B. Diltiazem
Diltiazem  gambar  1  merupakan  zat  penghambat  kanal  kalsium  yang digunakan  untuk  terapi  hipertensi  dan  semua  bentuk  angina  pektoris  dengan
mekanisme menghambat secara tidak selektif pada saluaran kalsium Ca
+
tipe  L di  pembuluh  darah  dan  jantung.  Efek  yang  ditimbulkan  adalah  menurunnya
resistensi  vaskular,  kecepatan  jantung,  dan  kekuatan  jantung  yang  menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen O
2
Katzung dkk., 2012.
Gambar 1. Struktur diltiazem Moffat, Osselton, dan Widdop, 2011
Diltiazem merupakan suatu senyawa berbentuk serbuk kristal atau kristal kecil,  berwarna  putih,  dan  tidak  berbau.  Diltiazem  sangat  larut  dalam  air,
kloroform, diklorometan, asam format, dan metanol, namun tidak larut dalam eter. Diltiazem memiliki titik lebur pada 207,5ºC sampai dengan 212,0ºC Moffat dkk.,
2011. Diltiazem memiliki panjang gelombang maksimum pada 240 nm, sehingga dapat  dieteksi  menggunakan  detektor  UV  Sultana,  Arayne,  Shafi,  dan  Siddiqui,
2009.
C. Uji Keragaman Bobot
Keseragaman sediaan dosis tunggal dapat ditunjukkan melalui penentuan variasi  berat  dan  atau  keseragaman  kandungan  Allen,  Popovich,  dan  Ansel,
2011.  Farmakope  Indonesia  IV  1995  menyatakan  bahwa  persyaratan keragaman bobot dapat diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg
atau  lebih  yang  merupakan  50  atau  lebih  dari  bobot  suatu  sediaan  dan  dapat diterapkan pada sediaan padat termasuk sediaan padat steril tanpa mengandung
zat  aktif  atau  inaktif  yang  ditambahkan.  Uji  keragaman  bobot  merupakan indikator  yang  paling  sederhana  dari  isi  sediaan  yang  homogen  Podczeck  dan
Jones,  2004.  Uji  keragaman  bobot  dilakukan  sebagai  tahap  awal  identifikasi untuk  mengetahui  keseragaman  kandungan  dari  sampel  pulveres  Darmawan,
2012.  Bobot  pulveres  yang  bervariasi  dapat  berpengaruh  pada  keseragaman kandungan  Ismiyati,  2008.  Penyimpangan  bobot  masing-masing  bungkus
pulveres terhadap yang lain adalah tidak boleh lebih dari 10 Anief, 2000.
D. Uji Keseragaman Kandungan
Keseragaman  kandungan  merupakan  pengukuran  variasi  kandungan  zat aktif  dari  satu  unit  dengan  unit  yang  lain.  Faktor-faktor  seperti  berat  jenis
density,  ukuran  partikel,  dan  bentuk  partikel  mungkin  dapat  berpengaruh  pada keseragaman sediaan. Keseragaman penting untuk menjamin kesesuaian tiap unit
sediaan  berdasarkan  literatur  tentang  penerimaan  kriteria  keseragaman kandungan.  Prosedur  pengujian  keseragaman  kandungan  biasanya  menggunakan
metode  KCKT  Huynh-Ba,  2009.  Farmakope  Indonesia  IV  1995  menyatakan bahwa  persyaratan  keseragaman  kandungan  dapat  diterapkan  apabila  kandungan
zat  aktif  terdapat  dalam  jumlah  kecil  yaitu  kurang  dari  50  mg  atau  kurang  dari 50 bobot sediaan.
Masing-masing  sediaan  harus  memiliki  kandungan  zat  aktif  dalam kisaran  yang  sempit  sesuai  dengan  persyaratan  untuk  zat  aktif  tetentu  di  sekitar
label  klaim  Felton  2012.  Menurut  Farmakope  Indonesia  IV  1995,  tablet diltiazem  mengandung  diltiazem  hidroklorida  C
22
H
26
N
2
O
6
SHCl  tidak  kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket.
E. Uji Kadar Air