maka frekuensi untuk mengakses situs porno pun juga akan semakin tinggi. Besar sumbangan variabel mengakses situs porno terhadap variabel
Passion dapat dilihat dari koefisien determinansinya r², yaitu sebesar
0,55. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Passion menyumbang sebesar 55 pada variabel frekuensi mengakses situs porno.
Kemudian sisa sebesar 45 merupakan sumbangan dari faktor lainnya. Hasil pada tabel kedua yakni mengenai Intimacy memperlihatkan
bahwa korelasi r pada tabel sebesar -0,015 p=0,465, dengan nilai r²= 0,000 dan nilai p 0,05 sehingga korelasi tidak signifikan. Hasil ini juga
memperlihatkan ada nya hubungan positif antara komponen Intimacy dan frekuensi mengakses situs porno. Maka dapat disimpulkan bahwa,
semakin tinggi atau positif Intimacy seseorang maka frekuensi mengakses situs porno semakin tinggi. Semakin rendah atau negatif Intimacy
seseorang maka semakin rendah frekuensi mengakses situs porno. Seberapa besar sumbangan variabel mengakses situs porno terhadap
variabel Intimacy dapat dilihat dari koefisien determinansinya r², yaitu sebesar 0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
Intimacy menyumbang sebesar 0 pada variabel frekuensi mengakses
situs porno. Kemudian sebesar 100 merupakan sumbangan dari faktor lainnya.
Hasil yang didapatkan berdasarkan tabel terakhir yakni Commitment
r sebesar -0,068 p=0,342, dengan nilai r²= 0,004 dan nilai p 0,05 sehingga korelasi tidak signifikan. Hasil yang diperoleh terdapat
hubungan positif antara komponen Commitment dan frekuensi mengakses situs porno. Maka dapat disimpulkan bahwa ketika Commitment seseorang
semakin tinggi atau positif, maka frekuensi untuk mengakses situs porno pun juga akan semakin tinggi. Semakin rendah atau negatif Commitment
seseorang, maka frekuensi untuk mengakses situs porno pun juga akan semakin rendah. Besar sumbangan variabel Commitment terhadap variabel
frekuensi mengakses situs porno dapat dilihat dari koefisien determinansinya r², yaitu sebesar 0,004. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel Commitment menyumbang sebesar 4 pada variabel frekuensi mengakses situs porno. Sisa 96 merupakan
sumbangan dari faktor lainnya.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Intimacy, Passion
, Commitment dan frekuensi mengkases situs porno. Berdasarkan hasil yang didapat dari uji korelasi Spearman dengan menggunakan
program SPSS for windows versi 16.0, maka hipotesis penelitian ini ditolak. Hasil ini di dapat karena ditemukan hubungan positif antara
Intimacy, Passion, Commitment dan frekuensi mengakses situs porno.
Hasil uji korelasi memperlihatkan bahwa semakin tinggi Intimacy maka frekuensi untuk mengakses situs porno juga semakin tinggi dan
ketika Intimacy semakin rendah maka frekuensi untuk mengakses situs porno juga semakin rendah. Penelitian yang dilakukan Dawn dan Destin
2014 memperlihatkan hasil bahwa alasan kenapa laki-laki sering melihat hal berbau pornografi karena hal tersebut berhubungan secara negatif
dengan kualitas hubungan dan kepuasan seksual mereka. Kualitas hubungan berhubungan dengan intimacy, di mana yang berarti intimacy
rendah mengakibatkan tidak terdapatnya hubungan interpersonal yang terjalin secara mendalam dan hanya berdasarkan menghargai pikiran tanpa
menghargai perasaan pasangannya. Hubungan seperti ini akan terasa kaku dan sibuk dengan urusan sendiri dan tidak memperhatikan pasangannya
serta tidak memiliki kedekatan secara emosional Sternberg 1986. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan apa yang menjadi temuan
penelitian ini karena seseorang tidak harus merasa kekurangan akan kualitas hubungan dan kepuasan seksual mereka yang dalam hal ini juga
berhubungan dengan intimacy pada pasangan mereka untuk mengakses situs porno sekalipun.
Hasil penelitian pada passion juga sama, ketika passion semakin tinggi maka frekuensi mengakses situs porno juga semakin tinggi dan
ketika semakin rendah passion, semakin rendah pula frekuensi mengakses situs porno. passion ada untuk memotivasi pembentukan hubungan
romantis, yang secara dominan termanifestasi dalam bentuk ketertarikan fisik dan kebutuhan seksual dengan pasangan romantis Sternberg, 1988.
Akan tetapi, ketika passion berkurang maka akan timbul perasaan akan hilangnya hasrat pada pasangan satu sama lain Sternberg, 1986.
Kurangnya hasrat pada pasangan menurut Maslow dalam Suler, 1998 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjelaskan pengguna internet akan mengalami kecanduan situs porno karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan seksual, dan internet
kemudian menawarkan fantasi untuk mencapai tingkat kegairahan, romantisme dan nafsu-nafsu seksual yang tidak tersalurkan pada hubungan
nyata. Berdasarkan hasil uji korelasi penelitian ini maka hasil tersebut bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh Maslow. Hal ini
dikarenakan pengguna internet meski sudah mendapat pemenuhan akan nafsu seksualitas, mereka akan tetap mengakses situs porno.
Commitment pun memperlihatkan hasil temuan yang sama di mana
ada hubungan yang positif antara commitment dengan frekuensi mengakses situs porno. Ketika semakin tinggi commitment, maka
frekuensi mengakses situs porno akan semakin tinggi dan semakin rendah commitment
, maka frekuensi mengakses situs porno pun juga semakin rendah.
Commitment merupakan
faktor yang
mempertahankan kelangsungan hubungan romantis ketika hubungan sedang mengalami
kesulitan Sternberg, 1988. Meski demikian, commitment dalam suatu hubungan juga belum dapat membuat seseorang berhenti mengakses situs
porno. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini akhirnya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara Intimacy,
Passion , Commitment dan frekuensi mengakses situs porno. Ketika
Intimacy semakin tinggi maka frekuensi mengakses situs porno akan
semakin tinggi. Semakin rendah Intimacy, maka semakin rendah frekuensi mengakses situs porno. Pada Passion, ketika Passion semakin tinggi maka
frekuensi mengakses situs porno semakin tinggi. Semakin rendah Passion, maka semakin rendah frekuensi mengakses situs porno. Terakhir, jika
Commitment semakin tinggi, maka frekuensi untuk mengakses situs porno
semakin tinggi. Semakin rendah Commitment, maka frekuensi mengakses situs porno semakin rendah.
B. Saran
1. Subjek Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya subjek diharapkan untuk
tidak mengakses situs porno sebab alangkah lebih baik untuk sebisa mungkin menjaga hubungan berpacaran yang lebih sehat dan menjaga
perasaan pasangan masing-masing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan item lain pada
pertanyaan yang digunakan ketika akan mencari variabel yang menggunakan frekuensi. Selain itu, juga dapat digunakan skala lain
yang dirasa lebih cocok untuk melihat Intimacy, Passion dan Commitment
. Pada skala Sternberg sangat terbatas, karena skala ini hanya dapat melihat apa yang terjadi pada perasaan orang yang tengah
dirasakan pada saat itu, sehingga tidak bisa digunakan ketika peneliti ingin meneliti secara berkala.