Validasi metode analisis Uji Keseragaman Kandungan

nilai linieritas yang baik, dinyatakan dalam koefisien korelasi r. Menurut Chan dkk. 2004, suatu metode dikatakan memiliki linieritas yang baik apabila nilai koefisien korelasi r ≥ 0,99. Data persamaan kuva baku diltiazem yang diperoleh disajikan pada tabel IV. Tabel IV. Data kurva baku diltiazem Konsentrasi seri baku µgml AUC 2 129426 4 430764 6 394044 8 470933 10 556663 12 684428 14 811360 16 861513 18 1014879 20 1163895 A 22277 B 55410 R 0,997 Persamaan kurva baku y = 55410x + 22277 Berdasarkan tabel IV persamaan kurva baku diltiazem yang diperoleh adalah y = 55410x-22277 dengan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,997 dan telah memenuhi persyaratan yaitu r ≥ 0,99 sehingga persamaan tersebut dapat digunakan untuk menghitung kadar diltiazem.

2. Validasi metode analisis

Tujuan dilakukan validasi metode analisis menurut United States Pharmacopeia USP adalah untuk menjamin bahwa metode analisis tersebut akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Parameter-parameter validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah akurasi, presisi, selektivitas, dan linieritas. a. Selektivitas. Selektivitas merupakan kemampuan suatu metode analisis untuk dapat memisahkan senyawa analit secara tepat dan spesifik dari senyawa-senyawa lain yang ada dalam sampel. Parameter selektivitas adalah resolusi Rs. Resolusi merupakan jarak antara dua peak yang saling berdekatan. Menurut Snyder dkk. 2010, suatu metode analisis dikatakan memiliki selektivitas yang baik apabila memiliki nilai resolusi ≥ 2. Nilai resolusi peak diltiazem dalam matriks sampel ditunjukkan pada tabel V dan gambar 6. Tabel V. Data nilai resolusi peak diltiazem dalam matriks sampel Tabel V menunjukkan rata-rata nilai resolusi peak diltiazem dalam sampel dari tiga kali replikasi adalah sebesar 3,164 dan nilai resolusi tersebut telah memenuhi persyaratan Rs ≥ 2. Hal ini menunjukkan bahwa metode KCKT yang digunakan memiliki selektivitas yang baik. Sampel Replikasi Replikasi 1 3,149 Replikasi 2 3,170 Replikasi 3 3,174 Rata-rata nilai resolusi 3,164 Gambar 6. Nilai resolusi peak diltiazem dalam matriks sampel Gambar 6 menunjukkan resolusi peak diltiazem dalam sampel adalah sebesar 3,149 dan menunjukkan bahwa peak larutan sampel diltiazem memiliki waktu retensi pada menit ke-4,631 sama dengan peak baku gambar 4, sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa yang terkandung dalam pulveres tersebut adalah diltiazem. b. Linieritas. Linieritas merupakan suatu metode validasi yang menunjukkan korelasi atau hubungan antara kosentrasi analit dengan respon yang dihasilkan. Linieritas suatu metode ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi r. Suatu metode dikatakan memiliki linieritas yang baik apabila nilai r ≥ 0,99 Chan dkk., 2004. Berdasarkan pembuatan kurva baku, nilai koefisien korelasi r yang diperoleh adalah 0,997 dan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu r ≥ 0,99. