titrimetri atau sering disebut metode Karl Fischer Titration didasarkan pada reaksi secara kuantitatif air dengan larutan anhidrat belerang dioksida dan iodin dengan
adanya dapar yang bereaksi dengan ion hidrogen Huynh-Ba, 2009.
F. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
1. Definisi
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT atau biasa disebut dengan HPLC  High  Performance  Liquid  Chromatography  merupakan  teknik
pemisahan  yang  diterima  secara  luas  untuk  analisis  dan  pemurnian  senyawa tertentu  dalam  suatu  sampel  pada  sejumlah  bidang,  antara  lain  farmasi
lingkungan,  bioteknologi,  polimer,  dan  industri-industri  makanan.  KCKT merupakan  metode  yang  tidak  destruktif  dan  dapat  digunakan  baik  untuk
analisis  kualitatif  maupun  kuantitatif  Gandjar  dan  Rohman,  2007.  Tujuan analisis  menggunakan  KCKT  adalah  memisahkan  analit  dari  komponen  lain
dalam matriks sampel dan mendapatkan kuantifikasi  yang akurat  untuk  setiap analit Ahuja dan Dong, 2005.
Sistem  KCKT  akan  membawa  sampel  masuk  ke  dalam  kolom  oleh fase  gerak.  Proses  pemisahan  komponen  dalam  sampel  terjadi  karena  adanya
interaksi  yang berbeda antara komponen dalam sampel dengan fase gerak dan fase  diam  yang  berada  di  dalam  kolom  Harvey,  2000.  Salah  satu  metode
pemisahan  dari  KCKT  yang  biasanya  menjadi  pilihan  pertama  untuk pemisahan  dua  senyawa  dalam  matriks  sampel  adalah  sistem  KCKT  fase
terbalik  di  mana  pada  sistem  ini  fase  diam  yang  digunakan  memiliki  sifat kurang  polar  jika  dibandingkan  dengan  fase  geraknya.  Fase  diam  yang  sering
digunakan  adalah  C
8
atau  C
18
,  sedangkan  fase  gerak  yang  sering  digunakan dalam  sistem  ini  adalah  campuran  air  dengan  asetonitril  ACN  atau  metanol
MeOH.  Dibandingkan  dengan  KCKT  lain  fase  normal,  penukar  ion,  dan lainnya,  kromatografi  fase  terbalik  biasanya  lebih  mudah,  tahan,  dan  dapat
digunakan secara luas. Kolom yang digunakan pada kromatografi fase terbalik juga lebih efisien dan reprodusibel Snyder, Kirkland, dan Dolan, 2010.
2. Instrumentasi
Instrumentasi  KCKT  pada  dasarnya  terdiri  atas  delapan  komponen pokok  yaitu  wadah  fase  gerak,  sistem  penghantaran  fase  gerak,  alat  untuk
memasukkan sampel, kolom, detektor, wadah penampung buangan fase gerak, tabung  penghubung,  dan  suatu  perangkat  komputer  atau  integrator  atau
perekam  Gandjar dan Rohman, 2007.  Skema instrumen KCKT terlihat  pada gambar 2.
Gambar 2. Skema instrumen KCKT Ahuja dan Dong, 2005
a. Wadah  fase  gerak.  Wadah  fase  gerak  harus  bersih  dan  lembam  inert.
Wadah  pelarut  kosong  ataupun  labu  laboratorium  dapat  digunakan  sebagai wadah  fase  gerak.  Sebelum  digunakan,  fase  gerak  harus  di-degassing
terlebih dahulu untuk menghilangkan gelembung gas yang ada. Adanya gas
akan  berkumpul  menjadi  komponen  lain  terutama  di  pompa  dan  detektor sehingga  akan  mengacaukan  hasil  analisis.  Fase  gerak  juga  harus  disaring
terlebih  dahulu  untuk  menghindari  adanya  partikel-partikel  kecil.  Partikel kecil  ini  dapat  terkumpul  dalam  kolom  atau  dalam  tabung  yang  sempit,
sehingga dapat mengakibatkan kekosongan pada kolom atau tabung tersebut Gandjar dan Rohman, 2007.
b. Pompa.  Pompa  yang  digunakan  dalam  KCKT  harus  inert  terhadap  fase
gerak  yang  digunakan  dan  sebaiknya  mampu  memberikan  tekanan  sampai 5000  psi  serta  mampu  mengalirkan  fase  gerak  dengan  kecepatan  3
mLmenit.  Bahan  yang  sering  digunakan  untuk  pompa  adalah  gelas,  baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Tujuan penggunaan pompa adalah untuk
menjamin  proses  penghantaran  fase  gerak  berlangsung  secara  tepat, reprodusibel,  konstan,  dan  bebas  dari  gangguan  Gandjar  dan  Rohman,
2007. c.
