Pasca produksi STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA

59 Jika kita ingin menimbulkan efek cahaya yang lebih lembut, kita bisa menggunakan teknik soft light dimana cahaya datang dari segala penjuru. Soft light yang natural dan berasal dari alam bisa kita gunakan dari cahaya matahari yang tidak terlalu terik atau kabut di hari yang mendung. Atau jika kita berada di dalam ruangan kita bisa menggunakan softbox yang bisa memendarkan cahaya dan memberikan bayangan yang lembut Smith Miller, 2013 : 114. Gambar 2.57 Harsh LightHard Light dan Soft Light Sumber : www.google.com Sedikit banyak cahaya memiliki peranan penting dalam teknik mengambil gambar. Setidaknya ketujuh standart teknik pengambilan gambar ini harus kita kuasai dan pahami agar nantinya di lapangan kita tidak melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang bisa berakibat fatal pada hasil akhir video atau film yang kita buat.

c. Pasca produksi

Setelah semua proses produksi telah dilalui, kita memasuki proses pasca produksi dimana dalam proses ini hasil akhir bagaimana kita membuat video atau film yang kita buat tersebut menjadi menarik dan sesuai tujuan awal kita membuatnya. Dalam proses ini yang paling penting memang ada pada proses editing- nya. Tetapi sebelum kita memulai proses editing, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan laporan dari hasil produksi. Hal ini harus dilakukan untuk memudahkan kerja editor dan agar hasil editing nanti tetap sesuai jalur storyline yang telah dibuat pada proses praproduksi sebelumnya. Ada beberapa peralatan yang biasa digunakan dalam proses editing digital antara lain : 1. Komputer dengan kapasitas hardisk minimal 80 GB 2. DD RAM kecepatan membaca minimal 1 GB Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 3. Card reader atau video card atau kabel data 4. Editing software standar Adobe Premiere, Final Cut Pro atau Avid Express 5. Monitor display setidaknya 17 inci 6. Mikrofon dan pengeras suara untuk voice over atau pengisi suara Setidaknya peralatan standar tersebut harus kita persiapkan. Jika kita ingin hasil yang lebih maksimal dan lebih baik lagi tentunya teknologi yang digunakan juga harus lebih canggih. Setelah semua perlatan editing telah siap, kita bisa memulai proses editing dengan langkah-langkah berikut ini : 1. Pertama-tama editor harus memindahkan data dari memory card kamera ke dalam komputer. Memindahkan data ini bisa menggunakan card reader dengan memasukkan memory card ke dalam card reader atau langsung dengan menghubungkan kabel data dari kamera ke komputer. Jika menggunakan kamera televisi yang lebih rumit pengoperasiannya, kita membutuhkan video card atau bisa juga dengan melakukan perpindahan gambar dengan seperangkat komputer editing lengkap berupa velocity atau avid machine . 2. Setelah semua data video bisa dipastikan telah berpindah ke dalam komputer, selanjutnya editor bisa melakukan kegiatan logging. Logging adalah kegiatan pencatatan per adegan atau peristiwa untuk kemudian diurutkan dan disusun menjadi satu kesatuan video yang utuh. Karena tidak semua stock shoot yang sudah dilakukan oleh juru kamera digunakan seluruhnya. Maka kegiatan logging ini lebih ditujukan kepada selection of shoot.. 3. Setelah proses logging selesai, seorang editor biasanya bekerjasama dengan sutradara atau storyliner untuk mempelajari naskah cerita. Baru kemudian editor bisa melakukan editing. Proses editing ini kebanyakan mengandalkan sistem cut to cut, yakni penggabungan satu scene ke scene lainnya tanpa adanya transisi. Kecuali memang ada aspek-aspek tertentu yang membutuhkan transisi. Proses ini dibutuhkan waktu yang cukup panjang serta keleitian dan kecermatan dari para editor. Jika yang kita buat adalah video kreatif, film ataupun video acara televisi yang membutuhkan grafis dan penambahan-penambahan elemen lain selain elemen utama video, tentunya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 seorang editor juga harus memiliki sense of art yang baik. Itulah mengapa kebanyakan seorang editor video berasal dari jurusan Desain Komunikasi Visual. Karena dalam teori dan pengaplikasiannya mereka jauh lebih paham daripada seorang editor dengan background pengalaman dan pendidikan yang lain. Seorang editor dari jurusan Desain Komunikasi Visual juga bisa membuat hasil akhir video tersebut lebih menarik dan layak untuk ditonton. Gambar 2.58 Contoh Tampilan Editing Sumber : www.google.com 4. Seorang editor harus berpedoman pada time is key, sebab perhitungan waktu sangat menentukan efektivitas penyampaian pesan dalam video. Apalagi film ataupun video berita yang bersifat straight news yang sangat membutuhkan waktu relatif lebih singkat dan padat. Dalam hal ini daya persepsi penerima harus diperhitungkan untuk menunjang berhasilnya penyampaian pesan yang bersifat audio, visual maupun gabungan dari keduanya. Hal ini perlu diperhatikan untuk disesuaikan dengan kondisi penerima informasi yang merupakan the receiving end dalam sebuah proses komuikasi. 5. Jangan lupa untuk melakukan penambahan elemen audio disamping dari audio utama yang terekam saat shooting. Elemen audio tambahan ini bisa berupa backsound musik audio yang mendukung scene atau voice over yang dilakukan sebagai tambahan informasi pada penonton. Voice over ini biasanya dilakukan dengan teknik dubbing yaitu perekaman suara dengan mikrofon yang tersambung langsung ke komputer. Ingatlah bahwa audio juga memiliki peranan yang sangat penting, seperti kata Rick Smith dan Kim Miller, bahwa orang akan lebih bertahan lama menonton video kita meskipun kualitas visualnya standar tetapi kualitas audionya baik, daripada kualitas visualnya baik tetapi audionya tidak dapat dimengerti. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 6. Setelah semua hasil editing selesai, kita harus melakukan preview dahulu sebelum mulai me-render video keseluruhan. Agar jika terjadi kesalahan, kita tidak perlu mengulang kembali setelah proses render selesai. Dan jangan lupa biasakan menyimpan file project yang telah kita buat tersebut. Setelah dirasa hasilnya sudah baik, menarik dan sesuai dengan tujuan awal kita membuat video tersebut, barulah kita bisa memulai proses render yaitu menggabungkan semua hasil potongan-potongan gambar dan grafis yang kita susun tadi ke dalam bentuk satu file utuh dengan format tertentu bisa avi, mpeg, flv, vob ataupun mov. Perlu diketahui proses render ini membutuhkan waktu yang relatif lama, tergantung dari kapasitas komputer yang kita gunakan dan besarnya ukuran file yang kita render tersebut. 7. Semua proses editing telah rampung, sekarang penonton bisa menikmati hasil karya kita tersebut. Jangan lupa untuk selalu terbuka akan saran dan kritik siapapun yang melihat hasil karya kita tersebut, karena dengan saran dan kritik, karya kita akan menjadi lebih baik Baskin, 2006 : 145.

2.2 Studi Komparator