32 Sedangkan yang terakhir, warna netral adalah warna yang dihasilkan dari
pencampuran ketiga warna primer. Biasanya hasil pencampuran ini akan menghasilkan warna hitam, itulah mengapa disebut sebagai warna netral.
2.1.2.2 Teori Audio Visual
Secara garis besar inti dari produksi film ataupun video ada tiga, yaitu Pra produksi, Produksi dan Pasca produksi. Namun jika kita bedah lagi, masing-
masing memiliki kompleksitas yang berbeda-beda. Pra produksi berkonsentrasi pada bagaimana kita mempersiapkan produksi film atau video tersebut.
Bagaimana menyusun storyline dan storyboard, script breakdown, shooting schedule
, anggaran, menyusun tim produksi, dan mempersiapkan talent. Sedangkan proses produksi lebih berkonsentrasi pada bagaimana kita
memproduksi film atau video tersebut. Dan pasca produksi berkonsentrasi pada bagaimana kita menyeleksi hasil produksi, mengumpulkan report, editing dan
memasarkannya. Berikut ini kita akan mendalami masing-masing prosesnya.
a. Pra produksi
Gambar 2.22 Susunan Proses Pra Produksi Sumber : Buku Mari Membuat Film
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33 Proses pra produksi adalah proses yang penting dalam memproduksi
sebuah film atau video. Karena dalam proses inilah semua kematangan dalam produksi diperoleh. Tentunya proses ini juga sangat menentukan baik buruknya
hasil produksi nanti. Proses pra produksi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1 Menghimpun Ide
Hal pertama yang mendasari kita ingin memproduksi sebuah film atau video tentunya adanya ide yang secara tidak sengaja atau sengaja terpikirkan oleh
kita. Baik ide itu terinspirasi dari sebuah kejadian di sekitar kita ataupun ide yang kita adaptasi dari karya orang lain yang sudah ada. Ide tersebut adalah kunci
utama akan dibawa kemana dan seperti apa film atau video yang kita buat nanti. Maka dari itu mengapa di dunia industri kreatif seperti saat ini, ide adalah barang
mahal yang banyak diperebutkan orang, terutama jika ide tersebut sangat menjual. Jadi ide ini harus dipersiapkan dengan baik dan dimatangkan agar tetap pada
jalurnya hingga nanti proses produksi selesai.
2 Menyusun Storyline dan Storyboard
Setelah ide telah dimatangkan, tugas selanjutnya adalah membuat perincian storyline dan storyboard dari ide cerita tersebut. Di sini storyline dan
storyboard berfungsi sebagai skenario mutlak yang akan dipakai saat produksi
berlangsung. Storyline adalah penjabaran detail adegan dalam cerita tersebut. Jadi kita harus menjelaskan adegan pertama pada scene pertama sang talent
melakukan apa, durasinya berapa lama, audionya seperti apa. Untuk audio ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu audio berupa suara atau percakapan yang
dikeluarkan talent pada saat adengan dan audio pengiring sebagai backsound adengan tersebut nantinya setelah diedit. Audio berupa suara pada satu adengan
juga bisa dikeluarkan oleh voice over sebagai penjelas atau pengiring penonton agar lebih mengerti apa yang ditampilkan dalam gambar visual. Biasanya jenis
video yang banyak memakai voice over sebagai pengiring gambar adalah jenis video liputan atau berita.
Sedangkan storyboard
adalah gambar ilustrasisketsa yang
menggambarkan seperti apa kira-kira adegan yang direkam nantinya. Biasanya storyboard
ini tidak dibuat benar-benar bagus, hanya berupa sketsa kasar yang penting jelas maksudnya dan detail. Tanpa storyboard ini kadang apa yang kita
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34 pikirkan bisa berbeda di lapangan. Otomatis hal ini juga membuat hasil akhirnya
pun berbeda. Guna storyboard ini juga menyamakan persepsi antara sutradara dan DOP Director of Photography selaku perekam gambar terutama soal angel
dan shoot seperti apa yang akan diambil. Tetapi untuk film dokumenter biasanya peran storyboard tidak terlalu penting karena film dokumenter biasanya
mengandalkan pada apa yang terjadi alami di lapangan.