Tempat  penyuntikan  sampel  injector.  Sampel-sampel  cair  dan  larutan disuntikkan  secara  langsung  ke  dalam  fase  gerak  yang  mengalir  dibawah
tekanan  menuju  kolom  menggunakan  alat  penyuntik  yang  terbuat  dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel
sample loop internal atau eksternal. Proses penyuntikan dilakukan dengan memutar  katup  sehingga  fase  gerak  mengalir  melewati  keluk  sampel  dan
mengalir  sampai  ke  kolom.  Kelebihan  sampel  akan  dikeluarkan  ke  wadah pembuangan  Gandjar  dan  Rohman,  2007.  Seiring  perkembangan  jaman,
tempat  penyuntikan  sampel  berkembang  menjadi  sistem  autosamplers.
Sistem  ini  memudahkan  pengguna  KCKT  untuk  mengatur  volume  yang akan  diinjeksikan  berdasarkan  program  yang  ada.  Sampel  dimasukkan  ke
dalam  vial,  kemudian  diletakkan  pada  rak  autosamplers  Kazakevich  dan LoBrutto, 2007.
d. Kolom.  Ada  dua  jenis  kolom  pada  KCKT,  yaitu  kolom  konvensional  dan
kolom mikrobor. Kolom pada KCKT biasanya berisi fase diam berupa silika yang  dimodifikasi  secara  kimiawi,  silika  yang  tidak  dimodifikasi  atau
polimer-polimer stiren, dan divinil benzene. Oktadesil silika ODS atau C
18
merupakan  fase  diam  yang  paling  banyak  digunakan  karena  mampu memisahkan  senyawa-senyawa  dengan  kepolaran  yang  rendah,  sedang,
maupun  tinggi  Gandjar  dan  Rohman,  2007.  Proses  pemisahan  antar komponen  dalam  sampel  terjadi  pada  kolom  KCKT.  Pemisahan  terjadi
berdasarkan interaksi antara komponen dalam sampel dengan fase gerak dan fase diam. Komponen sampel yang bersifat polar akan terelusi lebih dahulu
dan komponen dalam sampel yang bersifat nonpolar akan terelusi lebih lama dari  kolom  KCKT  fase  terbalik.  Hal  ini  disebabkan  interaksi  antara
komponen  polar  dalam  sampel  dengan  fase  diam  lemah  sehingga  lebih terbawa  fase  gerak,  sedangkan  interaksi  antara  komponen  nonpolar  dalam
sampel dengan fase diam lebih kuat sehingga lebih sukar terbawa fase gerak Snyder dkk., 2010.
e. Detektor. Detektor yang paling banyak digunakan untuk analisis di bidang
farmasi  adalah  detektor  ultraviolet-visibel  UV-Vis  karena  kebanyakan senyawa  obat  mempunyai  struktur  yang  dapat  menyerap  sinar  UV-Vis
Gandjar  dan  Rohman,  2007.  Idealnya  suatu  detektor  yang  digunakan dalam  sistem  KCKT  harus  mempunyai  karakteristik  sebagai  berikut:
mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel, mempunyai sensitifitas  yang  tinggi  mampu  mendeteksi  solut  pada  kadar  yang  sangat
kecil,  stabil  dalam  pengoperasiannya,  mempunyai  sel  volume  yang  kecil sehingga  mampu  meminimalkan  pelebaran  pita,  sinyal  yang  dihasilkan
berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas, dan tidak peka  terhadap  perubahan  suhu  dan  kecepatan  alir  fase  gerak  Gandjar  dan
Rohman, 2007. f.
Data  sistem.  Alat  pengumpul  data  seperti  komputer,  integrator,  atau rekorder  dihubungkan  dengan  detektor.  Alat  ini  akan  mengukur  sinyal
elektronik yang dihasilkan oleh detektor lalu mem-plotkannya sebagai suatu kromatogram  yang  selanjutnya  dapat  dievaluasi  oleh  seorang  analis
pengguna Gandjar dan Rohman, 2007.
G. Validasi Metode Analisis