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode KCKT yang digunakan memiliki linieritas yang baik untuk digunakan dalam penetapan kadar diltiazem. Peak larutan baku diltiazem ditunjukkan pada waktu retensi 4,696 menit gambar 7. Gambar 7. Kromatogram baku diltiazem pada konsentrasi 12 ppm c. Presisi. Presisi merupakan ukuran yang menunjukkan kedekatan nilai data yang satu dengan data yang lain dalam suatu pengukuran pada kondisi analisis yang sama. Presisi dinyatakan sebagai simpangan baku relatif RSD atau koefisien variasi KV. Validasi presisi pada penelitian ini menggunakan parameter presisi intraday dan interday. Menurut Gonzales dan Herrador 2007, suatu metode analisis memiliki presisi yang baik apabila nilai KV ≥ 11,3 untuk kadar analit dalam matriks sampel kisaran 10 ppm. Hasil perhitungan KV pada presisi intraday dan presisi interday disajikan pada tabel VI. Tabel VI. Nilai KV presisi intraday dan interday n=3 Sampel Konsentrasi rata-rata µgmL Koefisien variasi Presisi Intraday Sampel tanpa adisi 6,2688 2,86 Sampel + adisi 4 µgmL 10,2144 0,97 Sampel + adisi 6 µgmL 12,0719 1,89 Sampel + adisi 8 µgmL 14,2758 3,01 Presisi Interday Sampel tanpa adisi 6,1389 2,71 Sampel + adisi 4 µgmL 9,9759 3,65 Sampel + adisi 6 µgmL 12,2294 1,62 Sampel + adisi 8 µgmL 14,4698 2,18 Nilai KV dari empat sampel yang diperoleh pada validasi presisi intraday dengan tiga kali replikasi berturut-turut adalah 2,86; 0,97; 1,89; dan 3,01 sedangkan nilai KV yang diperoleh pada pengujian presisi interday berturut-turut adalah 2,71; 3,65; 1,62; dan 2,18. KV yang diperoleh memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan nilai KV yang telah disyaratkan, maka dapat dikatakan bahwa metode KCKT yang digunakan memiliki presisi yang baik. d. Akurasi. Akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang sebenarnya Gandjar dan Rohman, 2007. Akurasi dinyatakan sebagai nilai recovery atau perolehan kembali. Metode penentuan recovery yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode penambahan baku standard addition. Menurut Gonzales dan Herrador 2007, suatu metode memiliki akurasi yang baik apabila memiliki nilai recovery antara 80,0-120,0 untuk kadar analit ≤ 10 ppm. Menurut ICH topik Q2R1 2005, untuk penetapan akurasi sebaiknya dilakukan minimal sembilan kali penetapan dengan level konsentrasi tertentu misalnya menggunakan tiga level konsentrasi yang berbeda dan masing-masing dilakukan tiga kali replikasi. Dalam penelitian ini, nilai persen recovery ditentukan dengan membuat empat larutan sampel yang konsentrasinya sama. Tiga larutan sampel masing-masing ditambahkan baku dengan tiga level konsentrasi yang berbeda yaitu 4, 6, dan 8 µgmL dan digunakan sebagai sampel adisi. Satu larutan sampel yang tersisa tidak ditambahkan baku dan digunakan sebagai larutan sampel tanpa adisi. Hasil perhitungan nilai persen recovery yang diperoleh dari replikasi sampel sebanyak tiga kali ditunjukkan pada tabel VII. Tabel VII. Nilai persen recovery intraday dan interday Sampel Kadar rata-rata µgmL Kadar baku terukur µgmL Kadar baku teoritis µgmL Recovery Intraday Sampel tanpa adisi 6,2688 - - - Sampel adisi 4 µgmL 10,2144 3,9456 4 98,64 Sampel adisi 6 µgmL 12,0719 5,8031 6 96,72 Sampel adisi 8 µgmL 14,2758 8,007 8 100,09 Interday Sampel tanpa adisi 6,1389 - - - Sampel adisi 4 µgmL 9,9759 3,837 4 95,92 Sampel adisi 6 µgmL 12,2294 6,0905 6 101,51 Sampel adisi 8 µgmL 14,4698 8,3309 8 104,14 Berdasarkan tabel VII dapat diketahui bahwa rentang nilai persen recovery intraday dan interday yang diperoleh berturut-turut yaitu 98,64- 100,09 dan 95,92- 104,14. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai persen recovery yang diperoleh telah memenuhi persyaratan yaitu 80,0-120,0 dan menunjukkan bahwa metode KCKT yang digunakan memiliki akurasi yang baik.

1. Penetapan kadar dan uji keseragaman kandungan