Malassezia furfur Pengembangan Ekstrak Etanol Kubis (Brassica oleracea var. Capitata l. ) Asal Kabupaten Bandung Barat dalam Bentuk Sampo Antiketombe terhadap Jamur Malassezia furfur.

4 Variabel komoditas yang penting adalah ukuran kepala, kerapatan, bentuk, warna, tekstur daun, dan periode kematangan Vincent, 1998. Kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide, kalsium, dan beta karoten. Sel ain itu juga mengandung senyaw a sianohidroksibutena CHB, sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation Dalimartha, 2000. Brassica dan banyak genus Brassicaceae mengandung senyawa glukosinolat yang diubah oleh enzim mirosinase menjadi senyawa yang berasa pahit Vincent, 1998. Dilaporkan bahwa kubis berkhasiat untuk mengobati pirai gout, pembengkakan sendi, diare, tuli, dan sakit kepala; lumatan kubis adalah ramuan yang biasa digunakan untuk mengobati keracunan jamur Vincent, 1998. Selain itu tanaman kubis juga secara tradisional sering digunakan sebagai obat gatal akibat jamur Candida candidiasis, jamur dikulit kepala, tangan dan kaki, kadar kolesterol darah tinggi, radang sendi artritis, antidotum pada mabuk alkohol hangover, racun dihati, sulit buang air besar, mencegah tumor membesar, dan meningkatkan produksi ASI Dalimartha, 2000.

2.2 Malassezia furfur

Jamur Malassezia adalah ragi yang bersifat lipofilik yang sering ditemukan pada permukaan kulit atau tubuh manusia dan hewan dan juga memiliki periode pertumbuhan sangat cepat. Malassezia merupakan flora normal pada kulit manusia karena hampir 90 orang dewasa pernah ditumbuhi jamur ini yang bersifat sementara namun bila tidak diobati akan memberikan luka akibat penjamuran Gagneur,2001. Pertama kali pada tahun 1853 Robin menemukan jamur penyebab Ptyriasis versicolor yang dinamakan Mikrosporum furfur, kemudian pada tahun 1889 memberi nama Malassezia furfur pada jamur tersebut. Genus Malassezia, pada awalnya hanya diketahui hanya terdiri dari dua spesies yaitu Malassezia furfur dan Malassezia pachydermatis, saat ini telah dikenal tujuh spesies Malassezia, yaitu Malassezia furfur, Malassezia pachydermatis, Malassezia sympodialis, Malassezia globosa, Malassezia obtusa, Malassezia restricta, dan Malassezia 5 slooffiae Musliani, 2001. Yang paling sering dikenal dan sering diderita oleh manusia adalah Malassezia furfur dan Malassezia pachydermatis Klotz, 1989. Bentuk jamur Malassezia furfur yaitu oval-bulat atau seperti botol, berukuran 3 – 8µm. Ragi ini mampu membentuk hifa fase hifa dan bersifat invasif serta patogen. Pada fase hifa terbentuk hifa bersepta yang mudah putus, sehingga nampak hifa-hifa pendek, berujung bulat atau tumpul. Koloni Malassezia furfur bersifat menyebar dan terlihat lembut serta akan menjadi kering dan mengkerut seiring dengan waktu. Warna yang khas pada Malassezia furfur yaitu krem kekuningan dan akan menjadi kuning kemudian menjadi kecoklatan seiring dengan waktu Figueras, 2000. Koloni Malassezia furfur akan tumbuh dengan baik pada media Sabouraud Dextrose Agar yang mengandung minyak zaitun dengan masa inkubasi 3-5 hari pada suhu 30-37 C, namun akan kurang baik bila pada suhu kamar karena pertumbuhannya akan berlangsung lambat. Malassezia furfur dapat membentuk rantai asam lemak yang panjang untuk pertumbuhannya, karena itu jamur ini akan sangat mudah tumbuh pada media yang mengandung minyak zaitun Figueras, 2000.

2.3 Ketombe