pelaksanaan good corporate governance. Menurut Egon Zehnder dalam Laksono 2011, Dewan komisaris independen merupakan inti
dari Corporate Governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi menajemen dalam
mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. FCGI 2001 menyatakan bahwa dewan komisaris independen
berada pada posisi untuk memastikan bahwa manajemen sesuai strategi yang telah benar-benar demi kepentinagn perusahaan sesuai
strategi yang telah ditetapkan serta menjaga kepentingan para pemegang saham yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomis
perusahaan. Menurut peraturan yang di keluarkan oleh BAPEPAM untuk mencegah kerugian pada pihak pemegang saham minoritas
menuntut bahwa 30 dari jumlah dewan komisaris haruslah independen dari perusahaan dan pemegang saham mayoritas.
disamping hal itu komisaris independen harus memahami undang- undang dan peraturan tentang pasar modal serta diusulkan oleh
pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham Pohan, 2008.
2.2.1.3.3 Kualitas audit
Menurut De Angelo 1981 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran pada sistem akuntansi kliennya. Kualitas audit
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan elemen dari efisiensi ekuitas pasar, karena dapat menekan kredibilitas dari informasi keuangan, mendukung praktek Corporate
Governance melalui pelaporan keuangan yang transparan. Deis dan Giroux 2002 dalam suartana 2007 memaparkan
hal-hal yang berhubungan dengan kualitas audit antara lain : a.
Lamanya auditor umur audit, semakin lama maka semakin rendah kualitas auditnya.
b. Jumlah klien, semakin banyak semikin baik kualitas auditnya.
c. Kesehatan keuangan klien, makin sehat ada kecenderungan
klien menekan auditor untuk ,mengikuti standar yang berlaku. d.
Review oleh pihak ketiga, kualitas audit semakin tinggi apabila direview oleh pihak ketiga.
Kualitas audit dapat diukur dengan proksi ukuran KAP, karena diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan
oleh auditornya. Auditor yang bekerja di KAP The Big Four dianggap lebih berkualitas karena auditor tersebut dibekali oleh serangkaian
pelatihan dan prosedur serta memiliki program audit yang lebih akurat dan efektif dibandingkan dengan auditor dari KAP non- The Big Four.
Isnanta, 2008 dalam Praptitorini dan Jamarti 2007 menggunakan spesialisasi industry untuk mengukur kualitas audit yaitu dengan
prosentase jumlah perusahaan yang diaudit oleh sebuah KAP dalam satu jenis industry. Penelitian yang sama juga dilakuakan oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Mayangsari 2003 dan hasilnya tidak mempengaruhi terhadap integritas laporan keuangan
KAP The Big Four adalah Oligopoly Industry akuntansi dan jasa professional karena mereka menguasai sebagian besar pasar yaitu
perusahaan go public di seluruh dunia, dan perusahaan privat lainya Laporan keuangan yang diaudit oleh KAP The Big Four
menurut beberapa referensi dipercaya lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu
diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four Price Waterhouse Cooper
–PWC, Deloite touché Tohmatsu, KPMG, Ernst dan Young-EY memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non The Big Four.
2.2.1.3 .4 Komite Audit