BAB 2 TINJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Caring
2.1.1.
Pengertian Caring
Caring sebagai esensi pertanggungjawaban dalam hubungan antara perawat- klien, dimana perawat membantu partisipasi klien, membantu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kesehatan Watson, 1979. Lebih lanjut Leininger 1979 dalam George J.B, 2002 menjelaskan Caring adalah kegiatan
langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau membolehkan individu atau kelompok melalui antisipasi bantuan untuk meningkatkan kondisi individu atau
kehidupan. Caring adalah sebagai cara memelihara untuk berhubungan dengan orang lain, terhadap tanggung jawab pada suatu pekerjaan yang akan dinilai oleh
orang lain Tomey Alligood, 2006. Caring adalah aspek sentral dari keperawatan, caring diidefintifikasikan sebagai carative behavior, seperti
mengembangkan trust, menyediakan dukungan, membantu pemenuhan kebutuhan manusia Watson,1979. Caring lebih dari sekedar melakukan prosedur
keperawatan, caring merupakan sikap memelihara dan membantu orang lain Ann G, 2004.
2.1.2. Asumsi Dasar Caring dalam Keperawatan Menurut Watson 1979, banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar caring
keperawatan, adapun asumsi dasar dalam keperawatan tersebut yaitu caring hanya bisa didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
Universita Sumatera Utara
interpersonal, caring terdiri dari caractiv factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia, caring efektif meningkatkan kesehatan dan
pertumbuhan individu dan keluarga, respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian,
lingkungan caring adala sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan
yang terbaik bagi dirinya saat itu, dan caring lebih komplek dari pada curing, caring lebih bersifat healthgenic menyehatkan dari pada curing mengobati,
praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan. 2.1.3.
Perilaku Caring Caring Behavior Godkin dan Godkin, 2004 menjelaskan bahwa perilaku caring sebagai
usaha perawat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu diperlihatkan adanya nursing presence
keberadaan perawat. Duffy 1993 dalam Watson 2008, mengembangkan instrumen Caring Behavior Tools CAT Admin berdasarkan 10 caractive factors.
Adapun 10 caractive factors dimaksud adalah : Membentuk sistem nilai humanistic-altruistic
The formation of a humanistic-altruistic system of values.
Nilai humanistic-altruistic merupakan nilai yang mendasari caring. Pemberian asuhan keperawatan berdasarkan nilai-
nilai kemanusiaan humanistic dan perilaku mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi altruistic Tomey Alligood, 2006. Hal ini
dapat dikembangkan melalui pemahaman nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan, interaksi dan kultur serta pengalaman pribadi Asmadi, 2008. Nilai
Universita Sumatera Utara
humanistic serta perilaku altruistic dapat dikembangkan melalui peningkatan kesadaran dan pandangan seseorang terhadap keyakinan, dan nilai-nilai
Perilaku kepala ruangan dalam menerapkan humanisic-altruistic adalah memanggil nama staf perawat dengan hormat dengan nama panggilan sehari-hari
yang disenangi, merespon panggilan staf perawat dengan cepat walaupun sedang sibuk, mendengarkan dan memperhatikan keluhan dan kebutuhan staf perawat,
bersikap hormat dan sabar menghadapi perawat, menghargai dan menghormati pendapat staf perawat, membimbing sataf perawat selama supervisi keperawatan
Nurachmah,2011, Potter Perry,2009 ; Muhlisin,2008. Watson,1979.
Menanamkan Keyakinan harapan the instillation of faith-hope merupakan carative factors kedua adalah kemampuan manager untuk
menanamkan dalam diri staf perawat rasa keyakinan-harapan selama memberikan perawatan pada klien diantaranya dalam menerima informasi dari kepala ruangan
sebelum melakukan tindakan keperawatan pada klien
Perilaku kepala ruangan yang mencerminkan faktor kepercayaan dan harapan adalah memberikan informasi pada staf perawat tentang tindakan
keperawatan dan pengobatan yang akan diberikan pada klien, memotivasi perawat selama memberikan asuhan keperawatan pada klien, dan memberitahu perawat
untuk memenuhi keinginan klien terhadap alternatif tindakan keperawatan dan Watson,1979. Caractive
factors ini erat kaitannya dengan caractive factors yang pertama yaitu nilai humanistic-altruistic.