3 Script Breakdown
Bedanya dengan storyline, script breakdwon ini mengurai tentang segala informasi yang dibutuhkan dalam setiap adegan. Misalnya, kostum apa yang
dikenakan talent, makeupnya seperti apa, propertinya seperti apa dan lain-lain. Script breakdown
cenderung lebih mendetail pada apa yang dibutuhkan dalam produksi tersebut. Bukan penjelasan tentang bagaimana adengannya berlangsung
dan apa saja yang dibicarakan sang talent, seperti storyline. Script breakdown ini sangat membantu kru dan talent untuk memahami secara singkat dan cepat apa
yang dibutuhkan dari tiap adegan tanpa harus membolak-balik skenario. Adapun bagian-bagian script breakdown antara lain sebagai berikut :
1. Production Company : Nama rumah produksi yang memproduksi film atau video tersebut.
2. TitleNo. of episodes : Judul film atau video yang sedang diproduksi. Jika film atau video tersebut berseri, tuliskan juga episode atau
serialnya. 3. Page Count : Panjang atau porsi dari adegan dalam skenario yang
diurai. Page count sangat berguna untuk mengukur porsi masingt- masing adegan di dalam sebuah film atau video.
4. Location or Set : Keterangan lokasisesuai dengan skenario. Lokasi bisa saja berubah sesuai dengan kebutuhan produksi.
5. Scene No. : Nomor adegan sesuai denagn skenario 6. Int.Ext. : Penjelasan tentang lokasi adegan tersebut apakah berada di
luar ruangan atau di dalam ruangan. 7. DayNight : Penjelasan tentang adefgan tersebut dilakukan siang hari
atau malam hari.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35 8. Description : Penjelasan singkat tentang adegan tersebut agar kru dan
talent tidak perlu membolak-balik skenario untuk mengingatnya. 9. Cast : Penulisan keterangan siapa pemeran dalam adegan tersebut.
Diurutkan sesuai porsi peran masing-masing. Peran dengan porsi terbanyak biasanya ditulis paling atas.
10. Wardrobe : Penambahan keterangan kostum apa yang harus dipakai pemeran pada adegan ini. Biasanya kostum atau wardrobe yang perlu
disewa atau yang memerlukan budget khusus yang ditulis pada kolom ini.
11. ExtrasAtmosphere : Keterangan apakah ada orang-orang crowd yang digunakan untuk mendukung suasana dalam adegan ini. Biasanya
antara adegan satu dengan yang lain jika mempunyai extras yang sama bisa dikelompokkan untuk mempermudah continuity.
12. Make UpHair Do : Catatan khusus tata rias dan tata rambut apa yang harus dipakai talent saat beradegan di adegan ini.
13. Props, Set Dressing, Greenery : Props adalah segala bentuk properti yang digunakan untuk adegan ini, sedangkan set dressing adalah
penata lokasi untuk sebuah adegan, fungsinya mirip dekorator. Dan Greenery
adalah tanaman atau hiasan apa saja yang dibutuhkan pada adegan ini.
Gambar 2.23 Contoh Script Breakdown Sheet Sumber : Buku Mari Membuat Film
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36 Ada beberapa hal lainnya juga yang memang harus ditulis dalam script
breakdown ini. Seperti berapa estimasi waktu yang dibutuhkan untuk set up lokasi dan merekam adegan dalam set up atau special equipment apa yang dibutuhkan
selama produksi, dan berbagai hal mendetail lainnya. Script breakdown ini juga sangat berguna untuk menyusun anggaran produksi Effendy, 2009 : 17.
4 Shooting Schedule
Penting diingat bahwa menyusun jadwal shooting tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun urutan
jadwal shooting yang baik dan benar. Kumpulkan adegan-adegan yang lokasinya sama, sehingga tidak perlu bolak-balik untuk mengulang adegan di lokasi
tersebut. Biasakan untuk mendahulukan adegan dengan setting waktu pagi atau siang hari dan eksterior atau berada di luar ruangan. Hal ini menghindari cuaca
yang tidak bisa diprediksi dan siang hari yang relatif lebih pendek. Dan juga dahulukan adegan-adegan yang melibatkan banyak pemeran Effendy, 2009:24.
