Gandjar  dan  Rohman,  2007.  Idealnya  suatu  detektor  yang  digunakan dalam  sistem  KCKT  harus  mempunyai  karakteristik  sebagai  berikut:
mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel, mempunyai sensitifitas  yang  tinggi  mampu  mendeteksi  solut  pada  kadar  yang  sangat
kecil,  stabil  dalam  pengoperasiannya,  mempunyai  sel  volume  yang  kecil sehingga  mampu  meminimalkan  pelebaran  pita,  sinyal  yang  dihasilkan
berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas, dan tidak peka  terhadap  perubahan  suhu  dan  kecepatan  alir  fase  gerak  Gandjar  dan
Rohman, 2007. f.
Data  sistem.  Alat  pengumpul  data  seperti  komputer,  integrator,  atau rekorder  dihubungkan  dengan  detektor.  Alat  ini  akan  mengukur  sinyal
elektronik yang dihasilkan oleh detektor lalu mem-plotkannya sebagai suatu kromatogram  yang  selanjutnya  dapat  dievaluasi  oleh  seorang  analis
pengguna Gandjar dan Rohman, 2007.
G. Validasi Metode Analisis
Validasi  metode  analisis  menurut  United  States  Pharmacopeia  USP dilakukan  untuk  menjamin  bahwa  metode  analisis  tersebut  akurat,  spesifik,
reprodusibel,  dan  tahan  pada  kisaran  analit  yang  akan  dianalisis.  Parameter- parameter validasi tersebut adalah:
1. Selektivitas
Selektivitas adalah kemampuan suatu metode analisis untuk mengukur zat  tertentu  yang  diinginkan  secara  cermat  dan  seksama  dengan  adanya
komponen lain  yang mungkin  ada pada matriks  sampel Harmita, 2004.  ICH
membagi  selektivitas  menjadi  dua  kategori,  yakni  uji  identifikasi  dan  uji kemurnian  atau  pengukuran  kadar.  Selektivitas  pada  uji  identifikasi
ditunjukkan  dengan  kemampuan  suatu  metode  analisis  untuk  membedakan antar  senyawa  yang  memiliki  struktur  molekul  yang  hampir  sama,  sedangkan
untuk  uji  kemurnian  dan  tujuan  pengukuran  kadar,  selektivitas  ditunjukkan oleh  daya  pisah  dari  dua  senyawa  yang  berdekatan  Gandjar  dan  Rohman,
2007.  Selektivitas  suatu  metode  analisis  untuk  penetapan  kadar  dapat diketahui  dari  nilai  resolusinya  Rs.  Menurut  Snyder  dkk.  2010,  nilai
resolusi yang dianjurkan adalah lebih dari atau sama dengan dua.
2. Linieritas
Linieritas  merupakan  kemampuan  suatu  metode  untuk  memperoleh hasil-hasil  uji  yang  secara  langsung  proporsional  dengan  konsentrasi  analit
pada  kisaran  yang  diberikan  Gandjar  dan  Rohman,  2007.  Linieritas  dapat dilihat  dengan  dua  cara,  yaitu  secara  evaluasi  langsung  pada  garis  persamaan
kurva baku dan secara statistika menggunakan regresi linier Ermer dan Miller, 2005. Linieritas dinyatakan dalam koefisien korelasi r. Suatu metode analisis
dikatakan linier apabila memenuhi persyaratan nilai r ≥ 0,99 Chan, Lam, Lee, dan Zhang , 2004.
3. Akurasi
Akurasi  merupakan  suatu  prosedur  analisis  yang  digunakan  untuk melihat  ketelitian  suatu  metode  analisis  atau  kesesuaian  antara  nilai  yang
diperoleh dari hasil analisis dengan nilai sebenarnya Ermer dan Miller, 2005. Akurasi  metode  analisis  dinyatakan  dengan  nilai  perolehan  kembali  persen
recovery .  Akurasi  dapat  ditentukan  dengan  dua  cara  yaitu  metode  simulasi
spiked-placebo  method  atau  metode  penambahan  baku  standard  addition method
Harmita,  2004.  Suatu  metode  memiliki  akurasi  yang  baik  apabila memiliki nilai persen recovery dalam rentang 80-110 untuk kadar analit 1-10
ppm  Gonzales  dan  Herador,  2007.  Kriteria  rentang  persen  recovery  yang diperbolehkan untuk penetapan akurasi ditunjukkan pada tabel I.
Tabel I. Kriteria rentang persen recovery yang diperbolehkan
Gonzales dan Herrador, 2007
4. Presisi