c. Penetapan  kadar  dan  uji  keseragaman  kandungan.  Sebanyak  10  µL
larutan  sampel  yang  telah  disaring  dan  di-degassing,  diinjeksikan  pada sistem  KCKT  fase  terbalik  yang  telah  dioptimasi.  Replikasi  dilakukan
sebanyak  tiga  kali  untuk  setiap  bungkus  pulveres.  Pengujian  dilakukan terhadap  sembilan  bungkus  pulveres  dengan  zat  aktif  diltiazem  dan
klobazam  yang  diambil  di  rumah  sakit  X  dengan  waktu  pengambilan yang berbeda.
4. Uji kadar air
Uji kadar air dilakukan terhadap enam bungkus pulveres untuk setiap waktu  pengambilan  dengan  menggunakan  moisture  analyzer.  Tiga  serbuk
pulveres  yang  baru  diambil  masing-masing  digerus  dalam  mortir  dan  stamper kemudian  dimasukkan  ke  dalam  alat  sebanyak  lebih  kurang  100,0  mg.  Suhu
alat  diatur  pada  120˚C  dan  waktu  pengeringan  diatur  selama  90  detik.  Nilai persen  moisture  content  yang  ditampilkan  pada  alat  dicatat  sebagai  kadar  air
sebelum  penyimpanan.  Penyimpanan  dilakukan  selama  10  hari  pada  suhu ruangan, kemudian pengujian yang sama dilakukan terhadap tiga bungkus sisa
dan dicatat sebagai kadar air setelah penyimpanan.
F. Analisis Hasil
1. Uji keragaman bobot
Keragaman bobot pulveres ditentukan dari nilai koefisien variasi KV. Sediaan racikan pulveres dikatakan memiliki bobot yang seragam apabila nilai
KV  ≤  10  dan  seluruh  sampel  pulveres  yang  diuji  memiliki  bobot  dalam rentang 90 hingga 110 dari yang tertera pada etiket.
2. Validasi metode analisis
Validasi  metode  analisis  yang  digunakan  dalam  penetapan  kadar diltiazem pada penelitian ini dapat ditentukan berdasarkan parameter berikut:
a. Selektivitas. Selektivitas ditentukan dengan menghitung nilai resolusi antara
dua peak yang saling berdekatan dari kromatogram larutan sampel. Menurut Snyder dkk.
2010, nilai resolusi yang baik adalah ≥ 2. Nilai resolusi dapat dihitung menggunakan rumus:
Rs = ............................................  1
Keterangan: Rs  = resolusi
t
R1
= waktu retensi puncak kedua t
R2
= waktu retensi puncak pertama W
b2
= lebar puncak kedua W
b1
= lebar puncak pertama b.
Linieritas.  Linieritas  dinyatakan  dengan  nilai  koefisien  korelasi  r  yang menunjukkan  korelasi  antara  konsetrasi  seri  baku  diltiazem  dengan  Area
Under  Curve AUC.  Menurut  Chan  dkk.  2004,  suatu  metode  memiliki
linieritas yang baik apabila nilai r ≥ 0,99. c.
Akurasi.  Akurasi  metode analisis dinyatakan dalam  nilai  persen  perolehan kembali  persen  recovery.  Suatu  metode  dikatakan  memiliki  akurasi  yang
baik  jika  nilai  persen  recovery  terletak  pada  rentang  80-120  untuk  kadar analit ≤ 10 ppm  Gonzales  dan Herrador, 2007. Rumus perhitungan nilai
persen recovery adalah: Persen recovery =
x 100 ....................  2
d. Presisi.  Presisi  dinyatakan  dengan  simpangan  baku  relatif  RSD  atau
koefisien variasi  KV.  Suatu  metode dikatakan memiliki presisi  yang baik apabila nilai KV
≤ 11,3 untuk kadar analit 10 ppm Gonzales dan Herrador 2007. Nilai KV dapat dihitung menggunakan rumus:
KV = × 100  ...........................................................  3
Keterangan: s = standar deviasi
= konsentrasi rata-rata sampel
3. Uji keseragaman kandungan