Gaya Kepemimpinan Tranformsional PEMBAHASAN

kepemimpinan merupakan aplikasi dari kemampuan seorang pemimpin, sebagaimana yang dinyatakan oleh Davis 1995 dalam Usman, 2010, bahwa gaya kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Menurut Anderson 1998. Banyak gaya kepemimpinan yang diterapkan, namun masing-masing gaya kepemimpinan tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun menurut Bass 1985 ada dua gaya yang sering digunakan yaitu Transformasional dan Transaksional.

5.3 Gaya Kepemimpinan Tranformsional

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sebagian besar kepala ruang lebih dominan gaya kepemimpinan Transformasional. Secara konseptual, kepemimpinan transformasional di definisikan sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi Avolio Bass, 1995. Universita Sumatera Utara Penelitian Al hussaini 2008, menyatakan perawat yang bekerja dengan manager yang menggunakan kepemimpinan transformasional cenderung meningkatkan kepuasaan kerja bawahannya Disamping itu pemimpin transformasional berusaha mengembangkan bawahan agar mereka juga menjadi pemimpin. Penelitian Anderson 1998, pola perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap bawahannya dalam membentuk nilai- nilai dan keyakinan untuk menjacapai tujuan organisasi. Lebih lanjut Bass 1985, mengemukakakan bahwa pemimpin transformasional adalah seseorang yang mampu meningkatkan motivasi dan komitmen bawahan. Hasil penelitian didapatkan nilai signifikan antara umur dengan gaya kepemimpinan transformasional, yang artinya tidak ada hubungan signifikan antara umur dengan gaya kepemimpinan transformasional yang dominan digunakan kepala ruangan. Sedangkan dari karakteristik pendidikan terdapat dari hasil uji anova didapatkan hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan gaya kepemimpinan transformasional. lebih banyak menerapkan gaya kepemimpinan transformasional ini dikarenakan kepala ruangan tidak hanya berorientasi pada otoritas birokrasi dan tidak mengandalkan pada system pemberian penghargaan dan hukuman, tetapi lebih memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab lebih dari yang diharapkan. Kepala ruangan juga menyadari bahwa mereka mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Universita Sumatera Utara Secara rinci juga dapat terlihat bahwa sebagian besar perawat pelaksana menyatakan kepala ruangan mengutamakan pentingnya memiliki rasa pencapaian tujuan yang sama. Ini menandakan bahwa kepala ruangan memberikan rangsangan akan pentingnya mencapai tujuan organisasi yang merupakan tujuan dari seluruh anggota organisasi tersebut. Dalam gaya kepemimpinan transformasional hal ini termasuk kedalam dimensi inspirational motivation motivasi inspirasi. Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan entusiasme dan optimism Avolio Bass,1985 Item berikutnya yang mendapatkan skor yang tertinggi adalah menghabiskan waktu mengajar dan melatih dan mengungkapkan keyakinan bahwa tujuan akan tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa kepala ruangan komimen untuk meluangkan waktu sebanyak-banyaknya untuk kepentingan organisasi dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat pelaksana. Disamping itu kepala ruangan juga memotivasi para bawahan dengan membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil suatu pekerjaan, mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi dari pada diri sendiri, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Universita Sumatera Utara Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memotivasi bawahannya sehingga tujuan organsasi tercapai. Motivasi ini sangat penting untuk memacu semangat kerja bawahan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rosidah 2009 bahwa motivasi merupakan proses pemberian dorongan kepada bawahannya supaya dapat bekerja sesuai tanggungjawab yang diembannya guna mencapai tujuan organisasi secara optimal. Disamping itu, dari jawaban responden juga diketahui bahwa kepala ruangan cukup sering berbicara dengan antusias tentang apa yang harus dituntaskan dan mengungkapkan keyakinan bahwa tujuan akan tercapai. Ini menandakan bahwa kepala ruangan sangat optimis dan serius dengan pencapaian tujuan yang ingin dicapai. Optimisme dan keseriusan kepala ruangan ini akan meningkatkan semangat kerja perawat pelaksanan. Dengan demikian akan tercipta kreativitas dan inovasi dari perawat pelaksana untuk mencapai tujuan bersama. Oleh sebab itu kepemimpinan transformasional ini perlu ditingkatkan dalam menjalankan sebuah organisasi. Kepala ruangan harus memahami pentingnya melakukan perubahan-perubahan terutama perubahan perilaku pemimpin sendiri mengingat pemimpin adalah role model bagi bawahannya. Berkaitan dengan gaya kepemimpinan ini, Stephen 2006 menyatakan bahwa pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang di individualkan, dan yang memiliki karisma. Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan Universita Sumatera Utara memberi kepercayaan kepada para bawahannya untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi- strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasional.

5.4 Gaya Kepemimpinan Transaksional