Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum KHTM Ekstrak Kubis terhadap Jamur Hasil Pembuatan Sediaan Sampo Antiketombe

20 terdeteksi. Diduga senyawa-senyawa tersebut yang akan memberikan aktivitas antijamur terhadap M. furfur.

5.4 Hasil Uji Aktivitas Ekstrak etanol Kubis terhadap M. furfur

Hasil pengujian aktivitas ekstrak etanol kubis terhadap M. furfur dapat dilihat pada Tabel 5.2. Hasil pengujian aktivitas antijamur tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan maka semakin besar pula diameter hambat yang terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kandungan senyawa dalam ekstrak etanol kubis terhadap pertumbuhan M. furfur. Tabel 5.2. Diameter Hambat Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Kubis Terhadap M. furfur

5.5 Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum KHTM Ekstrak Kubis terhadap Jamur

Malassezia furfur Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum KHTM ekstrak kubis dilakukan terhadap jamur Malassezia furfur menggunakan metode KHTM padat. Hasil penentuan KHTM ekstrak kubis terhadap jamur Malassezia furfur dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Hasil penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum KHTM Ekstrak Kubis terhadap Jamur Malassezia furfur Mikroba Uji Konsentrasi Ekstrak Kubis bv 5 10 15 20 25 30 35 40 Malassezia furfur + + - - - - - - Keterangan : + = Mikroba tumbuh - = Mikroba tidak tumbuh Berdasarkan data dalam tabel tersebut, dapat ditentukan nilai KHTM ekstrak kubis terhadap M. furfur adalah antara 10 – 15 bv. Karena pada Konsentrasi bv Diameter hambat mm cawan 20 40 60 80 1 15,10 17,60 18,30 19,50 2 11,60 15,80 18,10 18,60 3 11,40 17,30 18,30 19,40 4 15,20 15,50 17,90 19,50 Rata-rata 13.32 16.55 18.15 19.25 21 konsentrasi ekstrak kubis 10 tidak memberikan aktivitas sedangkan pada 15 bv tidak menunjukkan adanya pertumbuhan koloni jamur M. furfur.

5.6 Hasil Pembuatan Sediaan Sampo Antiketombe

Tabel 5.4 Formula Sediaan Sampo Antiketombe dengan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kubis Bahan Formula Sampo Antiketombe dengan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kubis F0 F1 F2 F3 Texapon cair 10 10 10 10 Cocamide DEA 4 4 4 4 CAB-30 3 3 3 3 Polydimethylsiloxane 1 1 1 1 EDTA 2 Na 0,1 0,1 0,1 0,1 Ekstrak kubis 15 30 45 Methyl paraben 0,15 0,15 0,15 0,15 Propyl paraben 0,05 0,05 0,05 0,05 NaCl 3,3 3,3 3,3 3,3 Munyak tanjung qs qs qs qs Air suling sampai 100 mL 100 mL 100 mL 100 mL Keterangan: F0 = Formula sampo tanpa ekstrak kubis F1 = Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 15 F2 = Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 30 F3 = Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 45 Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa formula sediaan samp o antiketombe dibuat dengan menambahkan ekstrak kubis sebanyak 15, 30, 45. Sebagai blanko dibuat tanpa penambahan ekstrak kubis. Penambahan berbagai konsentrasi ekstrak kubis pada formula sampo antiketombe tabel 5.4 ditentukan berdasarkan harga KHTM yang diperoleh dari tabel 5.3. Tabel 5.5 Hasil Formulasi Sediaan Sampo Antiketombe dengan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kubis Formula Bentuk Warna Bau F0 Larutan kental Bening Bunga tanjung F1 Larutan kental kuning Bunga tanjung F2 Larutan kental Kuning kecokelatan Bunga tanjung F3 Larutan kental Kuning kecokelatan Bunga tanjung Keterangan: F0 = Formula sampo tanpa ekstrak kubis F1 = Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 15 F2 = Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 30 F3 = Formula sampo dengan ekstrak kubis konsentrasi 45 22 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui hasil formulasi sediaan sampo antiketombe dengan berbagai konsentrasi ekstrak kubis. Sampo yang dibuat berbentuk larutan kental dan penambahan ekstrak kubis menyebabkan sediaan sampo berwarna kuning kecokelatan karena dalam ekstrak kubis terkandung flavon dari senyawa flavonoid yang memberikan warna kuning pada kubis. Penambahan ekstrak kubis dan minyak tanjung ke dalam formula menyebabkan adanya bau khas kubis dan pewangi bunga tanjung pada sediaan sampo.

5.7 Hasil Pengamatan Stabilitas Fisik Sediaan Sampo Antiketombe