai berhubungan seks BKKBN, 2006. Perilaku seksual mencangkup orang-orang yang melakukan keintiman dengan
orang lain maupun dirinya sendiri autoseksual dan juga mencangkup perilaku yang diarahkan untuk memperoleh kenikmatan seksual. Ramadhani 2010
menyebutkan perilaku seksual terdiri atas hubungan seksual intercourse dan selain hubungan seksual nonintercourse diantaranya berpegangan tangan,
berpelukan, berciuman, dan masturbasi. Hubungan seksual intercourse terdiri
dari:
1 Orogenital merupakan hubungan seksual dengan melakukan rangsangan
melalui mulut pada organ seks pasangannya dan sering disebut oral seks yang berarti hubungan seksual secara oral mulut dan dengan alat kelamin.
2 Anogenital merupakan hubungan seksual yang dilakukan dengan memasukkan
penis kedalam anus aau anal, sehingga disebut juga anal seks 3
Genitogenital merupakan hubungan seksual yang dilakukan antara kelamin dengan kelamin yaitu hubungan seksual yang memasukan penis ke dalam
vagina.
2.3. Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan
2.3.1. Konsep Perilaku Kesehatan
2.3.1.1 Batasan Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan Notoatmodjo, 2010. Manusia adalah makhluk individual maupun
sosial, serta sebagai subjek sekaligus objek dalam kehidupan dan tidak bersifat pasif dalam menerima keadaan hidup. Proses perkembangan perilaku manusia sebagian
ditentukan oleh kehendaknya sendiri dan sebagian bergantung pada alam, sedangkan makhluk lain sepenuhnya bergantung pada alam Sunaryo, 2004.
Notoatmodjo 2010 mengelompokkan aktivitas manusia menjadi dua yakni aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain dan aktivitas yang tidak dapat diamati
oleh orang. Menurut Skiner 1938 dalam Notoatmodjo 2010 merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus, organisme, dan respon, sehingga
teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” Stimulus-Organisme-Respon. Teori ini