Gambar 2.24 Contoh Shooting Schedule Sumber : Buku Mari Membuat Film
5 Anggaran
Kebanyakan dari pembuat film atau video independen mendanai sendiri produksi filmnya. Karena kebanyakan dari mereka memang membuat film atau
video untuk sekadar hobi atau untuk diikutkan festival, dan bukan untuk tujuan komersil seperti film-film panjang di bioskop atau iklan televisi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37 Tetapi jika para pembuat film ingin meminta bantuan dana dari investor
tentunya harus dengan pengajuan proposal resmi. Di Indonesia belum banyak orang yang mau menginvestasikan uangnya demi kepentingan industri perfilman.
Sangat jauh berbeda dengan Hollywood yang telah memakai sistem completion bond
. Dimana para investor atau mitra kerja tidak perlu khawatir atas keberlangsungan produksi, karena ada jaminan bank yang meyakinkan mereka
bahwa produksi ini akan berjalan secara tepat waktu dan tepat biaya on time and on budget
Effendy, 2009 : 35.
Gambar 2.25 Contoh Breakdown Budget Sumber : Buku Mari Membuat Film
6 Menyusun Tim Produksi
Dalam memproduksi sebuah film atau video ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu pemilihan kru produksi itu sendiri. Sebuah
produksi yang baik tentunya harus memiliki kru-kru yang baik pula sehingga dapat membentuk tim yang solid. Dalam menyeleksi kru biasanya kita
bergantung pada subyektivitas. Tetapi tidak ada salahnya jika kita melihat show reel
apa yang pernah dia kerjakan, sebagai bahan referensi bagi kita apakah layak kru tersebut ada dalam tim produksi Effendy, 2009 : 39.
Tim produksi sendiri biasanya dibagi dalam beberapa bagian, antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38 1. Departemen Produksi yang dikepalai para produser.
2. Departemen Penyutradaraan yang dikepalai sutradara. 3. Departemen Kamera yang dikepalai oleh penata fotografi atau DOP.
4. Departemen Artistik yang dikepalai oleh penata artistik. 5. Departemen Suara yang dikepalai oleh penata suara.
6. Departemen Editing yang dikepalai editor. Namun ada juga tim produksi yang hanya berisikan tiga orang. Biasanya
tim produksi ini digunakan dalam pembuatan film dokumenter. Satu orang merangkap sebagai produser, sutradara sekaligus penulis cerita, yang lainnya
bertugas sebagai kameraman dan asisten sutradara. Sedangkan untuk pembuatan film panjang, biasanya kru yang dibutuhkan 14 kali lebih banyak dibandingkan
kru dalam pembuatan film dokumenter. Kru yang dipakai bisa mencapai 30 hingga 100 orang, bergantung kompleksitas film tersebut.
Ada beberapa bagian inti yang mempunyai andil paling besar dalam sebuah produksi film atau video. Mereka adalah produser meliputi excecutive
producer , associate producer, producer dan line producer, lalu ada sutradara,
manager produksi, desainer produksi, penata fotografi dan asisten sutradara. 1. Produser : Orang yang mengepalai departemen produksi. Biasanya
produser ini adalah orang yang memprakarsai sebuah produksi. 2. Executive Producer : Orang yang bertanggung jawab atas praproduksi
proposal dan penggalangan dana produksi. 3. Associate Producer : Orang yang mempunyai hak untuk mengetahui
bagaimana jalannya produksi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar produksi.
4. Line Producer : Orang yang bertugas membantu memberi masukan dan alternatif atas masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing
departemen. 5. Sutradara : Orang yang bertugas untuk memberikan pengarahan
tentang seluruh adegan dalam produksi tersebut dan bisa saling bekerjasama dengan departemen yang lain.
6. Manajer Produksi : Orang yang bertanggung jawab dalam mengatur kerja harian dan memaksimalkan potensi seluruh departemen. Orang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39 yang mengemban jabatan ini biasanya harus bertanggung jawab dalam
segala bentuk operasional produksi. 7. Desainer Produksi : Orang yang membantu sutradara menentukan