3 Faktor-faktor penguat reinforcing factors yaitu faktor-faktor yang mendorong
atau memperkuat terjadinya perilaku. Seseorang yang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
2.3.4.3. Teori World Health Organization WHO
World Health Organization WHO merumuskan determinan perilaku ini secara sederhana dan memiliki alasan pokok Notoatmodjo, 2010, yaitu:
1 Pemikiran dan perasaan thoughts and feeling, hasil pemikiran-pemikiran dan
perasaan-perasaan atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus yang merupakan model awal untuk
bertindak atau berperilaku. 2
Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai personal reference, tatanan masyarakat dengan sikap paternalistik masih kuat,
maka perubahan perilaku masyarakat dengan sikap tergantung dari perilaku acuan yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat setempat.
3 Sumber daya resources yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya
perilaku seseorang atau masyarakat. Jika dibandingkan dengan teori Green, sumber daya ini sama dengan faktor enabling sarana dan prasarana atau
fasilitas. 4
Sosio budaya culture setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang. Faktor sosio-budaya merupakan faktor
eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku tiap-tiap etnis di Indonesia yang berbeda-beda, karena memang
masing-masing etnis mempunyai kebudayaan berbeda-beda yang khas Sutardi, 2007.
Dari uraian tersebut, teori WHO ini dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:
B = Behavior F = Fungsi
Tf = Thoughts and Feeling Pr = Personal refrences
C = Culture
2.3.5. Pelayanan Kesehatan Pada WPS
2.3.5.1. Klinik Voluntary Counceling and Testing VCT
Klinik VCT merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIVAIDS berkelanjutan berdasarkan prinsip
sukarela dalam melaksanakan testing HIV, saling mempercayai dan terjaminnya konfidensialitas Suherman, 2009. Layanan VCT dapat diimplementasikan dalam
berbagai keadaan dan sangat bergantung pada kondisi dan situasi daerah setempat, kebutuhan masyarakat dan profil klien seperti individual atau pasangan, perempuan
atau laki-laki, dewasa atau anak muda Depkes RI, 2008. Konseling VCT mampu memberikan keuntungan, baik bagi mereka yang positif terinveksi virus HIV,
maupun bagi mereka yang negatif Suherman, 2009. Voluntary Counseling and Test dapat mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsipengetahuan mereka
B = F Tf, Pr, R, C