Universita Sumatera Utara
pengobatan untuk meningkatkan kesehatan klien selama tidak bertentangan dengan penyakit dan kesembuhan klien Nurachmah,2011.
Meningkatkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain the cultivation of sensitivity to one’s self and others. Seorang manager perawat
dituntut mampu meningkatkan sensitivitas terhadap dirinya dan orang lain Tomey Alligood, 2006. Perawat harus mampu meningkatkan sifat sensitif
sehingga staf perawat merasa diterima dan diperhatikan Watson, 1979. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
mencerminkan faktor sensitif adalah kepala ruangan belajar menghargai kesensitifan dan perasaan perawat, sehingga perawat dapat menjadi sensitif,
bersikap wajar pada kepala ruangan, menunjukkan sikap penuh kesabaran dalam menghadapi keluhan staf perawat, selalu siap membantu staf perawat bila
dibutuhkan Membantu menumbuhkan hubungan saling percaya
the development of a helping-trustrelationship.
Hubungan saling percaya antara manager perawat dan staf perawat akan meningkatkan penerimaan terhadap perasaan positif dan negatif
antara manager perawat dan staf perawat Tomey Alligood, 2006. Ciri-ciri hubungan saling percaya adalah harmonis, empati dan hangat, perawat
menunjukkan sikap empati dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan klien dan sikap hangat dengan menerima orang lain secara posistif Asmadi, 2008.
Potter Perry, 2009 ; Watson, 1979.
Perilaku kepala ruangan yaitu mencerminkan faktor saling percaya dan saling membantu adalah memberikan informasi jujur, memperhatikan sikap
empati dengan hangat pada perawat, mempertahankan kontak mata saat
Universita Sumatera Utara
berinteraksi dengan perawat, menjelaskan tentang peran perawat, meyakinkan perawat bahwa kepala ruangan selalu siap untuk membantu staf perawat jika ada
permasalahan selama memberikan asuhan keperawatan pada klienNurachmah, 2001; Potter Perry, 2009; Muhlisin, 2008.
Mengembangkan dan menerima ekspresi perasaan posistif dan negative the promotion and acceptance of the Expression of positivenegativefeelings.
Yaitu kemampuan perawat menerima perasaan klien dan memahami perilaku mereka dan mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi ekspresi perasaan
positif dan negative perawat dengan cara memahami ekspansi perawat secara emosional maupun intelektual dalam situasi yang berbeda Tomey Alligood,
2006. Perilaku kepala ruangan terhadap perawat yang mencerminkan faktor
menerima ekspresi perasaan positf dan negatif adalah menyediakan waktu dan hadir didekat perawat untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan
positif dan negatif staf perawat, mendengarkan keluhan staf perawat dengan sabar, memotivasi staf perawat untuk mengungkapkan perasaannya Potter
Perry, 2009. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan the systematic use of the sciencetific problem solving method for decision making. Perawat menggunakan proses keperawatan yang
sistematis dan teroganisasi sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan untuk menyelesaikan masalah klien Watson, 1979. Metode pemecahan masalah ilmiah
Universita Sumatera Utara
merupakan metode yang member kontrol dan prediksi serta memungkinkan untuk koreksi diri Asmadi, 2008.
Perilaku kepala ruangan yang mencerminkan faktor pemecahan masalah yang sistematis ini adalah kepala ruangan mensuperivisi staf perawat dalam
melakukan pengkajian, menetukan diagnose keperawatan, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
masalah klien, melibatkan klien dan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan Muhlisin, 2008; Nurachmah, 2001.
Meningkatkan proses pembelajaran interpersonal The Promotion of
interpersonal Teaching-learning. adalah caractive factors yang meliputi proses
yang terlibat di dalamnya baik manager perawat maupun orang lain. Faktor ini adalah konsep yang penting dalam keperawatan, karena merupakan faktor utama
ketika seseorang berusaha mengontrol kesehatan mereka sendiri setelah mendapatkan sejumlah informasi kesehatan mereka sendiri setelah mendapatkan
sejumlah informasi tentang kesehatannya Watson, 1979. Perawat memberikan informasi pada klien dan klien diberi tanggung jawab dalam proses kesehatannya
dan kesejateraannya. Perawat memfasilitasi porses ini dengan tehnik belajar mengajar yang bertujuan untuk memberikan kesempatan klien dalam memenuhi
kebutuhan dirirnya dan memberikan kesempatan pada klien untuk perkembangan pribadinya Tomey Alligood, 2006.
Perilaku kepala ruangan yang mencerminkan faktor proses belajar mengajar ini adalah menetapkan kebutuhan personal staf perawat selama
memberikan pengetahuan pendidikan kesehatan kepada klien, memberikan
Universita Sumatera Utara
asuhan mandiri yaitu dengan mengajarkan cara memenuhi kebutuhan diri klien secara mandiri sesuai dengan kemampuan klien
Menciptakan suasana suportif, korektif, dan protektif terhadap mental, fisik, sosiokultural, dan spiritual
the provision for a supportive,protective,and or corrective mental, physical,sociocultural and spiritual environment.
Potter Perry, 2009.
Merupakan kemampuan perawat untuk menciptakan lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit individu, seperti
menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan keleluasan pribadi pada klien Watson, 1979. Perawat dapat memberi dukungkan situasional, membantu
individu mengembangkan persepsi yang lebih akurat, serta member informasi sehingga klien dapa mengatasi masalahnya Tomey Alligood, 2006.
Perilaku kepala ruangan yang mendukung adalah kepala ruangan mengajarkan staf perawat untuk mengenali pengaruh lingkungan internal dan
eksternal klien terhadap kesehatan dan kodisi penyakitnya, memfasilitasi klien untuk bertemu dengan pemuka agama bila klien membutuhkan, membantu untuk
menjalankan ibadahkegiatan agamnya, memotivasi klien untuk berdoa, membantu menghubungi keluarga yang dibutuhkan
Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia Assitance with the
gratification of human need. Muhlisin, 2008; Nurachmah,
2001.
Perawat meyakini kebutuhan biophysical,psychophysical, psychosocial, dan interpersonal klien. Kebutuhan
biophysical seperti makan, eliminasi dan ventilasi. Kebutuhan psychophysical seperti kemapuan aktivitas dan seksualitas. Kebutuhan psychosocial seperti
Universita Sumatera Utara
prestasi dan afiliasi. Kebutuhan intrapersonal seperti aktualisasi diri. Perawat membantu klien dengan senang hati ketika klien kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya Watson, 1979. Perilaku kepala ruangan yang mencerminkan faktor membantu dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia ini adalah memotovasi dan mensupervisi staf perawat dalam membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan
nutrisi, eliminasi, hygiene, memperhatikan kenyamanan dan keamanan lingkungan klien, sering mengunjungi klien, mengobservasi kondisi kesehatan dan
kebutuhan klien secara teratur Menghargai kekuatan eksternal yang ada dalam kehidupanan pikiran
the allowance for existentialphenomenological dimensions.
P Muhlisin, 2008; Nurachmah, 2001.
erawat membantu klien untuk mengerti kehidupan dan kematian, sehingga dapat membantu klien
dalam menentukan koping yang baik dalam menghadapi situasi yang berhubungan dengan penyakitnya Watson, 1997 ; Tomey Alligood, 2008.
Perilaku kepala ruangan selama berinteraksi dengan staf perawat yang mencerminkan faktor kekuatan eksistensial- fenomenologis adalah mengajarkan
dan memotivasi staf perawat dalam memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk melakukan kegiatan spiritual untuk penyembuhan, staf perawat
memfasilitasi klien dan keluarga untuk melakukan alternatif sesuai pilihannya yang tidak bertentangan dengan kondisi kesehatan dan penyakitnya serta sesuai
persetujuan medis, memotivasi klien untuk berserah diri pada Tuhan YME, menyiapkan klien dan keluarga saat menghadapi fase berduka Muhlisin, 2008;
Nurachmah, 2001.
Universita Sumatera Utara
2.2. Konsep Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan