19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Deteminasi Tumbuhan Kubis
Hasil determinasi tanaman kubis yang dilakukan di Jurusan Biologi FMIPA UNPAD menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan sesuai dengan tanaman uji
yang diperlukan yaitu Brassica oleracea var. capitata L.
5.2 Hasil Ekstraksi
Daun kubis segar sebanyak 5726,104 gram diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 95 sebanyak 12 liter. Hasil eksraksi
tersebut kemudian dipekatkan dengan evaporator hingga diperoleh ekstrak kental seberat 228,2 gram. Berdasarkan perhitungan dengan rumus, diperoleh nilai
rendemen ekstrak sebesar 3,98.
5.3 Skrining Fitokimia
Berdasarkan hasil skrining fitokimia, ekstrak kubis mengandung senyawa sebagai berikut :
Tabel 5.1 Hasil pemeriksaan fitokimia dari ekstrak etanol daun kubis
Golongan senyawa Hasil
Alkaloid -
polifenol -
Tanin +
Flavonoid +
Monoterpenoid dan seskuiterpenoid +
Steroid -
Triterpenoid +
kuinon -
saponin +
Keterangan: + : terdeteksi - : tidak terdeteksi
Data-data tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kubis mengandung senyawa tanin, flavonoid, monoterpenoid, seskuiterpenoid, triterpenoid, dan
saponin. Sedangkan senyawa alkaloid, polifenol, steroid dan kuinon tidak
20 terdeteksi. Diduga senyawa-senyawa tersebut yang akan memberikan aktivitas
antijamur terhadap M. furfur.
5.4 Hasil Uji Aktivitas Ekstrak etanol Kubis terhadap M. furfur
Hasil pengujian aktivitas ekstrak etanol kubis terhadap M. furfur dapat dilihat pada Tabel 5.2. Hasil pengujian aktivitas antijamur tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan maka semakin besar pula diameter hambat yang terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh kandungan senyawa dalam ekstrak etanol kubis terhadap pertumbuhan M. furfur.
Tabel 5.2. Diameter Hambat Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Kubis Terhadap M. furfur
5.5 Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum KHTM Ekstrak Kubis terhadap Jamur