E. Hipotesis
Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disusun hipotesis penelitian yaitu :
Hipotesis 1. Ada hubungan negatif antara Intimacy dengan frekuensi mengakses situs porno. Intimacy semakin rendah maka frekuensi untuk
mengakses situs porno semakin tinggi. Semaki Intimacy tinggi maka frekuensi mengakses situs porno semakin rendah.
Hipotesis 2. Ada hubungan negatif antara Passion dengan frekuensi mengakses situs porno. Semakin Passion rendah maka frekuensi untuk
mengakses situs porno semakin tinggi. Semakin Passion tinggi maka frekuensi mengakses situs porno semakin rendah.
Hipotesis 3. Ada hubungan negatif antara Commitment dengan frekuensi mengakses situs porno. Semakin Commitment rendah maka frekuensi untuk
mengakses situs porno semakin tinggi. Semakin Commitment tinggi, maka frekuensi mengakses situs porno semakin rendah.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini, melihat hubungan antara
Intimacy , Passion, Commitment dan frekuensi mengakses situs porno.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intimacy, Passion,
dan Commitment. 2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah frekuensi mengakses situs porno.
C. Definisi Operasional
1. Frekuensi Mengakses Situs Porno Frekuensi mengakses situs porno merupakan jumlah munculnya
perilaku seseorang membuka atau mengakses situs porno dalam kurun waktu tertentu. Variabel ini akan dilihat dengan menggunakan
kuesioner berupa pertanyaan terbuka, untuk melihat berapa kali seseorang mengakses situs porno dalam satu minggu. Semakin tinggi
skor yang diberikan subjek, menunjukkan semakin seringnya subjek mengakses situs porno dan demikian juga sebaliknya.
2. Intimacy, Passion, dan Commitment Intimacy
menunjuk pada perasaan kedekatan atau keterikatan dengan seseorang dan passion berhubungan dengan gairah seksual,
sedangkan commitment adalah keputusan untuk mencintai dan untuk terus dicintai. Variabel ini diukur menggunakan skala yang diadaptasi
dari skala segitiga cinta Sternberg Sternberg, 1988. Skor dengan nilai tinggi pada skala ini menunjukkan semakin kuatnya intimacy, passion,
dan commitment seorang individu terhadap pasangannya, demikian juga sebaliknya.
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik purposive sampling
, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2012. Peneliti menggunakan karakteristik subjek penelitian
sebagai berikut: 1 Dewasa awal, dengan rentan usia 18-24 tahun yang sedang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi, karena merupakan masa menjalin hubungan romantis dengan seseorang.
2 Berjenis kelamin laki-laki, karena laki-laki cenderung lebih sering membuka situs porno.
3 Subjek sedang dalam masa berpacaran, karena ketika berpacaran seseorang lebih merasa Intimacy, Passion dan
Commitment mereka terpenuhi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua alat pengumpulan data, yaitu skala yang diadaptasi dari
Sternberg‟s Triangular Love Scale dan pertanyaan terbuka mengenai frekuensi mengakses situs porno. Skala adaptasi segitiga cinta
Sternberg disusun menggunakan metode penskalaan likert, dimana subjek diminta untuk mengindikasikan dirinya terhadap item-item yang tersedia.
Skala adaptasi segitiga cinta Sternberg merupakan skala yang didesain untuk mengukur 3 komponen cinta yang ada di dalam teori segitiga cinta
sternberg, dimana meliputi Intimacy, Passion, dan Commitment Sternberg, 1988. Setiap item diukur menggunakan poin dari 1 tidak sama sekali sampai
9 sangat. Dalam jurnal Sternberg
‟s Triangular Love Scale National Study of Psychometric Attributes
Borges, Pasquali; 2012 dituliskan bahwa alat tes ini memiliki reliabilitas dengan koefisiensi alfa berkisar diatas 0,90
αIntimacy = 0,91;
αPassion = 0,94; αCommitment = 0,94; αTotal =
0,97. Korelasi koefisien diantara ketiga subskala tersebut berkisar dari 0,71 sampai 0,73.
Skala segitiga cinta Sternberg merupakan skala yang dikembangkan di luar negeri, maka peneliti menggunakan metode penerjemah ke dalam bahasa
Indonesia bagi para subjek. Metode ini disebut back-translation. Penggunaannya diawali dengan menerjemahkan skala awal dari bahasa asli ke
bahasa yang diinginkan. Kemudian dengan bantuan penerjemah yang lain menerjemahkan kembali skala yang telah diubah menjadi skala pada bahasa
yang asli. Terakhir, peneliti membandingkan skala awal dengan skala hasil back-translation untuk melihat akurasi terjemahan.
Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan dari salah seorang teman yang berasal dari program studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma untuk
menerjemahkan skala segitiga cinta Sternberg. Tabel 1
Blue Print skala segitiga cinta Sternberg
No Komponen
Nomer Item Item
1 Intimacy
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 15
2 Passion
16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 15
3 Commitment
31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45 15
Total 45
Untuk meneliti frekuensi mengakses situs porno digunakan skala, skala digunakan untuk mengetahui seberapa sering frekuensi mengakses situs porno.
Data yang diungkap merupakan seberapa sering mereka mengakses dalam satu minggu.