Keluarga Buku Kelas XI SMK/MAK KTSP 2006 Lengkap

21 Bab 1 Budaya Politik di Indonesia pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu. Tokoh Sukarno misalnya, mem-peroleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan kesadaran dan semangat Sukarno untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya yang terjajah oleh Belanda.

2. Sekolah

Sekolah sebagai suatu sarana sosialisasi politik sudah merupakan hal yang wajar. Sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan pengetahuan tentang dunia politik dan peranan para generasi muda di dalamnya. Sekolah juga membangun kesadaran kepada anak didik mengenai pentingnya hidup bernegara dalam bentuk pendidikan kewarganegaraan. Rasa setia kepada negara juga dapat dibangun dan ditumbuhkan dengan cara memberikan pemahaman tentang simbol-simbol negara, seperti lambang negara, bendera nasional, bahasa nasional, serta berbagai lagu kebangsaan dan perjuangan. Lebih jauh lagi, sekolah memberikan pandangan yang lebih konkret tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Siswa juga berlatih berorganisasi dan memimpin di sekolah. Hal-hal tersebut dapat menambah pengetahuan siswa terhadap dunia politik.

3. Peer group

Agen sosialisasi politik lainnya adalah peer group. Peer group masuk kategori agen sosialisasi politik primary group. Peer group adalah teman-teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya tentu sangat memengaruhi beberapa tindakan individu di dalamnya. Tokoh semacam Mohammad Hatta banyak memiliki pandangan-pandangan yang sosialistik saat ia bergaul dengan teman-temannya di bangku kuliah di Negeri Belanda. Melalui kegiatannya dengan kawan sebaya tersebut, Hatta mampu mengeluarkan konsep koperasi sebagai lembaga ekonomi khas Indonesia di kemudian hari. Demikian pula pandangannya atas sistem politik demokrasi yang bersimpangan jalan dengan Sukarno di masa kemudian. Sumber: w w w .google.com Gambar 1.13 S o s i a l i s a s i p o l i t i k d a p a t d i l a k u k a n d i lingkungan pendidikan. Sumber: w w w .yahoo.com Gambar 1.14 Mohammad Hatta banyak memiliki pandangan-pandangan yang s o s i a l i s t i k s a a t i a b e r g a u l d e n g a n t e m a n - t e m a n n y a d i bangku kuliah di Negeri Belanda. 22 Pendidikan Kewarganegaraan XI

4. Media massa

Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Tidak perlu disebutkan lagi pengaruh media massa terhadap seorang individu. Berita- berita yang dikemas dalam media audio visual televisi, surat kabat cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku pemerintah ataupun partai politik banyak memengaruhi kita. Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampu menyita perhatian individu oleh sebab sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ‘berlebihan’.

5. Pemerintah

Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Hal ini dikarenakan pemerintahlah yang menjalankan sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, di mana beberapa mata pelajaran ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah, secara tidak langsung, melakukan sosialisasi politik melalui tindakannya itu. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh dan memengaruhi budaya politiknya.

6. Partai politik

Partai politik adalah agen sosialisasi poli- tik secondary group. Partai politik biasanya membawakan kepentingan nilai spesifik dari warga negara, seperti agama, kebudayaan, keadilan, nasionalisme, dan sejenisnya. Melalui partai politik dan kegiatannya, individu dapat mengetahui kegiatan politik di negara, pemimpin-pemimpin baru, dan kebijakan-kebijakan yang ada. Sumber: w w w .yahoo.com Gambar 1.15 Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Sumber: w w w .google.com Gambar 1.17 Parpol memiliki kepentingan spesifik ketika menjadi agen sosialiasi politik. Sumber: w w w .yahoo.com Gambar 1.16 P e m e r i n t a h m e r u p a k a n a g e n y a n g p u n y a kepentingan langsung atas sosialisasi politik.

Dokumen yang terkait

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Sistem Informasi Penjualan Buku Secara Online Pada Toko Buku Bungsu Bandung

4 96 1

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82