Batasan dan Definisi Penyebab Penyakit Ketombe

5 slooffiae Musliani, 2001. Yang paling sering dikenal dan sering diderita oleh manusia adalah Malassezia furfur dan Malassezia pachydermatis Klotz, 1989. Bentuk jamur Malassezia furfur yaitu oval-bulat atau seperti botol, berukuran 3 – 8µm. Ragi ini mampu membentuk hifa fase hifa dan bersifat invasif serta patogen. Pada fase hifa terbentuk hifa bersepta yang mudah putus, sehingga nampak hifa-hifa pendek, berujung bulat atau tumpul. Koloni Malassezia furfur bersifat menyebar dan terlihat lembut serta akan menjadi kering dan mengkerut seiring dengan waktu. Warna yang khas pada Malassezia furfur yaitu krem kekuningan dan akan menjadi kuning kemudian menjadi kecoklatan seiring dengan waktu Figueras, 2000. Koloni Malassezia furfur akan tumbuh dengan baik pada media Sabouraud Dextrose Agar yang mengandung minyak zaitun dengan masa inkubasi 3-5 hari pada suhu 30-37 C, namun akan kurang baik bila pada suhu kamar karena pertumbuhannya akan berlangsung lambat. Malassezia furfur dapat membentuk rantai asam lemak yang panjang untuk pertumbuhannya, karena itu jamur ini akan sangat mudah tumbuh pada media yang mengandung minyak zaitun Figueras, 2000.

2.3 Ketombe

2.3.1 Batasan dan Definisi

Pengelupasan kulit kepala yang berlebihan dengan bentuk besar-besar seperti sisik-sisik, disertai dengan adanya kotoran-kotoran berlemak, rasa gatal, dan kerontokan rambut dikenal sebagai ketombe dandruff. Ketombe termasuk penyakit kulit yang disebut dengan dermatitis seboroik seborrheic dermatitis dengan tanda-tanda inflamasi atau peradangan kulit pada daerah seborea kulit kepala, alis mata, bibir, telinga, dan lipat paha, yang disebabkan karena keaktifan dari kelenjar keringat yang berlebihan Harahap, 1990 Berdasarkan jenisnya secara umum dikenal dua macam ketombe, yaitu: 1. Seborrhea sicca Ketombe jenis ini ditandai dengan kulit kepala yang kering dan bersisik. Pada keadaan normal, lapisan kulit terluar selalu menghasilkan sel keratin mati yang terus menerus dalam bentuk keping-keping kecil sisik. Biasanya 6 pengelupasan ini seimbang dengan produksi jaringan sel baru oleh lapisan di bawahnya. Jika keseimbangan ini terganggu akan terjadi pengelupasan sel keratin yang berlebihan. Dan sel-sel yang terlepas dengan adanya air atau keringat akan melekat satu sama lain menjadi sisik-sisik besar yang tertimbun pada kulit kepala. 2. Seborrhea oleosa Seborrhea oleosa adalah jenis ketombe yang disebabkan karena adanya produksi lemak yang berlebihan, sehingga kulit kepala menjadi sangat berlemak dan sisik-sisik akan menggumpal dalam massa lemak. Kulit kepala yang berlemak juga merupakan m edia yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, termasuk mikroorganisme penyebab ketombe. Penyakit ketombe ditandai oleh gejala-gejala fisik, seperti berikut: a. Timbulnya sisik-sisik kering atau basah dikulit kepala. b. Adanya bintik-bintik merah seperti bisul kecil, disertai rasa nyeri, gatal dan dapat diikuti demam. c. Kulit kepala lecet, basah, bergetah, dan bau. d. Terjadi kerontokan rambut

2.3.2 Penyebab Penyakit Ketombe

Penyebab utama dari seboroik dermatitis dan ketombe yang sering disebut adalah jamur Malassezia furfur yang dikombinasikan dengan beberapa faktor eksternal dari penderita. Diantaranya yaitu kecenderungan genetik dan emosi. Gejala klinik penyakit ini diderita di daerah sekitar kulit kepala yang kaya dengan kelenjar sebaceous. Luka yang disebabkan jamur ini berwarna kemerahan dan tertutup oleh kulit kepala yang berminyak dan terasa sangat gatal Ajello, 1997. Secara garis besar ketombe dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu: 1. Faktor internal, meliputi keseimbangan hormonal terganggu, proses metabolisme sel tidak sempurna, stres, emosi, dan genetik. 2. Faktor eksternal, meliputi perubahan biokimia pada lapisan epidermis kulit kepala, peningkatan jumlah dan kerja jamur dan bakteri, serta reaksi kulit terhadap penggunaan obat-obatan dan kosmetik tertentu yang disebabkan oleh penggunaan kosmetik dan obat-obatan topikal. 7 Selain faktor-faktor di atas, ketombe juga disebabkan oleh faktor iklim. Pada daerah yang iklimnya dingin didapati kasus ketombe yang meningkat Harahap, 1990.

2.3.3 Pengobatan Ketombe