14
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Pengumpulan dan Determinasi Tumbuhan
Kubis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kubis yang diperoleh dari sentra penanaman kubis di Balai Penelitian Tanaman Sayuran BALITSA,
Lembang. Bagian yang digunakan adalah daun kubis. Determinasi dilakukan dengan mengamati morfologi bagian-bagian tanaman kubis dan dibandingkan
dengan pustaka. Determinasi akan dilakukan oleh lembaga khusus yang menangani analisis taksonomi tumbuhan.
4.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Kubis
Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi atau perendaman. Metode ini dipilih untuk mencegah kerusakan komponen senyawa-senyawa oleh
suhu yang tinggi. Pelarut yang digunakan adalah etanol 95 karena etanol merupakan pelarut yang umum digunakan untuk menyari senyawa polar maupun
non polar. Proses ini dilakukan dengan perendaman potongan daun kubis segar selama 3x24 jam dalam maserator dengan penggantian pelarut setiap 24 jam.
Ekstrak ditampung dalam labu Erlenmeyer kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40°C. Rendemen ekstrak dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut : Rendemen = Berat ekstrak kental x 100
Berat daun kubis
4.3. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kubis. Kandungan yang diperiksa adalah
golongan alkaloid, flavonoid, kuinon, polifenol, saponin, tanin, triterpenoid, steroid, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid.
4.4 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Kubis 4.4.1 Inokulasi
Malassezia furfur
Jamur M. furfur diinokulasikan pada media Sabouraud Dextrosa Agar SDA yang mengandung minyak zaitun dan diinkubasikan pada suhu 25
C selama 48 jam. Satu ose koloni jamur disuspensikan ke dalam 5 mL NaCl
15 fisiologis steril. Konsentrasi jamur dalam suspensi tersebut diukur berdasarkan
kekeruhannya menggunakan spektrofotometer pada transmitan 80. Hal ini bertujuan untuk menyamakan konsentrasi jamur yang digunakan pada setiap
pengujian, sehingga hasil yang diperoleh dapat dibandingkan.
4.4.2 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kubis
Uji aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol daun kubis. Pengujian aktivitas antijamur ini dilakukan menggunakan
metode difusi agar. Pengujian ini dilakukan dengan meneteskan ekstrak etanol dengan beberapa tingkat konsentrasi ke dalam lubang pada media uji dan
diinkubasi pada suhu 25 C selama 48 jam. Medium uji terdiri dari SDA yang
telah mengandung suspensi jamur M. furfur. Ekstrak yang terdapat dalam lubang tersebut akan berdifusi ke dalam media uji dan menghasilkan zona bening
di sekitarnya. Besarnya zona bening yang dihasilkan sebanding dengan aktivitas antijamur yang dihasilkan oleh zat aktif yang terdapat dalam ekstrak.
4.5 Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum KHM
Penentuan KHM dilakukan untuk menetapkan dosis minimum ekstrak etanol kubis yang masih dapat memberikan aktivitas antijamur terhadap jamur M. furfur.
Pada tahap ini, dilakukan pengujian aktivitas antijamur pada beberapa tingkat dosis uji. Penentuan KHM ini dilakukan menggunakan metode KHM padat.
Dengan demikian
pengamatan akt
ivitas antijamur
dilihat berda
sarkan pertumbuhan koloni yang terbentuk. Nilai KHM terletak pada konsentrasi terkecil
yang tidak mengakibatkan pertumbuhan koloni jamur pada permukaan media agar, sebelum konsentrasi yang masih ditumbihi koloni jamur.
4.6 Pembuatan Sediaan Sampo Antiketombe
Formulasi ekstrak etanol menjadi bentuk sediaan sampo antiketombe terdiri dari zat aktif berupa ekstrak etanol kubis pada berbagai tingkat konsentrasi dan zat
tambahan. Komposisi masing-masing formula dapat dilihat pada Tabel 4.1.
16 Tabel 4.1.Formula Sediaan Sampo Antiketombe dengan Berbagai
Konsentrasi Ekstrak Kubis
Bahan Formula Sampo Antiketombe dengan Berbagai
Konsentrasi Ekstrak Kubis F
F
1
F
2
F
3
Texapon cair 10
10 10
10 Cocamide DEA
4 4
4 4
CAB-30 3
3 3
3 Polydimethylsiloxane
1 1
1 1
EDTA
2
Na 0,1
0,1 0,1
0,1
Ekstrak kubis 15
30 45
Methyl paraben 0,15
0,15 0,15
0,15 Propyl paraben
0,05 0,05
0,05 0,05
NaCl 3,3
3,3 3,3
3,3 Minyak tanjung
qs qs
qs qs
air suling sampai 100mL
100 mL 100 mL
100 mL Keterangan: F
= Formula sampo tanpa ekstrak kubis F
1
= Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 15 F
2
= Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 30 F
3
= Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 45
4.7 Evaluasi Sediaan Sampo Antiketombe 4.7.1 Pengamatan Organoleptis