commit to user
71
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokerasi bertujuanuntuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode-t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya.
Tabel 4.19 Hasil Uji Autokorelasi Sektor Industri Barang Konsumsi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
-.23721 Cases Test Value
13 Cases = Test Value
13 Total Cases
26 Number of Runs
16 Z
.600 Asymp. Sig. 2-tailed
.548 a. Median
Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa nilai signifikansi 0,548 0,05 atau tidak signifikan sehingga tidak terdapat autokorelasi atau lolos uji
autokorelasi.
commit to user
72
c. Ujian Heterokedastisitas
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sektor Industri Barang Konsumsi
Terlihat pada tampilan grafik scatterplot bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nolpada sumbu Y. Hal ini
dapatdisimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
commit to user
73
d. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinieritas Sektor Industri Barang Konsumsi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-4.395 5.352
-.821 .421
LnROA -.632
.246 -.493
-2.564 .019
.674 1.485
LnUkuranPersh .122
.174 .130
.704 .489
.734 1.362
LnCR -.127
.342 -.073
-.372 .714
.646 1.548
LnStrukturAtv -.140
.321 -.075
-.436 .667
.851 1.175
LnPertumPersh .857
.288 .516
2.974 .008
.829 1.206
a. Dependent Variable: LnStrukturModal
Hasil output SPSS diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance
lebih dari 0,1 maka dapat dinyatakan bahwa model tersebut terbebas dari multikolinieritas.
commit to user
74
4.2.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Proses perhitungan dalam analisis regresi linear berganda menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 17 for Windows. Hasil analisis regresi
sebagai berikut :
Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sektor Industri Barang Konsumsi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -4.395
5.352 -.821
.421 LnROA
-.632 .246
-.493 -2.564
.019 LnUkuranPersh
.122 .174
.130 .704
.489 LnCR
-.127 .342
-.073 -.372
.714 LnStrukturAtv
-.140 .321
-.075 -.436
.667 LnPertumPersh
.857 .288
.516 2.974
.008 a. Dependent Variable: LnStrukturModal
Hasil pengolahan komputer dapat diketahui persamaan koefisien regresi linier berganda yang diperoleh adalah sebagai berikut :
LnStrukturModal = -4,395 – 0.632LnROA + 0,122LnUkuranPersh
- 0,127LnCR
– 0,140LnTrukturAktv +
0,857LnPertumPersh + µ Persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
α = -4,395. Apabila variabel ROA, Ukuran Perusahaan, CR, Struktur Aktiva dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dianggap konstan atau
commit to user
75 nol, maka Struktur Modal pada industri dasar kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009 negatif. β
1
= - 0,632. Variabel ROA memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,632. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien
regresi variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan ROA sebesar 1 akan menurunkan Struktur Modal sebesar 0,632 atau
63,2. β
2
= 0,122. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,122. Hal ini mengandung arti bahwa apabila
nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan Ukuran Perusahaan sebesar 1 akan menaikkan Struktur
Modal sebesar 0,122 atau 12,2. β
3
= - 0,127. Variabel CR memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,127. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien
regresi variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan CR sebesar 1 akan menurunkan Struktur Modal sebesar 0,127 atau
12,7. β
4
= - 0,140. Variabel Struktur Aktiva memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,140. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai
koefisien regresi variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan struktur aktiva sebesar 1 akan menurunkan Struktur Modal sebesar
0,140 atau 14.
commit to user
76 β
5
= 0,857. Variabel Tingkat Pertumbuhan Perusahaan memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,857. Hal ini mengandung arti bahwa
apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan sebesar 1 akan
menaikkan struktur modal sebesar 0,857 atau 85,7. Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa variabel Tingkat
Pertumbuhan Perusahaan mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur dalam sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Hal ini karena variabel tingkat pertumbuhan mempunyai koefisien regresi yang
paling tinggi yaitu sebesar 0,857.
4.2.3.3 Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi R