6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sediaan Pulveres
Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok
Syamsuni, 2006. Sediaan racikan pulveres yang dibagi tanpa penimbangan pembagiannya dilakukan paling banyak hanya 20 bungkus untuk menjamin
pembagian yang sama. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa bagian dengan cara penimbangan dan tiap bagian paling banyak menjadi
20 bungkus Anief, 2000. Sediaan racikan pulveres memiliki kualitas yang baik apabila memenuhi persyaratan yaitu kering, halus, homogen, seragam dalam
bobot, dan seragam dalam zat yang terkandung Syamsuni, 2006. Keuntungan bentuk sediaan pulveres antara lain lebih stabil
dibandingkan dengan bentuk sediaan cair, sesuai digunakan dalam peracikan dosis besar, dan memiliki kecepatan disolusi yang lebih cepat dibandingkan tablet atau
kapsul, sehingga absorbsinya lebih cepat. Selain beberapa keuntungan, pulveres juga memiliki beberapa kerugian, yaitu rasa tidak enak atau pahit yang tidak bisa
ditutupi dan tidak sesuai digunakan pada penghantaran obat yang dapat terinaktivasi di dalam cairan lambung atau dapat merusak dinding lambung
Aulton, 2002.
B. Diltiazem
Diltiazem gambar 1 merupakan zat penghambat kanal kalsium yang digunakan untuk terapi hipertensi dan semua bentuk angina pektoris dengan
mekanisme menghambat secara tidak selektif pada saluaran kalsium Ca
+
tipe L di pembuluh darah dan jantung. Efek yang ditimbulkan adalah menurunnya
resistensi vaskular, kecepatan jantung, dan kekuatan jantung yang menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen O
2
Katzung dkk., 2012.
Gambar 1. Struktur diltiazem Moffat, Osselton, dan Widdop, 2011
Diltiazem merupakan suatu senyawa berbentuk serbuk kristal atau kristal kecil, berwarna putih, dan tidak berbau. Diltiazem sangat larut dalam air,
kloroform, diklorometan, asam format, dan metanol, namun tidak larut dalam eter. Diltiazem memiliki titik lebur pada 207,5ºC sampai dengan 212,0ºC Moffat dkk.,
2011. Diltiazem memiliki panjang gelombang maksimum pada 240 nm, sehingga dapat dieteksi menggunakan detektor UV Sultana, Arayne, Shafi, dan Siddiqui,
2009.
C. Uji Keragaman Bobot