Kesetaraan Mengutamakan potensi masyarakat setempat

101 Bab 3 Keterbukaan dan Keadilan Meskipun terdapat sedikit perbedaan dari UNDP, UN-ESCAP, dan MTI, namun dapat disimpulkan bahwa keterbukaan dan keadilan merupakan salah satu prinsip good governance. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis, keterbukaan menghendaki agar penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan secara terbuka atau transparan. Ini berarti, berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan haruslah jelas, tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan rahasia. Oleh karenanya, perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya harus bisa diketahui oleh masyarakat. Hal ini selaras dengan beberapa alasan mengenai pentingnya sikap keterbukaan tersebut, yakni sebagai berikut. a. Kekuasaan pada dasarnya cen- derung diselewengkan. Semakin besar kekuasaan, semakin besar pula kemungkinan terjadinya penyelewengan kekuasaan. Pada umumnya penyelewengan ke- kuasaan tersebut terjadi dan semakin merajalela apabila tidak ada keterbukaan dalam penyeleng- garaan pemerintahan. Itulah sebabnya negara-negara demo- kratis sangat menekankan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan. b. Dasar penyelenggaraan pemerintahan di negara demokratis adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Oleh karena itu, kedudukan pemerintah di negara demokratis pada hakikatnya adalah sebagai pihak yang dipilih oleh rakyat untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Karena itu, berbagai aturan hukum di negara demokratis, sebisa mungkin diusahakan ada keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Itu dilakukan untuk menjamin bahwa jalannya pemerintahan senantiasa berada di jalur yang benar, yaitu untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. c. Keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bagi setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi. Hal itu akan menjadikan warga negara memiliki pemahaman yang jernih mengenai berbagai hal berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Dengan pemahaman yang jernih tersebut, pada gilirannya warga negara akan mampu berpartisipasi aktif dalam memengaruhi agenda publik. Keterbukaan merupakan prasyarat mutlak bagi adanya partisipasi yang konstruktif dan rasional. Sumber: Majalah Men’ s Obsession, T ahun 2005 Gambar 3.4 Kekuasaan yang dipegang para pejabat sangat rawan untuk diselewengkan.

Dokumen yang terkait

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Sistem Informasi Penjualan Buku Secara Online Pada Toko Buku Bungsu Bandung

4 96 1

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82