Pendidikan dan Lat ihan Profesi Guru 2013
Model dan Per angkat Pembelajar an 7
keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian proses belajar terjadi jika mengikuti tahap-tahap tersebut.
Menurut Bruner, kognitif berkembang melalui tiga tahap yaitu,
enaktif
melakukan aktivitas memahami lingkungan
, ikonik
memahami objek melalui gambar dan visualisasi verbal, dan
simbolik
memiliki ide abstrak yang dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa dan berlogika.
Jika Jean Peaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang, Bruner menyatakan
perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. Dalam memahami dunia sekitarnya orang belajar melalui simbol bahasa,
logika, matematika. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol. Semakin matang seseorang dalam proses berpikirnya semakin
dominan sistem simbolnya.
Meskipun teori belajar sosial dari Albert Bandura menekankan pada perubahan perilaku melalui peniruan, banyak pakar tidak memasukkan teori
ini sebagai bagian dari teori belajar behavioristik. Sebab, Albert Bandura menekankan pada peran penting proses kognitif dalam pembelajaran sebagai
proses membuat keputusan yaitu bagaimana membuat keputusan perilaku yang ditirunya menjadi perilaku miliknya.
C. Teori Belajar Konstruktivistik
Belajar menurut perspektif Konstruktivistik adalah pemaknaan pengetahuan. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan
bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka. Pengetahuan merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. Pikiran berfungsi sebagai alat
menginterpretasi, sehingga muncul makna yang unik. Teori Konstruktivistik memandang bahwa ilmu pengetahuan harus dibangun oleh siswa di dalam
benak sendiri melalui pengembangan proses mentalnya. Dalam hal ini iswalah yang membangun dan menciptakan makna pengetahuannya Nur, 2000.
Konstruktivistik menekankan pada belajar sebagai pemaknaan
pengetahuan struktural
, bukan
pengetahuan deklaratif
sebagaimana pandangan behavioristik. Pengetahuan dibentuk oleh individu secara personal
dan sosial. Pemikiran Konstruktivisme Personal dikemukakan oleh Jean Peaget dan Konstruktivisme Sosial dikemukakan oleh Vygotsky.
Belajar berdasarkan Konstruktivistik menekankan pada proses perubahan konseptuall
conceptual-change process
. Hal ini terjadi pada diri siswa ketika peta konsep yang dimilikinya dihadapkan dengan situasi dunia nyata.
Dalam proses ini siswa melakukan analisis, sintesis, berargumentasi, mengambil keputusan, dan menarik kesimpulan sekalipun bersifat tentatif.
Pendidikan dan Lat ihan Profesi Guru 2013
Model dan Per angkat Pembelajar an 8
Konstruksi pengetahuan yang dihasilkan bersifat
viabilitas,
artinya konsep yang telah terkonstruksi bisa jadi tergeser oleh konsep lain yang lebih dapat
diterima. Degeng 2000 memaparkan hasil ananlisis komparatif pandangan Behavioristik-konstruktivistik tentang belajar dikemukakan dalam tabel 3.2
berikut ini.
Tabel 3.2. Perbandingan Pandangan Behavioristik-Konstruktivik tentang Belajar
Behavioristik Konstruktivistik
Pengetahuan adalah objektif, pasti, dan tetap, tidak berubah.
Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi.
Pengetahuan adalah
non-objective
, tempo rer, selalu berubah, dan tidak
menentu
Belajar adalah perolehan pengetahuan, sedang mengajar
adalah memindah pengetahuan ke orang yang
belajar.
Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman
konkret, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar
adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi dalam menggali
makna dan menghargai ketidakmampuan
Siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama
terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang
dipahami oleh pengajar itulah yang harus dipahami oleh
siswa.
Siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap
pengetahuan tergantung pada pengalamannya, dan perspektif
yang dipakai dalam menginterpretasikannya.
Fungsi
mind
adalah menjiplak struktur penge-tahuan melalui
proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah
sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir
ditentukan oleh karakteristik struktur
pengetahuan.
Mind
berfungsi sebagai alat untuk menginterpretasi peristiwa, objek,
atau perspektif yang ada dalam dunia nyata sehingga makna yang
dihasilkan bersifat unik dan individualistik.
Berikutnya, bagaimana implikasi proposisi-proposisi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar? Silakan Anda refleksikan bagaimana Anda
Pendidikan dan Lat ihan Profesi Guru 2013
Model dan Per angkat Pembelajar an 9
mengajar selama ini Demikian juga, refleksikan cara mengajar Anda selama ini
dengan teknik
pengaorganisasian pembelajaran
Konstuktivistik? Bandingkan hasil refleksi Anda dengan rumusan-rumusan di bawah ini. Secara
hirarki Driver dan Oldham memberikan strategi pembelajaran konstruktivistik sebagai berikut:
1
Orientasi
merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada siswa memperhatian dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi
pembelajaran. 2
Elicitasi
merupakan fase untuk membantu siswa menggali ide-ide yang dimilikinya
dengan memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh siswa.
3
Restrukturisasi ide
dalam hal ini siswa melakukan
klarifikasi ide
dengan cara
mengkontraskan
ide-idenya dengan ide orang lain atau teman melalui diskusi. Berhadapan dengan ide-ide lain seseorang dapat terangsang untuk
RESTRUCTURING OF IDEAS
Clarificat ion and Exchange
Exposure t o conflict sit uat ion
Const ruct ion of new ideas Evaluat ion
COMPARISON WITH PREVIOUS
IDEAS ORIENTATION
ELICITATION OF IDEAS
APPLICATION OF IDEAS
REVIEW CHANGE IN IDEAS
Pendidikan dan Lat ihan Profesi Guru 2013
Model dan Per angkat Pembelajar an 10
merekonstruksi gagasannya, kalau tidak cocok. Sebaliknya menjadi lebih yakin jika gagasannya cocok.
M embangun ide baru
hal ini terjadi jika dalam diskusi idenya bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman-temannya.
M engevaluasi
ide barunya dengan eksperimen. Jika dimungkinkan, sebaiknya gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan
atau persoalan yang baru. 4
Aplikasi ide
dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi.
Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap bahkan lebih rinci. 5
Review
dalam fase
ini memungkinkan
siswa mengaplikasikan
pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara
mengubahnya menjadi lebih lengkap. Jika hasil review kemudian dibandingkan dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki maka akan
memunculkan kembali ide-ide elicitasi pada diri siswa.
D. Teori Belajar Sosial Humanistik